Diskusi Progress RISPRO AREEMA 3 Di Gedung A Lantai 6 FKUB

Diskusi Progress Riset  Inovatif Produktif (RISPRO) Aplikasi Screening Mandiri (AREEMA) Tahun Ke-3 atau RISPRO AREEMA 3 diadakan di Ruang Kuliah 2 GBP Lantai 6 Gedung A Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), pada Selasa (13/08).

RISPRO merupakan program pendanaan riset yang bertujuan untuk meningkatan daya saing bangsa melalui komersialisasi produk/teknologi atau penerapan kebijakan/tata kelola atau publikasi yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang bekerja sama dengan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI).

Principal Investigator RISPRO AREEMA 3 mempresentasikan progress
Kebetulan RISPRO yang dijalankan oleh Tim Peneliti AREEMA ini merupakam RISPRO Kolaborasi Internasional (RISPRO KI). RISPRO KI adalah pendanaan riset dengan tema yang sudah ditetapkan oleh LPDP untuk skim riset dasar melalui pelaksanaan kerja sam,a dengan pihak lain berupa joint-call, dan lain-lain.

Diskusi ini dihadiri oleh Prof. Delvac Oceandy, MD., Ph.D (University of Machester), sejumlah anggota Tim Peneliti RISPRO AREEMA (Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP; dr. Holipah, Ph.D; saya), NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), dan sejumlah mahasiswa S1, S2, S3 FKUB.

RISPRO AREEMA 3
Acara diskusi ini dimulai pada pukul 09.35 WIB. Mula-mula Principal Investigator Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D memberikan gambaran mengenai RISPRO AREEMA 3 dan progress (kemajuan) dari penelitian yang telah dipercayakan untuk ketiga kalinya oleh LPDP kepada Tim Peneliti AREEMA dari Universitas Brawijaya (UB).

Pada kesempatan itu, Sujarwoto mempresentasikan terlebih dahulu mengenai RISPRO AREEMA 3 atau yang dalam judul aslinya adalah “SMARThealth COVID-19: an innovative multifaceted mobile technology for community mitigation management in rural Indonesia RISPRO-KI-648/DIPI/2021 Universitas Brawijaya-DIP-LPDP 2023.”

Kegiatan RISPRO 3 dalam bingka foto
Menurut Sujarwoto, RISPRO AREEMA ini bertujuan untuk mengembangkan dan membangun layanan kesehatan primer yang inovatif dan multifaset dengan dukungan teknologi seluler untuk pencegahan dan penanggulangan penyebaran pandemi COVID-19 di masyarakat pedesaan di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan ini, jelas Sujarwoto, Tim Peneliti AREEMA menetapkan tujuan dalam tiga tahapan yang terbagi dalam AREEMA 1, AREEMA 2, dan AREEMA 3. Nomor 1 hingga 3 menunjukkan pendanaan dari LPDD tahun pertama (2021), tahun kedua (2022), dan tahun ketiga (2023).

Presentasi Process evaluation data (qualitative interviews)
Pada AREEMA 1, Tim Peneliti AREEMA melakukan analisis komprehensif tentang efektivitas teknologi aplikasi seluler yang ada untuk menanggulangi pandemi COVID-19 di negara-negara berkembang. Lalu, pada AREEMA 2, Tim Peneliti AREEMA mengembangkan, membangun, dan menerapkan sistem SMARThealth COVID-19 untuk menanggulangi pandemi COVID-19 di masyarakat pedesaan Indonesia. Sedangkan, pada AREEMA 3, Tim Peneliti AREEMA melakukan uji efektivitas sistem SMARThealth COVID-19 dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di pedesaan Indonesia.

Selanjutnya, Principal Investigator Sujarwoto yang tidak lain juga Team Leader AREEMA, juga menjelaskan bahwa tahun ketiga ini diminta merevisi apa yang sudah dilakukan pada tahun 1 hingga 3 termasuk harus menambah submit artikel ilmiah ke jurnal internasional bereputasi. Karena sebelumnya sebenarnya sudah mengirimkan, namun berhubung submit lebih awal sebelum AREEMA 3 dideklarasikan maka Tim Peneliti AREEMA harus submit lagi artikel ilmiah.

Usai dilanda gempa magnitudo 4,5, presentai dan diskusi pindah ke Ruang Kuliah 202 di lantai 2
Selain itu, Sujarwoto juga menguraikan secara gamblang kegiatan apa saja yang telah dilakukan dalam RISPRO KI AREEMA ini, seperti pematenan HAKI, pelatihan kader kesehatan, data collecting, diseminasi hingga capacity building melalui pelatihan analisis statistik.

Pada saat pemaparan progress RISPRO AREEMA 3 di lantai 6 FKUB, sekitar pukul 10.03 WIB peserta diskusi dikejutkan oleh gempa magnitudo 4,5 yang mengguncang Kabupaten Malang dan sekitarnya. Gempa yang berpusat di Samudera Indonesia itu menyebabkan peserta diskusi yang semula berlindung di bawah meja, kemudian berhamburan turun ke lantai 2. Begitu sudah dirasa aman, acara presentasi dan diskusi dilanjutkan di Ruang Kelas 202  Lantai 2 FKUB.

Meski acara presentasi dan diskusi formal usai, tapi diskusi informal yang tak kalah gayengnya masih berlanjut
Memasuki diskusi yang dimotori dan dikomentari oleh Prof. Delvac dari University of Manchester, Inggris, diskusi menjadi hidup dan melahirkan sejumlah ide dalam penulisan di jurnal internasional lagi, seperti pola penyakit kronis sebelum, selama, dan setelah pandemic; hipertensi pada kehamilan antar wilayah geografi (pegunungan, pantai, kota); dan satu paper evaluasi dengan komprehensif outcome.

Tidak hanya itu saja, menurut Sujarwoto, ke depannya juga telah disiapkan tahapan berikutnya dalam pengembangan dunia penelitian, antara lain mempersiapkan proposal untuk mengembangkan SMARThealth untuk kesehatan mental secara digital; menunggu pengumuman British Council International Science Partnership Fund (BC ISPF) putaran kedua dalam project MOVE; serta menunggu pengumuman dari UK Research and Innovation (UKRI) mengenai Psychological suppoRt fOr cliMate-related mental difficulties in cOasTal communitiEs (PROMOTE) in Indonesia. *** [140824]

Leave a Comment