Setiap memasuki akhir studi, mahasiswa senantiasa melakukan penelitian untuk jenjang S1, S2 maupun S3. Penelitian tersebut kemudian bisa dialbumkan dalam skripsi, thesis, disertasi ataupun jurnal.
Arief Alamsyah, salah seorang staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang saat ini tengah merampungkan studinya di Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), juga sedang mengusulkan penelitian disertasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S3.
Langkah awal yang telah dilakukannya adalah membuat proposal disertasi. Begitu disetujui pembimbing, akan dilanjutkan dengan menyurati kepada instansi terkait untuk memperoleh surat izin penelitian.
Kebijakan di lokasi penelitian, yaitu Kabupaten Malang, setiap akan mengurus izin penelitian di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Malang haruslah menyertakan surat keterangan kesediaan menjadi lokasi dalam penelitian.
Karena penelitian disertasi menyangkut pengembangan model health coaching untuk pengendalian hipertensi di layanan primer, maka perlulah mengurus surat keterangan kesediaannya di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang terlebih dahulu. Surat ini diurus pada akhir November 2023 dan keluar setelah 10 hari kemudian.
Diskusi bersama Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang (Selasa, 23/01) |
Hari Selasa (23/01/2024), Arief Alamsyah yang didampingi salah seorang anggota Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) menghadap ke Dinkes, dalam hal ini Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) serta Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat.
Pukul 09.01 WIB, Arief Alamsyah diterima oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM di ruang kerjanya di lingkungan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Di ruangan itu, Arief Alamsyah pertama-tama melakukan kulo nuwun terlebih dahulu, dan kemudian mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian disertasinya. Ini langsung disambut dengan baik oleh Sub Koordinator (Subkon) Paulus Gatot, mengingat masalah hipertensi juga menjadi fokus dari Sub Substansi PTM dan Keswa tersebut.
Setelah selesai berdiskusi di Sub Substansi PTM dan Keswa, disarankan untuk menghadap ke Sub Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat yang ada di gedung lain dalam lingkungan Kantor Dinkes Kabupaten Malang, namun karena Sub Koordinator Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Retno Endarti, SKM, M.M.Kes sedang ada pertemuan, diminta untuk berjumpa pada pukul 11.00 WIB.
Diskusi bersama Sub Koordinator Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kabupaten Malang (Selasa, 23/01) |
Di Sekretariat, kami mengobrol juga mengenai update replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang. Bagaimana pun juga, Arief Alamsyah juga merupakan pionir dalam pengembangan program SMARThealth di Kabupaten Malang, dan dalam proposalnya pun termasuk dalam bagian Tim SMARThealth.
Menjelang pukul 11.00 WIB, kami berangkat kembali menuju ke Dinkes Kabupaten Malang untuk bersua dengan Subkon Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat. Begitu sampai, langsung diterima di ruang kerjanya.
Sama halnya seperti kala di Sub Substansi PTM dan Keswa, Arief Alamsyah juga mengawali dengan kulo nuwun dan kemudian disambung dengan mengutarakan maksud dan tujuannya menghadap. Hal ini juga disambut dengan keakraban oleh Subkon Substansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dari pertemuan di dua di Dinkes tadi, hasilnya Dinkes akan mendukung dalam penelitian disertasi tersebut dan siap membantu mrenahke dalam tahapan penelitian yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu studi kualitatif, pengembangan model health coaching, dan studi kuantitatif, dengan memberikan informasi kepada 4 Puskesmas (Ngajum, Pakisaji, Kepanjen, Gondanglegi) yang akan menjadi lokasi penelitian nantinya. *** [240124]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo