Pukul 06.26 WIB, suatu pagi yang damai di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang. Menghadap ke timur sambil menuju ke Ruang PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa), terlihat fajar bakal semburat. Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang datang pagi-pagi baru jumpa dengan janitor yang sedang bersih-bersih ruangan.
Ketika baru menanggalkan jaket jeans warna biru tua di sebuah kursi, berjumpalah dengan Kepala Seksi PTM dan Keswa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, yang akan mengajak Tim SMARThealth UB ke Puskesmas Ampelgading dalam rangka advokasi dan sosialisasi program SMARThealth di Kecamatan Ampelgading.
Para Kades di wilayah administratif Kec. Ampelgading berpose bersama staf Dinkes dan Puskesmas Ampelgading |
Perjalanan ke Ampelgading terasa menyenangkan. Liukan demi liukan jalan yang tepatnya di lembah sisi selatan Gunung Semeru, cukup memanjakan pandangan mata kita dalam melihat rerimbunan tanaman menghijau di celah-celah lembah.
Pukul 08.22 WIB tibalah rombongan Dinkes di Puskesmas Ampelgading setelah menempuh jarak sekitar 45 kilometer. Di halaman Puskesmas Ampelgading, rombongan Dinkes diterima oleh Kepala Tata Usaha (TU) Totok Tri Kaharto, dan terus diantar ke Ruang Kepala Puskesmas (Kapus) yang berada di lantai dua.
Sambutan dan pembukaan oleh Camat Ampelgading |
Pukul 09.10 WIB acara advokasi dan sosialisasi program SMARThealth dimulai. Bertempat di Ruang Pertemuan Wijaya Kusuma, yang bersebelahan dengan Ruang Kapus, Master of Ceremony (MC) Retno Ismawati, SKM (staf Promkes Puskesmas Ampelgading) mengawali dengan mengucapkan selamat datang dan membacakan susunan acara dalam advokasi dan sosialisasi.
Setelah itu dilanjutkan dengan berdoa, dan terus menyanyikan lagu Indonesia Raya serta disambung dengan lagu Mars Germas. Kesemuanya itu dipandu oleh MC. Dalam menyanyikan kedua lagu tersebut, peserta dimohon untuk berdiri semua.
Kasi PTM Keswa beri prolog sebelum pemaparan materi |
Dalam sambutannya, Kapus drg. Nuryani mengatakan bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah utuk mengupayakan pemberdayaan kader di Ampelgading bisa terwujud. Dengan terwujudnya pemberdayaan diharapkan akan terjadi pengurangan penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi dan stroke.
“Mohon Bapak Camat untuk berkenan membantu dalam kegiatan SMARThealth ini. Pengalaman di Gedangan barangkali nanti bisa dishare,” pinta Kapus
Sehabis sambutan Kapus, acara berikutnya adalah sambutan dari Camat Ampelgading Stefanus Lodewyk. Camat Stefanus ini dulunya merupakan Camat Gedangan yang pernah memberikan sambutan dalam peningkatan kapasitas kader SMARThealth di Kecamatan Gedangan.
Staf PTM Keswa Bastamil berikan materi program SMARThealth dihadapan para Kades |
Program ini sangat penting karena latar belakang sesuai dengan hasil riset tahun 2018 yang dilakukan oleh UB dan universitas di Inggris. Hasil riset diketahui, bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah dari tahun ke tahun terus meningkat di Kabupaten Malang.
Tahun 2020 awal COVID-19 mendunia, komorbid menjadi penyebab keterparahan bagi yang terpapar COVID-19. Jadi, program SMARThealth sangat penting untuk memantau masalah komorbid tersebut.
Kades diundang sosialisasi dan advokasi ini agar supaya bisa mendukung program SMARThealth hingga bisa mencapai sasaran di desa. Setelah itu, Camat Stefanus membuka secara resmi acara sosialisasi dan advokasi program SMARThealth dengan mengetuk meja sebanyak tiga kali.
Para Kades di wilayah administratif Kec. Ampelgading ikuti advokasi dan sosialisasi program SMARThealth |
Pukul 09.43 WIB staf PTM Keswa Bastamil memberikan materi dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan Dan Kematian COVID-19 Di Kabupaten Malang.”
Pada kesempatan itu, Bastamil menjelaskan bahwa PTM itu kalau tidak dicari, tentu tidak akan kelihatan. Kalau cuma menunggu warga periksa ke Puskesmas bila sakit, beban negara akan jadi membengkak gegara PTM.
Kapus Ampelgading berikan closing speech |
Oleh karena itu, nantinya perlu melatih sejumlah kader kesehatan dalam program SMARThealth sebagai wujud pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya kader terlatih yang akan melakukan skrining faktor risiko PTM, tentunya tidaklah mudah. Perlu adanya dukungan dalam operasional tersebut. Dinkes dan Puskesmas akan memiliki keterbatasan anggaran dalam mendukung giat kader nantinya.
Dalam advokasi dan sosialiasi program SMARThealth ini diperlukan dukungan dari Kades, misalnya membelikan pulsa untuk input data, transportasi kader dalam melakukan tugas skrining, strip gula, strip kolesterol, dan sebagainya.
Usai paparan, dibuka sesi tanya jawab. Ada dua kades yang bertanya dalam pertemuan tersebut. Kades Tirtomarto mennyakan perihal dana apa saja yang diperlukan dari APBDes dalam mendukung program SMARThealth tersebut?
Satu per satu para Kades membubuhkan tanda tangan Penggalangan Komitmen Mendukung Kegiatan SMARThealth di Kecamatan Ampelgading |
Kedua kades itu kemudian menegaskan bahwa kalau program itu memang memberikan manfaat kesehatan bagi warganya, sebenarnya desa mampu untuk membantunya namun harus sesuai dengan Musyawarah Desa.
Oleh karena itu, Kades menghimbau petugas kesehatan di desa agar turut hadir dan mengusulkan untuk program SMARThealth saat ada Musyawarah Desa. *** [220722]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo