Usai memberikan pelatihan aplikasi eKader di Puskesmas Pamotan, rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melakukan split. Tiga orang kembali ke Kantor Dinkes di Kepanjen, dan satu orang lagi meneruskan langkah untuk menghadiri giat Posbindu PTM di Desa Dadapan yang digelar lepas shalat Jumat (12/03/2021).
Candra Hernawan, S. Kom, penanggungjawab SMARThealth di lingkungan kerja Puskesmas Wajak, beranjak dari Puskesmas Pamotan menuju ke Desa Dadapan. Giat Posbindu PTM diadakan di rumah Ibu Tumini yang terletak di Desa Dadapan RT 32 RW 11 Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Giat Posbindu ini berbarengan dengan acara pengajian rutin yang digelar oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Kecamatan Wajak yang kebetulan jatuh giliran di rumah Ibu Tumini. Pengajian rutin itu digelar setiap hari Jumat dalam setiap bulannya dan senantiasa diikuti dengan kegiatan Posbindu PTM Muslimat NU.
Kader Muslimat NU, Kader SMARThealth, Puskesmas Wajak, dan Dinkes Kab. Malang |
Posbindu PTM ini merupakan peran dan andil Muslimat NU bersama Pemerintah Kabupaten Malang di lini perempuan dalam pengembangan kesehatan berbasis jamaah. Tujuannya untuk meningkatkan cakupan skrining usia produktif sehingga capaian SPM dan PKP PTM meningkat serta dengan diadakannya kegiatan Posbindu Muslimat NU diharapkan kesehatan peserta dapat terkontrol terutama penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, stroke dan hiperlipidemia.
Semenjak digulirkannya replikasi SMARThealth di Desa Dadapan, giat Posbindu PTM menjadi semarak. Dua modal sosial di Desa Dadapan bersimbiosis. Kader Muslimat NU berbasis jamaah, dan kader SMARThealth berbasis masyarakat setempat. Jadi, giat Posbindu PTM di hari Jumat itu merupakan kolaborasi antara kader SMARThealth dan kader Muslimat NU. Kedua unsur kader itu sama-sama mendapatkan pelatihan dari Puskesmas Wajak.
Meja laborat |
Sebelum menempati tempat duduk, jamaah akan diperiksa kesehatannya dalam rangka skrining PTM. Pertama-tama, jamaah disarankan terlebih dahulu menuju ke meja pendaftaran. Di dalam meja itu, jamaah akan melakukan registrasi dengan memperlihatkan KTP. Lalu, dilakukan wawancara riwayat kesehatan maupun penyakit (anamnesa), terus pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut. Di meja ini dilakukan oleh kader Muslimat NU.
Dari meja registrasi, jamaah dipersilakan menuju ke meja laborat. Di meja itu, jamaah akan menerima pemeriksaan tekanan darah, gula atau glukosa darah, dan kolesterol. Pelaksana di meja laborat ini adalah dua orang kader SMARThealth. Sedangkan, 3 kader SMARThealth lainnya melakukan entry data ke dalam aplikasi eKader.
Perawat mengukur ulang tekanan darah |
Di meja konsultasi ini, jamaah akan diperiksa ulang tekanan darahnya yang masih terlihat tinggi, dan akan diberikan obat. Begitu pula, dengan jamaah yang memiliki gula darah tinggi juga akan menerima obat. Terlihat di meja itu, obat paracetamol, amlodipin, captopril, metformin, dan glibenclamide. Sedangkan, jamaah yang mempunyai kondisi medis normal, langsung dipersilakan untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan oleh panitia pengajian rutin tersebut.
Pada Posbindu ini dijumpai kendala berupa sinyal handphone yang tidak menentu. Kondisi geografis Desa Dadapan yang berada di lereng sebelah barat Gunung Semeru ini, sinyal memperlihatkan kondisi tidak stabil atau naik turun. Sehingga, proses input data ke dalam aplikasi eKader tidak bisa lancar, dan kader musti bersabar dalam melakukan entry data.
Dokter Puskesmas Wajak memberikan obat kepada jamaah yang highrisk |
“Mungkin mendengar kabar akan kedatangan dari Dinkes, jamaahnya pada takut. Dikira akan ada pemeriksaan terkait COVID-19” jelas Nurul Hidayati kepada Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) melalui telepon.
Setelah pemeriksaan dan kemudian mengikuti pengajian, dr. Intan Hadiyanti memberikan edukasi terkait penyakit tidak menular (PTM) khususnya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke.
Usai edukasi ini, rangkaian acara giat Posbindu PTM di Desa Dadapan berakhir sudah. Jamaah pengajian kemudian pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan, kader bersama petugas kesehatan melakukan foto bersama. Kader Muslimat NU menggunakan alat pelindung diri (APD) warna hijau muda, dan kader SMARThealth memakai APD warna biru. *** [140321]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo