Posbindu PTM Desa Urek-Urek Sasar Warga Yang Ikut Praktek Pemicuan Jamban

SMARThealth

Desa Urek-Urek merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gondanglegi dan berada di wilayah kerja Puskesmas Ketawang. Desa yang memiliki kondisi geografis dengan wilayah dataran rendah ini, sebagian besar masyarakatnya selain bertani sawah maupun berkebun tebu, banyak juga yang berkarya dalam pembuatan genteng dan batu bata. Ancer-ancer lokasi desa ini berada di sebelah timur Puskesmas Ketawang yang berjarak sekitar 3 kilometer.

Sabtu pagi (22/10/2022) ini, penanggung jawab Kesehatan Lingkungan (Pj Kesling) Puskesmas Ketawang Muhammad Noer Maulidi, A.Md.Kep menggandeng kader kesehatan melaksanakan kegiatan sosialisasi pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau pemicuan jamban kepada warga di Pendopo Balai Desa Urek-Urek yang beralamatkan di Jalan Raya Urek-Urek No. 1 Dusun Baran RT 07 RW 02 Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Perawat sedang melakukan cek laborat ringan terhadap warga yang menghadiri pemicuan jamban di Pendopo Balai Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi

Pemicuan STBM atau jamban adalah suatu kegiatan memunculkan rasa butuh akan sanitasi pada diri indvidu di masyarakat. Dilakukan dengan cara menganalisa situasi lingkungan dan perilaku masyarakat itu sendiri, sehingga muncul kesadaran internal dari masyarakat dan terdorong untuk mewujudkan dalam perilaku yang sehat serta membangun sarana sanitasinya secara mandiri. Tindakan ini untuk meninggalkan kebiasaan buruk mereka Buang Air Besar (BAB) di sembarang tempat.

Pada kegiatan pemicuan ini, perawat dan bidan Desa Urek-Urek bersama dua orang kader SMARThealth memanfaatkan waktunya untuk menyasar warga yang sedang berkumpul di Pendopo Balai Desa tersebut guna dilakukan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) melalui giat Posbindu PTM.

Giat Posbindu PTM dilaksanakan pada pukul 08.30 WIB, setengah jam sebelum undangan pemicuan jamban dimulai. Dua kader SMARThealth, Luluk Sunarti dan Sri Kiptiyah, berkesempatan membantu pendaftaran dan pengukuran antropometri (tinggi/berat badan dan lingkar perut) sebelum mereka bergabung dalam pemicuan jamban.

Bidan mengukur tekanan darah warga yang hdir dalam pemicuan jamban di Pendopo Balai Desa Urek-Urek

Setelah warga yang hadir di Pendopo Balai Desa didaftar dan diukur tinggi/berat badan serta lingkar perutnya, warga akan diukur tekanan darahnya oleh bidan Desa Urek-Urek Anik Wanayanti, A.Md.Keb. Hasil pengukurannya akan dicatat oleh kader di dalam buku pemeriksaan Posbindu PTM bersama dengan antropometri.

Usai ditensi, warga akan bergeser menuju ke meja sebelah timurnya. Di meja itu ada perawat Desa Urek-Urek Feny Rismawati, A.Md.Kep yang akan memberikan layanan pengukuran kadar gula darah dan kolesterol serta memberikan konseling kepada warga yang terindikasi faktor risiko PTM.

Dari hasil rekapitulasi, berhasil terskrining sebanyak 32 orang. Semuanya berjenis kelamin perempuan. Dari 32 orang itu, diketahui warga yang memiliki faktor risiko hipertensi sebanyak 2 orang dan diabetes mellitus ada 1 orang.

Pj PTM Puskesmas Ketawang bantu ukur berat badan warga terakhir yang periksa di layanan Posbindu PTM

Selesai ikut skrining faktor risiko PTM, warga dan kader langsung bergabung dalam praktek pemicuan jamban. Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) yang hadir dalam giat Posbindu PTM itu juga ikut menyaksikan praktek pemicuan jamban yang dilakukan oleh kader kesehatan yang telah mendapat pelatihan STBM.

Dalam praktek itu, dibagi dua kelompok, yaitu kelompok 1 dan 2. Kelompok 1, prakteknya dengan berdiri mengitari meja utama. Sedangkan, kelompok 2, prakteknya dengan duduk lesehan di atas karpet warna hijau muda. Orang Jawa menyebutnya dengan babut.

Kader kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan STBM akan mempraktekkan di hadapan warga tentang kesanitasian agar warga mendapatkan pengetahuan mengenai sanitasi yang benar dan sehat.

Pj Kesling Puskesmas Ketawang dalam arahan di Kelompok 2 pada praktek pemicuan jamban di Pendopo Balai Desa Urek-Urek

Dalam giat ini, kader kesehatan dilatih Pj Kesling Puskesmas Ketawang mengenai pemicuan, bukan penyuluhan. Pada praktek itu, kader akan memperagakan mengenai BAB sembarangan, air putih yang diberi garam dan membuat burger tanpa daging dan tanpa cuci tangan.

Pada praktek BAB sembarangan, kader kesehatan mengaduk katul yang diberi sedikit air. Katul itu akan diletakkan di atas peta wilayah desa yang telah disiapkan oleh kader. Katul itu sebagai kiasan kotoran manusia. Seandainya kotoran manusia itu masih berserakan di desa ini, apa jadinya terhadap kesehatan warganya.

Sedangkan, pada praktek air putih diberi garam, beberapa warga diminta mencicipi dan semua mengatakan asin. Maksud dari praktek ini memiliki pesan kepada warga bahwa warna air yang jernih belum menjamin bahwa air itu bersih atau sehat.

Kantor Desa/Balai Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi

Sementara itu, pada saat burger selesai dibuat dan meminta warga mencicipinya, ternyata mereka tidak mau. Karena kader yang membuatnya tidak cuci tangan terlebih dahulu. Praktek ini mempunyai pesan jangan mudah tergiur oleh wujud makanan tapi hendaknya juga tahu proses pembuatannya.

Selesai praktek, warga sudah boleh pulang. Akan tetapi kader kesehatannya tetap tinggal dulu karena akan dibriefing oleh Pj Kesling Puskesmas Ketawang. Briefingnya itu untuk mengevaluasi apa yang telah dipraktekkan oleh kader kesehatan agar ke depannya, mereka bisa menjadi lancar dan semakin percaya diri dalam menyelenggarakan pemicuan lagi. *** [221022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment