Advokasi SMARThealth Dan FGD PTM Di Pendopo Kecamatan Bululawang

Seakan tak mau kalah dengan keramaian Pasar Rakyat Bululawang yang ada di depannya, pagi hingga siang ini, Selasa (19/07/2022), di Pendopo Kecamatan Bululawang digelar dua giat sekaligus. Peserta dan temanya sama, tapi narasumber atau pematerinya berbeda.

Giat pertama berjudul “Advokasi Dan Sosialiasi Program Posbindu System Medical Appraisal And Treatment (SMARThealth) Kecamatan Bululawang”, dan giat yang kedua bertitel “Focus Group Discussion Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung.”

Peserta advokasi SMARThealth dan FGD PTM di Pendopo Kecamatan Bululawang

Acara dua giat ini dihadiri oleh 70 kader dari 14 desa (setiap desa mengirimkan 5 kader) yang ada di lingkungan Puskesmas Bululawang, 5 perwakilan dari sekolah, 5 perwakilan dari Prolanis, 14 Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Bululawang, seorang Kepala Sekolah, Seksi PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Giat pertama dimulai pada pukul 08.48 WIB dengan dibuka oleh Master of Ceremony (MC) Riska Novita, S.E. (staf Kantor Camat Bululawang) dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir di Pendopo Kecamatan Bululawang, yang beralamatkan di Jalan Suropati Raya 06 RT 14 RW 04 Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Setelah itu, peserta dimohon berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh salah satu kader dari Desa Lumbangsari, Yunani. Birama lagu Indonesia Raya adalah 4/4 dan awal masuk lagu jatuh pada ketukan ke-4. Artinya awal masuk lagu bersamaan dengan gerakan tangan dirigen ke atas.

Peserta mengisi buku hadir

Peserta dimohon duduk kembali selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian acara diteruskan dengan berdoa bersama, yang dipandu oleh MC Riska. Usai berdoa, dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dinkes Kabupaten Malang yang diundang oleh Puskesmas Bululawang untuk menjadi narasumber.

Kepala Seksi  PTM dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM memberikan materi dengan judul “Program SMARThealth Sebagai Upaya Pengendalian Komorbid Penyakit Tidak Menular Pada Kasus Kesakitan Dan Kematian COVID-19 Di Kabupaten Malang.”

Dalam paparannya, Paulus menjelaskan apa itu penyakit tidak menular (PTM), penyakit apa saja yang termasuk PTM, kondisi PTM terkini, 10 besar diagnosa kesakitan di Kabupaten Malang tahun 2020, data penyebab kematian di Kabupaten Malang dari tahun 2018 hingga 2020, data kasus konfirmasi COVID-19 Jawa Timur tahun 2020 dan 2021 berdasarkan risiko, kebijakan dan strategi program PTM, Program Inovasi SMARThealth, road map pengembangan pelayanan jantung, dasar kebijakan prioritas penggunaan dana desa, serta sosialisasi Perbup No. 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Posbindu SMARThealth.

Kasi PTM Keswa beri advokasi SMARThealth dan sosialisasi Perbup No. 31 Tahun 2021

Pada sesi tanya jawab, Kades Kasri M. Kusaini pun mengajukan pertanyaan. “Kenapa advokasi ini baru dilaksanakan sekarang, sementara penganggaran telah selesai. Untuk merubah anggaran tahun 2022 sudah sulit?”

Paulus yang dibantu oleh stafnya, Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners berusaha menjawab petanyaan tersebut. Program SMARThealth dilaksanakan secara bertahap. Menurut Nur Ani, langkah pertama adalah sosialiasi. Kemudian nanti Puskesmas akan mengeluarkan dana BOK untuk pelatihan kader.

Setelah pelatihan, Dinkes akan mengupayakan SMARThealth Kit untuk masing-masing desa. SMARThealth Kit akan dibagikan pada Desember 2022. Tahun 2023 baru pelaksanaan di lapangan. Jadi menurut Paulus dan Nur Ani, penganggaran untuk tahun 2023 dari masing-masing desa malah pas pada saat pelaksanaan di lapangan nantinya.

Sejumlah Kepala Desa di lingkungan Puskesmas/Kecamatan Bululawang turut hadir

Nanti Puskesmas akan melatih lima kader kesehatan untuk setiap desanya. Oleh karena itu, pihak desa harus mempersiapkan lima orang kader yang lincah, tidak gagap teknologi, dan mewakili dari sejumlah dusun/RW yang ada di setiap desanya. Hal ini agar supaya ada kader yang bisa memback up kegiatan Posbindu SMARThealth di setiap dusun yang ada di desa tersebut.

Selain itu, Kepala Puskesmas (Kapus) Bululawang dr. Titis Ari Respatilatsih juga turut menanggapi sejumlah pertanyaan dari Kades. Kapus Bululawang memberikan apresiasi atas antusias Kades dalam ikut sosialiasi program SMARThealth dan berkenan menganggarkannya pada tahun 2023.

Pukul 10.03 WIB acara giat yang kedua dimulai. Acara kedua ini merupakan acaranya DPRD Kabupaten Malang. Camat Bululawang Drs. Mardiyanto, M.M. memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Camat Mardiyanto mengatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) memang tidak pernah menjadi pandemi, tapi dalam keseharian mengancam masyarakat. Anehnya, masyarakat banyak yang tidak sadar dan deteksi dini di Kecamatan Bululawang masih sangat kurang.

Kepala Puskesmas Bululawang menyapa dan menanggapi sejumlah pertanyaan dari kepala desa

Sambutan Camat Bululawang ini merupakan pembuka untuk pemahaman kepada anggota DPRD Kabupaten Malang yang bertandang ke Kecamatan Bululwang dalam rangka FGD Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung.

Dan menurut Camat Bululawang, giat ini juga sudah klop dengan sosialisasi program SMARThealth yang digagas oleh Puskesmas Bululawang dengan menghadirkan narasumber dari Dinkes Kabupaten Malang.

Ada tiga anggota DPRD yang berkunjung ke Kecamatan Bululawang, yaitu Ahmad Fauzan, S.Sos. (Ketua Komisi I), Mohammad Risqi Irvansyah (anggota Komisi III), dan H. Kuncoro, S.H. (Ketua Komisi II).

Ketua DPRD dan anggota DPRD Kabupaten Malang menyerap aspirasi dan menanggapi sejumlah pertanyaan dari para kader

Kunjungan ketiga anggota DPRD ditambah Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi, S.Sos yang datangnya agak telat, bertujuan untuk mengetahui aspirasi dari para kader kesehatan sesuai tema FGD yang diusung, seperti: pemeriksaan berkala minimal 2 kali sebulan sebagai upaya deteksi dini faktor risiko PTM, dan mengatasi berobat bagi masyarakat yang tidak mampu/tidak memiliki BPJS, termasuk di dalamnya Lansia dan ODGJ.

Pada kesempatan itu muncul sejumlah pertanyaan berkenaan dengan kemasalahatan orang banyak. Diawali dengan Camat Bululawang mengenai perbaikan jalan yang rusak di Kecamatan Bululawang, dan terus diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dari para kader.

Kader Desa Sudimoro misalnya, mengeluhkan biaya sekolah negeri yang masih menarik iuran per bulannya dan meminta pengadaan handphone untuk input data program kesehatan yang ada di desanya.

Sejumlah tenaga pendidik/guru ikuti advokasi SMARThealth dan FGD PTM dari DPRD

Lalu, kader jiwa dari Desa Kuwolu mempertanyakan perihal jalur pengurusan ODGJ, dan diteruskan dengan kader Desa Wandapuro yang berkeluh kesah tentang ODGJ yang punya NIK tapi tidak diterima rumah sakit.

Semua pertanyaan-pertanyaan itu pun ditampung anggota DPRD, ditanggapi untuk menjadi pekerjaan rumah anggota DPRD dalam menyuarakan aspirasi kader kesehatan dalam rapat maupun penganggaran nantinya.

Hal ini pun dipertegas oleh Ketua DPRD Darmadi, S.Sos. Infrastruktur jalan sebenarnya sudah dianggarkan. Hanya saja pada masa pandemi, banyak ijin pihak ketiga yang mati. Setelah pandemi berkurang, terjadi kenaikan BBM maupun barang-barang lainnya sehingga pihak ketiga minta penundaan pengerjaannya.

Sejumlah kader menyimak advokasi SMARThealth dan FGD PTM

Terkait handphone, Ketua DPRD menghimbau kepada anggota yang akan mencalonkan lagi melalui dapilnya masing-masing untuk bisa membantunya. Aspirasi-aspirasi ini harus benar-benar direkam untuk kemaslahatan orang banyak. Kebetulan anggota DPRD yang hadir ini masuk dalam Badan Anggaran (Banggar).

Mengakhiri giat di Pendopo Kecamatan Bululawang, Camat Mardiyanto berharap beberapa bulan yang lalu banyak pengadaan bendera palang hitam (simbol kematian) karena komorbid atau PTM, bulan-bulan berikutnya dengan materi dari program SMARThealth dan FGD Sistem Layanan Dasar Untuk Mendeteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dan Pengelolaan Penyakit Jantung, kasus-kasus itu harus semakin berkurang. Kader sebagai garda terdepan dalam kesehatan masyarakat harus siap setiap saat menjaga kesehatan masyarakat di desanya masing-masing. *** [190722]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment