Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Oleh karena itu Dinas Kesehatan (Dinkes) sebagai kepanjangan tangan Kemenkes RI selalu berupaya memantau penerapan peraturan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tersebut di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) se Kabupaten Malang.
Dinkes Kabupaten Malang pada hari Senin ini (22/03/2021) melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen yang terletak di Jalan Jatirejoyoso No. 4 Dusun Dawuhan RT 01 RW 01 Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Peserta Bimtek di Puskesmas Kepanjen |
Acara Bimtek dimulai pada pukul 08.53 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen, Sri Lesmono Hadi. Dalam sambutannya, Lesmono Hadi yang mewakili Kepala Puskesmas Kepanjen yang sedang tidak berada di tempat, mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinkes Kabupaten Malang, dan berharap Bimtek ini bisa memberikan pencerahan tentang pencapaian SPM di tengah belum berakhirnya pandemi Corona.
Sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Kepanjen |
Usai sambutan dari Kasubbag TU, diteruskan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas Kepanjen yang telah memfasilitasi Bimtek ini.
“Kita perlu Bimtek ini karena kita ingin tahu laporan capaian SPM di Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang” terang Paulus kepada peserta Bimtek Program PTM dan Keswa ini
Perawat menyimak pemaparan materi Bimtek |
Lebih lanjut, Paulus juga berharap tahun ini Puskesmas Kepanjen harus sudah melaksanakan Pandu PTM, dan sedikit menyinggung program SMARThealth di Kepanjen.
“Embrio SMARThealth ini sesungguhnya ada di Kepanjen. Jadi, kalau tidak berkelanjutan, eman lho?” kata Paulus kepada peserta Bimtek
Materi Keswa oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd |
Selesai memberikan sambutan, Paulus kemudian berpamitan dan mohon maaf kepada peserta Bimtek karena tidak bisa mendampingi hingga akhir, lantaran diundang menjadi narasumber perihal ODGJ di Puskesmas Pagelaran.
Materi PTM oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns |
Setelah itu, Gatot memulai masuk ke dalam materi utama Keswa dengan menjelaskan bahwa target ODGJ yang harus ditemukan adalah 0,19% dari jumlah penduduk yang ada. Kalau hanya menggunakan rumus itu sebenanya cukup mudah. Perawat bisa bertanya kepada kadernya. Cuma pada kohortnya harus terisi. Tidak boleh kosong.
Ruang Pertemuan Puskesmas Kepanjen |
Mengakhiri pemaparannya, Gatot mengatakan bahwa Bimtek ini merupakan event yang berharga karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu, staf Keswa ketemu dengan pemegang program Keswa Puskemas, copy paste, dan terus pulang. Tapi sekarang, staf Keswa melakukan sharing kepada 18 perawat desa/kelurahan yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen.
Berkas isian dari Dinkes untuk Perawat |
Menurut Nur Ani, Kepanjen memegang peran yang penting dalam layanan bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan lokasi Dinkes ada di Kepanjen. Capaian SPM untuk PTM dan Keswa diharapkan tidak kalah dengan capaian Puskesmas yang lainnya, mengingat Kepanjen berperan sebagai ibu kota Kabupaten Kepanjen.
Dalam pemaparannya, Nur Ani banyak berceritera dengan perlahan tentang strategi pencapaian SPM mengingat Posbindu PTM di lingkungan kerja Puskesmas Kepanjen berhenti total semenjak ada pandemi Corona, kecuali Posbindu PTM Anggrek 2 yang berada di RW 01 Kelurahan Kepanjen.
Karena PTM itu masuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) maka semua pihak harus bertanggung jawab agar Posbindu PTM berjalan, baik Dinkes, Puskesmas maupun pihak desa. Sekarang, dana dekonsentrasi sudah tidak ada, maka sekarang harus mencari dana pengganti lewat Alokasi Dana Desa.
Yang perlu diketahui oleh peserta Bimtek di sini adalah bahwa tenaga kesehatan standar kerjanya akan dilihat dalam mencapai SPM tersebut. Caranya menghitungnya adalah per orang, bukan per kunjungan. Jadi, setiap Posbindu PTM perbulannya yang menjadi target skrining adalah orang baru yang berkunjung ke Posbindu tersebut.
Pada kesempatan ini, Nur Ani juga menceriterakan keberadaan Posbindu SMARThealth. Setiap desa ada 5 kader SMARThealth yang mendapatkan pelatihan dan dibekali dengan aplikasi eKader. Kader yang melakukan pemeriksaan di Posbindu SMARThealth akan menginput datanya dengan menggunakan handphone yang sudah diinstal dengan aplikasi eKader.
Begitu data diinput dengan aplikasi eKader, data akan langsung masuk ke dalam ePuskesmas. Jadi bisa dibayangkan, bahwa desa atau kelurahan yang telah melakukan replikasi SMARThealth, pekerjaan perawat sangat terbantukan dengan adanya pemberdayaan kader kesehatan terlatih. Perawat tidak perlu mengentry data lagi. Perawat cukup melihat di ePuskesmas untuk mengetahui berapa orang yang telah diskrining oleh kader SMARThealth.
Karena di Puskesmas Kepanjen menggunakan sistem yang berbeda, maka dalam pelaksanaan Posbindu PTM diajarkan cara melakukan entry data dengan menggunakan form offline dalam bentuk excel, yang dipandu oleh Nur Ani dengan dibantu operator komputer oleh Candra Hernawan, S.Kom. Mereka harus mengentri secara manual ke dalam form offline tersebut, baru kemudian dikirimkan ke Dinkes. Berbeda dengan yang menggunakan aplikasi eKader, datanya bisa dilihat oleh Puskesmas dan Dinkes hingga Kemenkes ketika sudah selesai dientri kader.
Pukul 11.51 WIB, rangkaian Bimtek di Puskesmas Kepanjen berakhir dan dilanjutkan dengan foto bersama peserta Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Kepanjen. *** [220321]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo