Ada Penyuluhan Jantung Dalam Giat Posbindu PTM di Desa Sidorahayu

Giat Posbindu PTM yang keempat semenjak pelatihan di Hotel Ollino Garden Malang di Desa Sidorahayu ini sedikit berbeda dengan giat-giat Posbindu sebelumnya. Yang membedakan giat hari ini adalah adanya penyuluhan jantung dalam giat Posbindu PTM yang dilakukan oleh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Jurusan Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah.

Giat Posbindu PTM dan penyuluhan jantung diadakan di Pendopo Balai Desa Sidorahayu yang beralamatkan di Jalan Kresna No. 1 Dusun Niwen RT 12 RW 03 Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (24/04/2021).

PPDS FKUB, Dinkes, Puskesmas, Ponkesdes, dan kader SMARThealth

Warga yang hendak memeriksakan diri dalam giat Posbindu PTM kali ini harus bersabar sedikit karena mereka dihimbau untuk mengikuti penyuluhan jantung terlebih dahulu. Jadi, kendati layanan giat Posbindu PTM telah dibuka pada pukul 08.30 WIB, namun warga dipersilakan duduk di kursi yang telah disediakan oleh penyelenggara giat tersebut sambil menunggu warga yang lainnya.

Acara penyuluhan jantung dimulai pada pukul 09.43 WIB dengan diawali kata pembuka dari staf PTM Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Kristina Dewi, A.Md. Keb., dan diteruskan dengan pemaparan materi pertama dengan judul “Penyakit Jantung Koroner“. Pemateri pertama dalam penyuluhan ini adalah dr. Teguh Aryanugraha yang dalam kesehariannya bertugas di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang (RSSA).

Sambutan dari Dinkes Kabupaten Malang

Dalam penyuluhan itu, dr. Teguh Aryanugraha menyebutkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia. Ada 7 juta lebih kematian yang diakibatkan oleh PJK. PJK ini terjadi karena ada penyempitan arteri koroner akibat adanya plak aterosklerosis. Plak ini jika pecah akan menyebabkan bekuan darah sehingga aliran darah pada arteri koroner terhenti atau kerap disebut dengan sindrom koroner akut (SKA).

Lebih lanjut, dr. Teguh Aryanugraha menjelaskan bahwa ada 2 macam faktor risiko kardiovaskular, yaitu yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Yang dapat dimodifikasi (Modifiable Risk Factors) adalah merokok, dyslipidemia, hipertensi, diabetes mellitus, sindrom metabolik, dan kurang aktivitas fisik. Sedangkan, yang tidak dapat dimodifikasi (Non-Modidiable Risk Factors) meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.

Penyuluhan Penyakit Jantung Koroner

Usai penyuluhan, dr. Teguh Aryanugraha memberi kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya. Ada tiga penanya yang mengajukan kepada dr. Teguh seputar masalah jantung seperti faktor risikonya dan ada pula yang tertarik menanyakan perihal pemasangan ring. Semua pertanyaan tersebut dijawab oleh dr. Teguh Aryanugraha dengan penjelasan-penjelasan tambahan agar supaya penanya benar-benar mengerti.

Pukul 10.20 WIB, acara dilanjutkan dengan penyuluhan yang kedua oleh dr. Gallusena Erickatulistiawan dengan materi “Aplikasi Detak“. Menurut dr. Eric, panggilan akrab dr. Gallusena Erickatulistiawan, aplikasi Detak ini bertujuan memudahkan pasien /keluarga dan tenaga kesehatan dalam mengenali nyeri dada karena penyakit jantung dan mengarahkan pasien agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keluhan.

Penyuluhan Aplikasi Detak

Sehingga sudah sepantasnya, peserta penyuluhan yang memiliki masalah dengan jantung atau ada keluarga yang mengalami masalah jantung perlu menginstal aplikasi temuan dari FKUB ini di handphone androidnya. Aplikasi bisa diunduh secara gratis dari Play Store.

Aplikasi ini merupakan terobosan digital untuk memotong jalur registrasi pasien jantung, sehingga pasien bisa tertolong atau tertangani dengan cepat. Kegawatan biar menjadi simple dalam penanganannya.

Meja pendaftaran

Kemudian dr. Eric mempersilakan seorang peserta penyuluhan untuk maju ke depan guna diajari cara melakukan instalasi aplikasi Detak ke dalam handphonenya, dan sekaligus mengajari bagaimana mengoperasikannya. Sedangkan, peserta penyuluhan yang lainnya akan dibantu oleh dr. Teguh Aryanugraha dalam menginstal aplikasi Detak.

Pukul 10.43 WIB, acara penyuluhan berakhir, dan dilanjutkan dengan foto bersama dengan kedua dokter yang memberikan penyuluhan tersebut. Setelah itu, kedua dokter tersebut berpamitan untuk kembali ke Malang.

Meja pemeriksaan

Usai penyuluhan, peserta yang hadir dalam penyuluhan bisa melanjutkan pemeriksaan dari meja yang satu ke meja yang lainnya hingga tuntas setelah mengisi buku daftar hadir. Ada 4 kader SMARThealth yang bertugas dalam memberikan layanan dalam giat Posbindu PTM yang diselenggarakan di Pendopo Balai Desa Sidorahayu ini, yaitu Sri Marianah, Sumartiani, Beny Yuliaty, dan Sri Ribut.

Kader Sri Marianah telah melakukan pendaftaran warga yang memeriksakan diri dalam giat Posbindu PTM sebelum penyuluhan jantung di mulai, dan kemudian standby di meja pendaftaran untuk mengantisipasi warga yang hadir setelah penyuluhan.

Meja konseling

Sedangkan, mereka yang telah mendaftarkan diri usai penyuluhan langsung melanjutkan periksa ke meja berikutnya. Mereka akan dilayani pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut oleh kader Sumartiani yang merangkap pengukuran tekanan darah.

Setelah warga mendapatkan layanan antropometri, mereka akan menuju ke meja pengukuran tekanan darah. Hasilnya akan dicatatkan di dalam Form Skrining PTM, sama halnya dengan hasil pengukuran antropometri tadi.

Tempat duduk diberi jarak

Dari meja pengukuran tekanan darah, warga bergeser ke sebelah timur untuk mendapatkan layanan pengukuran gula darah, kolesterol maupun asam urat dari kader Beny Yuliaty. Hasil pengukurannya dituliskan dalam Form Skrining PTM.

Selesai melakukan pemeriksaan laborat ringan itu, warga akan diwawancarai oleh kader Sri Ribut dengan Tablet Samsung Galaxy Tab A yang berisi aplikasi eKader. Kader tersebut akan menanyakan sesuai pertanyaan yang ada dalam aplikasi tersebut.

Usai diwawancarai, warga akan menuju ke meja konseling sambil membawa Form Skrining PTM tersebut. Di meja konseling itu ada dr. Yuanita Faradiba dari Puskesmas Wagir yang siap memberikan diagnosa maupun konseling dari hasil pengukuran sebelumnya yang ada di Form Skrining PTM. Warga boleh menyampaikan keluhan terkait yang dirasakan dalam fisiknya itu. Jika dalam diagnosa itu warga terindikasi memiliki risiko tinggi (highrisk), dokter akan meresepkan obat yang diambil di meja sampingnya.

Di meja obat itu, ada perawat Dimas Kurniawan, A.Md. Kep yang siap memberikan obat sesuai yang dituliskan oleh dokter kepada warga yang memiliki risiko tinggi tadi. Di meja itu juga terlihat hadir juga pemegang program PTM Puskesmas Wagir Fenny Noviana, A.Md. Kep.

Dalam giat Posbindu PTM ini berhasil diperiksan sebnyak 26 orang dengan rincian laki-laki berjumlah 5 orang, dan perempuan sebanyak 21 orang. Hasil pemeriksaan itu juga langsung bisa dilihat di ePuskesmas pada saat itu juga.

Selesai giat Posbindu PTM, Tim SMARThealth UB berpamitan duluan karena rasa kantuk yang masih bercokol. Malam sebelumnya, Tim SMARThealth UB menghadiri skrining PTM yang dilakukan oleh kader SMARThealth Desa Mendalanwangi dan perawat Chorina Kusbiantoro, A.Md. Kep yang digelar bakda salat Tarawih di Dusun Tenggulunan, Desa Sidorahayu. *** [240421]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment