Kedua Kalinya Circle Conversation Diadakan di Desa Krebet

Circle conversation merupakan proses terstruktur yang memungkinkan peserta untuk berbagi cerita dan pengalaman mereka melalui komunikasi tatap muka. Circle conversation menyediakan ruang yang aman dan mendukung bagi para peserta untuk menggali nilai-nilai terbaik mereka, membicarakan topik-topik penting, dan menanggapi dari sisi terbaik mereka.

Circle conversation dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti dalam komunitas, bisnis, tempat kerja, sekolah, kelompok masyarakat, dan di mana pun kelompok membutuhkan partisipasi yang seimbang dan diskusi yang melibatkan.

Circle conversation merupakan alat yang memfasilitasi pembicaraan, pendengaran, dan dukungan terhadap kesetaraan suara sehingga semua suara dapat didengar, dihargai, dan dihormati.

Circle conversation kedua di Rumah Ketua RW 06 atau Posyandu Delima Krebet
Circle conversation ini merupakan bagian dari kegiatan Theme 3: People empowerment and community dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Universitas Brawijaya (UB).

Di Desa Krebet, untuk kedua kalinya Circle conversation diadakan di rumah Ketua RW 06 Syukur,  yang beralamatkan di Jalan Pesantren 2 Dusun Blambangan RT 25 RW 06 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Yang pertama, diselenggarakan pada Rabu (07/08) dan yang kedua, diadakan hari ini, Jumat (23/08).

Circle conversation ini diikuti oleh 7 orang partisipan, yang terdiri  dari 4 orang perempuan (Halimatus Sa’diyah, Nuriyani, Mujayanah, Dalipah) dan 3 orang laki-laki (Eko Bagus, Syukur, Samin). Selain partisipan juga ada 2 orang (Siti Khodijah, Lilik Ati) yang berperan sebagai Organizing Committee (OC) dan seorang perawat Desa Krebet Eka Ilham Adi Waluyo, A.Md.Kep. Sedangkan, yang bertindak sebagai circle keeper dalam kegiatan ini adalah Christina Arief T. Mumpuni, S.H., M.I.K., yang dibantu fasilitator NIHR.

 Circle keeper menjelaskan aturan main dalam berdiskusi melingkar
Acara circle conversation dimulai pada pukul 09.31 WIB. Pembawa acara Siti Khodijah mengawali dengan ucapan selamat datang kepada para partisipan yang akan melaksanakan circle conversation. Namun sebelum dimulai, pembawa acara mempersilakan kepada Ketua RT 25 Samin untuk memimpin doa bagi kelancaran kegiatan ini.

Setelah itu, perawat Desa Krebet Ilham memberikan pengantar akan kegiatan circle conversation. Menurutnya, apa yang dilakukan dalam circle conversation ini nanti bisa dipetik manfaatnya. Artinya, ada ilmu yang berguna untuk dipetik dari kegiatan ini.

Kemudian circle keeper Christina memperkenalkan fasilitator NIHR kepada partisipan karena pada pertemuan pertama tidak bisa hadir lantaran terserang demam. Pada kesempatan itu, fasilitator NIHR memperkenalkan diri dan berharap akan bisa berkegiatan bersama.

Fasilitator NIHR diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri
Lalu, circle keeper menjelaskan terlebih dahulu Form Kesediaan Circle Conversation (Rembug Warga) NIHR-UB-Percik Institute kepada para partisipan, dan setelahnya circle keeper berpartisipasi secara setara dalam circle (lingkaran) tersebut dan membantu kelompok berbagi secara kolektif dalam berdiskusi perihal topik polusi udara, dampak dan solusinya.

Menurut partisipan, polusi udara yang muncul di Desa Krebet umumnya karena masih adanya pembakaran sampah di sekitar rumah, pembakaran jerami padi dan daun tebu kering (daduk) pada saat memasuki musim panen, dan adanya asap pabrik, mengingat Desa Krebet terdapat pabrik gula besar yang telah beroperasi sejak Hindia Belanda.

Polusi udara tersebut disadari oleh partisipan memberikan dampak kepada masyarakat, seperti menjadikan bau pada jemuran (sangit) karena terjangan asap, dan membikin sesak pernapasan bagi rumah yang berada di dekatnya. Beberapa partisipan juga menceriterakan bahwa ada keluarga maupun anggota rumah tangga juga terkena imbasnya, seperti mengalami asma maupun bronchitis.

Circle keeper menyimak diskusi melingkar
Pembakaran sampah dalam masyarakat umumnya dilakukan di pekarangan rumah yang luas, di pinggir sungai/kali, atau di pinggir sawah. Menurut mereka, meski tidak semua rumah tangga melakukan pembakaran, namun pembakaran sampah masih dijumpai dalam keseharian di Dusun Blambangan, umumnya pada sore hari.

Sementara itu, ada partisipan yang bercerita bahwa dulu ada bank sampah di Desa Krebet tapi cuma berjalan setahun terus pasif. Hal ini lantaran pengepulnya sudah tidak berminat lagi mengumpulkan sampah anorganik yang bernilai jual, seperti botol plastik. Saat ini pengepul lebih suka mengumpulkan minyak jelantah.

Pada saat berembug mengenai solusinya, partisipan yang duduk melingkar itu memberikan sejumlah tanggapan berdasarkan pengalaman mereka masing-masing. Ada yang memerlukan sosialiasasi dan edukasi kepada masyarakat bahayanya efek dari pembakaran sampah. Ada juga yang menyoroti belum adanya regulasi dalam dalam pengelolaan sampah plastik, dan ada pula yang mengusulkan diperlukan sinergi pemerintah desa dengan warga secara berkesinambungan dalam pengelolaan sampah.

Menu hidangan yang menggugah selera
Di akhir circle conversation (rembug warga) itu, partisipan umumnya merasa senang dengan adanya kegiatan diskusi ini. Mereka merasa mendapat pengetahuan baru, dan sekaligus bisa mengutarakan pendapatnya dalam berdiskusi antar warga dengan cara duduk melingkar.

Circle conversation ini berakhir pada pukul 10.45 WIB dengan ditutup doa oleh Ketua RW 06. Setelah itu, hidangan yang telah disiapkan oleh istri Ketua RW 06 yang juga terlibat aktif dalam circle conversation itu, dihadirkan dalam meja memanjang tersebut.

Terlihat ada nasi putih dan jagung, urap, sayur sambal goreng kates, ikan wader, ikan asin, tempe goreng, tempe mendol, weci, keripik, dan sambal. Selain itu, di meja itu juga terdapat jeruk Siam yang segar dan buah semangka yang merah menyala. Partisipan, OC, perawat Desa Krebet, circle keeper, dan fasilitator NIHR pun kemudian menyantap menu hidangan tersebut. *** [240824]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment