Hari Kedua Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di Pos UKK Dinkes Kabupaten Malang

Ditengarai mentari yang bersinar kurang cerah, Selasa pagi ini (14/06/2022), deteksi dini faktor risiko di Pos UKK Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang berjalan seperti kemarin. Memasuki hari kedua, merupakan jadwal pemeriksaan untuk staf Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan UPT Laborat.

Namun karena pengalaman hari sebelumnya banyak yang DL (dinas luar), Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Paulus Gatot Kusharyanto, SKM, melakukan pendekatan semua bidang untuk menghimbau stafnya yang longgar untuk menuju ke Gedung Socrates tempat pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM.

Smokerlyzer Breath Carbon Monoxide Monitors

Pintu masuknya hanya dibuka dari sisi selatan. Staf yang hendak melakukan pemeriksaan, bisa membaca alur deteksi dini faktor risiko PTM di Pos UKK yang ditempelkan di kaca pintu masuk. Alur adalah proses menampilkan langkah-langkah beserta urutannya.

Ada 7 meja yang harus dilalui oleh pekerja di lingkungan Dinkes. Di meja 1 dan 2, peserta mengambil Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (KMS FR PTM) dan dilanjutkan dengan anamnesa atau wawancara oleh petugas Rosida dari Seksi PTM Keswa.

Dari meja 1 dan 2, peserta menyerahkan KMS FR PTM kepada petugas Zahira Syalwa Regita Amada, seorang mahasiswi magang Kesmas Universitas Negeri Malang di Seksi PTM Keswa di meja 3, dan diteruskan dengan pemeriksaan tinggi badan, berat badan, serta lingkar perut. Petugas yang melakukan pengukuran antropometri adalah Gatot Sujono, S.St., M.Pd., dari Seksi PTM Keswa.

Blood Pressure Monitor BPBIO
320 Biospace

Berbeda dengan hari pertama, pada hari kedua ini ada tambahan layanan pemeriksaan CO dengan Smokerlyzer Breath Carbon Monoxide Monitors. Smokerlyzer adalah alat pemeriksaan kadar karbon monoksida (CO) melalui tiupan napas (non-invasif) untuk membantu penilaian dan kontrol dampak akibat asap pada perokok aktif ataupun pasif.

Bagi karyawan, Smokerlyzer bisa digunakan untuk menilai status level seorang perokok secara lebih kuantitatif dan menentukan tindakan/terapi selanjutnya yang cocok bagi pasien. Bagi perokok bisa digunakan sebagai alat bantu visual agar dapat lebih mengerti kondisinya dan terdorong untuk berhenti atau setidaknya mengurangi konsumsi rokok. 

Lokasi pemeriksaan Smokerlyzer berada di sisi timur meja 3 dengan petugas Agung dari PT Mitra Asa, rekanan jual strip GD Benecek yang sering menyuplai peralatan habis pakai (php) di Dinkes Kabupaten Malang.

Salah satu peserta harus dipegangi petugas agar tidak takut dicek gula darahnya

Meja berikutnya adalah meja 4. Meja 4 ada 2 buah, yang satu untuk pengukuran tekanan darah dan yang satunya untuk pengecekan gula darah/kolesterol/asam urat. Di meja 4 ini, peserta menyerahkan KMS FR PTM kepada petugas Ratna Wahyuningsih, S.Kep. Ns. (P2PM) dan Imatul Azizah, A.Md. Keb (Surveilans dan Imunisasi). Setelah dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah (tensi).

Ada 3 alat yang digunakan di meja 4 sisi selatan, yaitu 1 manual dan 2 digital. Tensimeter manual bermerek ABN, dan yang digital ada merek microlife dan BPBIO 320 Biospace. Peserta bisa memilihnya. Kalau ingin hasilnya yang bisa dibawa pulang, peserta bisa memilih BPBIO 320. Karenanya hasilnya akan keluar dengan sendirinya dalam bentuk print out.

Usai diukur tensinya, peserta akan bergeser ke meja 4 yang berada di sisi utara. Di meja itu, peserta akan dicek kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat oleh Kristina Dewi, A.Md. Keb. (Seksi PTM Keswa) dan Arifa Dwi Rahayu A.Md. Kep (Puskesmas Kepanjen). Hasil pengecekannya akan dituliskan di KMS FR PTM.

Antrian skrining kesehatan jiwa di meja 5

Dari meja 4, peserta menuju ke meja 5 yang berada di sebelah utaranya. Meja 5 merupakan meja untuk skrining kesehatan jiwa. Ada 2 petugas yang melakukan skrining, yaitu Ghozali dan Wildan Adi Yatma, S.Psi. Peserta akan melakukan konsultasi mengenai kecemasan yang dirasakan. Sebelumnya peserta sudah dihimbau untuk mengisi Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29).

SRQ 29 merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai alat ukur adanya masalah/gangguan jiwa. SRQ 29 berisi pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mungkin menganggu selama 30 hari terakhir. Setiap gangguan yang ditemukan sebaiknya segera dilakukan intervensi untuk mengatasinya.

Meja selanjutnya adalah meja 6. Meja 6 merupakan meja untuk konsultasi pemeriksaan hasil deteksi dini faktor risiko PTM dan skrining mata maupun telinga. Petugas yang ada di meja itu sebanyak 2 orang. Yang melakukan konsultasi pemeriksaan kesehatan adalah Nur Ani Sahara, S.Kep. Ns. (Seksi PTM Keswa), sedangkan yang melakukan skrining mata dan telinga adalah Yunaita, A.Md. Kep. (Puskesmas Kepanjen).

Kasi SDK konsultasi hasil deteksi dini FR PTM di meja 6

Meja terakhir dari alur pemeriksaan dalam deteksi dini faktor risiko PTM adalah meja 7. Meja 7 merupakan meja input data. Semua KMS FR PTM akan berakhir perjalanannya di meja ini untuk dilakukan input. Ada 2 petugas di meja tersebut, yaitu Ulinati, mantan mahasiswi magang dari Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang di Seksi PTM Keswa, dan Candra Hernawan, S.Kom (Seksi PTM Keswa).

Kegiatan deteksi dini yang dimulai pada pukul 08.30 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB ini, berhasil diperiksa sebanyak 42 orang, dengan rincian 14 laki-laki dan 28 perempuan. Dari total 42 orang itu, 6 orang dari UPT Labkesda, 9 orang dari UPT Kalibrasi, 5 orang dari Sekretariat, 2 orang dari Yankes, 8 orang dari SDK, 10 orang dari P2P, dan 2 orang dari Kesmas.

Selesai gelaran deteksi dini, para petugas mendapatkan snack dan nasi, yang dipesan dari Inna Catering and Party Service. Tak terkecuali Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam kotak snack terdapat roti ayam, risoles, roti bolu, dan teh kotak S-tee. Sementara itu, nasi bundar dalam kotak dikelilingi oleh rendang daging sapi, sambal ijo, telur dadar, sayur tewel, rebusan daun singkong, krupuk udang, dan pisang. *** [140622]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment