Brawijaya Medical Conference 2023: “Transforming Global Health to Tackle Interdisciplinary Health Challenges”

Air Pollution

Pagi yang cerah namun sejuk itu, halaman hotel bintang 5 Golden Tulip Holland Resort Batu terlihat penuh dengan mobil yang berjajar di tempat parkir mulai dari depan hingga belakang. Umumnya mereka akan menghadiri acara di Conference Center Ballroom yang berarsitektur futuristik dengan dominasi kaca dalam fasadnya.

Hari Senin (10/07) ini, Universitas Brawijaya (UB) melalui Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) bekerja sama dengan Imperial College London, The George Institute for Global Health India, Sri Ramachandra Institute of Higher Education and Research, International Centre for Diarrhoeal Disease Research, Bangladesh (icddr, b), University of Manchester, DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan), dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) RISPRO KI (Riset Inovatif Produk Kolaborasi Internasional), menyelenggarakan The 1ˢᵗ Brawijaya Medical Conference (BMC): “Transforming Global Health to Tackle Interdisciplinary Health Challenges.”

BMC pertama ini menghadirkan empat tema yaitu Effective intervention for NCDs risk management at primary care: key findings from SMARThealth study, Addressing the impact of climate change on NCDs through NIHR Global Health Research Centre Program, Health innovation in coping with pandemic: findings from RISPRO KI study, dan Biomedical research, a tool to address the health issues that affect Asian populations.

Launching NIHR Global Health Research Centre for Non-communicable Diseases and Enviromental Change oleh Wakil Rektor Universitas Brawijaya di Conference Center Ballroom Hotel Golden Tulip Holland Resort Batu

Konferensi ini mempertemukan sekelompok pakar eksklusif di lapangan, pembuat kebijakan, dan mereka yang akan memberikan kontribusi positif dalam diskusi. Terlihat delapan pentolan SMARThealth berkumpul dalam BMC, 3 dari Australia, 3 dari Inggris, 1 dari India, dan 1 dari Indonesia. 

Dari Australia ada Prof. Dr. Anuskha Patel (Chief Executive Officer of The George Institute for Global Health), Dr. Anna Palagyi (Principal Investigator of SIMPLI Study), dan Dr. Thomas Gadsden (Senior researcher from The George Institute for Global Health Australia).

Dari Inggris tampak Prof. Dr. Gindo Tampubolon (Senior lecturer in Global Health at the Global Development Institute and Deputy Director, Rory and Elizabeth Brooks Doctoral College, University of Manchester), Prof. Dr. Delvac Oceandy (Associate Professor University of Manchester), dan dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D (Co-Principal Investigator of SMARThealth Extend Study).

Yang dari India terlihat Dr. Praveen Devarasetty (Program Director for Primary Healthcare Research at the George Institute for Global Health, India) serta Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D (Co-Principal Investigator of Scale Up Study) dari Universitas Brawijaya, Indonesia.

Suasana The 1ˢᵗ Brawijaya Medical Conference

Di samping pentolan SMARThealth, tampak hadir pula dari jajaran FKUB mulai dari pembantu Dekan, guru besar, dan peneliti. Lalu, ada Prof. Dr. Vivekand Jha (The Executive Director at The George Institute for Global Health, India); perwakilan dari Imperial College London; Prof. Drs. Arinto Yudi Ponco Wardoyo, M.Si, Ph.D (Professor in Environmental Physic with speciality on air pollution measurement, University of Brawijaya); Kemenkes RI; BPJS; Dinas Kesehatan Kabupaten Malang; Yayasan Percik Salatiga (YPS); dan lain-lain.

Selain diseminasi untuk akademisi maupun peneliti, dalam BMC ini juga dibarengi dengan launching NIHR Global Health Research Centre for Non-communicable Diseases and Enviromental Change: Identifying and Implementing Solutions to Reduce the Impact of Plastics Burning on NCDs in Indonesia.

Launching ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama & Internasionalisasi Andi Kurniawan, S.Pi, M.Eng.D.Sc., dan dilanjutkan dengan pengalungan bunga oleh Wakil Dekan I FKUB Frof. Dr. Mohammad Saifur Rohman, Sp.JP (K)., Ph.D., FSCAI kepada Prof. Dr. Vivekand Jha selaku Principal Investigator of NIHR Global Health Research Centre on Environment Change, dan pengalungan bunga kepada Prof. Dr. Anuskha Patel selaku The Chief Executive of The George Institute for Global Health oleh Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes (Indonesia Principal Investigator of NIHR).

Hingga pukul 12.35 WIB, usai launching NIHR secara resmi, seminar menghadirkan keynote speaker dari BPJS dan Kemenkes yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Gindo Tampubolon, dan plenary session yang diisi oleh Prof. Dr. Vivekand Jha, Prof. Agustina Tri Endharti, S.Si, Ph.D (Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya), dan Dr. Praveen Devarasetty dengan moderator dr. Aulia Rahmi Pawestri, Ph.D.

Usai plenary session, acara dilanjutkan dengan lunch break selama satu jam. Selesai lunch break, BMC dibuat parallel session. Room 1 tentang Primary Health Care Interventions to Tackle NCDs in LMICs bertempat di Tulip Meeting Room, dan Room 2 mengenai Biomedical Sciences di Ballroom.

All round table in Golden Tulip Holland Resort Ballroom Batu

Dalam Room 1 menghadirkan pembicara dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D (“How digital health can be used as an effective intervention for NCDs prevention care: Key findings from SMART health extend study”), Dr. Anna Palagyi (“Empowering voluntary health workers for effective intervention of NCDs prevention care: Key findings of SIMPLI study”), Prof. Drs. Arinto Yudi Ponco Wardoyo, M.Si, Ph.D (“Mapping plastic burning sources in East Java using satellite”), Dr. Thomas Gadsden (“Understanding community health worker employment preferences to involve in NCD prevention program: Case of Malang district government”), dan Associate Prof. Kraichat Tantrakarnapa secara daring (“The challenges of climate change response: health-related issues”).

Kemudian di Room 2 juga ada lima pembicara, meliputi Prof. Dr. Delvac Oceandy (“Effects of environmental and metabolic stress on heart muscle cells”), Prof. Hok Bing Thio, MD, Ph.D (“Skin as Environmental Monitoring Organ”), Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D (“How to scale up NCDs prevention program: Case of SMARThealth program at Malang district”), Associate Prof. Yoshiyuki Kawamoto, Ph.D (“Analysis of the Mechanism of Cancer Cell Proliferation Inhibition by Synthetic Melanin”), dan Prof. Datin Dr. Sharida Fakurazi (“Environmental Health and Toxicology”). Kecuali Delvac Ocenady dan Sujarwoto, pembicara di Room 2 umumnya secara daring.

Baik Room 1 maupun Room 2, setelah para pembicara inti selesai. Acara diisi dengan young researcher and student presentations hingga pukul 17.36 WIB. Masing-masing ada 17 presentasi di setiap room tapi dibatasi hanya beberapa menit saja per presentasi.

Salah seorang young researcher di Room 1, Sara, dari Kebidanan UB, menuturkan bahwa yang punya penelitian dipersilakan untuk submit abstrak. Kemudian abstrak itu diseleksi oleh Tim Reviewer BMC. Yang terpilih diumumkan, dan yang namanya tercantum langsung membuat power point untuk dikumpulkan melalui email. Begitu terkirim lewat email, mereka mendapatkan undangan untuk presentasi hasil penelitiannya tersebut. *** [110723]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment