Posbindu PTM adalah kegiatan pengendalian faktor risiko PTM dengan menggalang adanya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dengan intervensi Posbindu PTM dapat dilakukan di ranah desa maupun institusi.
Dalam ranah desa, Posbindu PTM sudah berjalan sebagaimana mestinya, dan sebagian desa yang ada di Kabupaten Malang malah sudah ditingkatkan menjadi Posbindu SMARThealth. Sementara itu, untuk Posbindu Institusi, baru terbentuk di 7 instansi/institusi yang ada di Kabupaten Malang, yaitu Markas Komando Divisi Infanteri (Madivif) 2 Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Dinas Kesehatan (Dinkes), Batalyon Zeni Tempur 5/Arati Bhaya Wighina (Yonzipur 5/ABW), Kejaksaan Negeri, Resimen Artileri Medan 2/Putra Yudha (Resimen Armed 2/PY), RSUD Kanjuruhan, dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0818/Kabupaten Malang-Batu.
Untuk meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini PTM di tempat kerja/institusi harus difasilitasi. Hal ini menjadi penting, karena dapat mempengaruhi produktivitas karyawan/ASN di institusi sehingga perlu adanya deteksi dini PTM yang dapat diakses oleh karyawan/ASN.
Peserta Sosialisasi Posbindu Institusi berpose bersama sebelum pemaparan materi |
Oleh karena itu, hari ini, Kamis (10/11/2022), Seksi PTM dan Keswa menyelenggarakan Sosialisasi Institusi pada OPD di Kabupaten Malang, yang dilaksanakan di Ruang Heliconia dan Bougenville Lantai 1 Grand Miami Hotel yang beralamatkan di Jalan Jatirejoyoso No. 01 Dusun Dawuhan RT 01 RW 01 Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kepanjen, RSUD Kanjuruhan Kepanjen, RSUD Lawang, Pangkalan TNI AU (Lanud) Abdul Rachman Saleh, Kodim 0818/Kabupaten Malang-Batu, Yonzipur 5/ABW, Madivif 2 Kostrad, Resimen Armed 2/PY, Kejaksaan Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Pendidikan (Dispendik), Dinas Perhubungan (Dishub), dan Puskesmas Kepanjen.
Sebelum acara di mulai, peserta yang hadir selain mengisi daftar hadir juga dilakukan skrining faktor risiko PTM di samping meja daftar hadir. Petugas skrining menghadirkan Marina Anjarwati, A.Md.Kep, penanggung jawab PTM Puskesmas Kepanjen, dan Dyah Retno matini, A.Md.Kep, perawat Desa Panggungrejo, Kepanjen.
Seluruh peserta Sosialisasi Posbindu Institusi ikuti skrining faktor risiko PTM sebelum memasuki ruang pertemuan |
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh Ulinati, S.IP, asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Seksi PTM dan Keswa Dinkes, dengan birama 4/4.
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berikutnya adalah sambutan Kepala Dinas (Kadinkes) yang diwakili oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya itu, Paulus mengatakan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan PTM di Kabupaten Malang. 47% meninggal karena kardiovaskular, seperti jantung, stroke, dan diabetes mellitus.
Oleh karena itu, kita lebih awal harus melakukan deteksi dini melalui Posbindu PTM. Di Kabupaten Malang, ada 2 Posbindu, yaitu desa dan institusi. Jika mengandalkan desa saja, maka target capaian tidak pernah akan terpenuhi. Kita perlu membudayakan deteksi dini di lingkungan kerja masing-masing.
Pemaparan materi dari Dinkes Provinsi Jawa Timur |
Pada kesempatan itu, Wariin menjelaskan mengapa judul yang digunakan memakai kata Posyandu. Karena mulai tahun depan istilah Posbindu akan diganti menjadi Posyandu Usia Produktif. Namun, dalam sosialisasi ini kita masih memakai Posbindu.
Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang tidak tahu PTM, jika mereka belum merasakan sakit. Tensi tinggi tapi jika tidak merasakan pusing dianggap tidak sakit. Ketidaktahuan ini yang menyebabkan komplikasi.
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa PTM sesungguhnya bisa dikendalikan jika faktor risiko dikelola dengan baik. Posbindu PTM bertujuan untuk melihat faktor risiko PTM di masyarakat.
Peserta dari OPD ikuti Sosialisasi Posbindu Institusi di Ruang Heliconia dan Bougenville Grand Miami Hotel |
Sehabis materi, Wariin melakukan sesi tanya jawab kepada peserta. Dalam tanya jawab itu diketahui bahwa sebenarnya beberapa OPD juga telah melakukan skrining faktor risiko PTM, khususnya dalam lingkungan militer. Hanya saja pelaporannya masih belum sampai ke Dinkes.
Hal inilah yang menurut Wariin harus dikembangkan jejaring. Selain itu, Wariin juga mengimbau kepada OPD yang sudah menggelar Posbindu Institusi maupun yang akan melakukan, agar supaya jangan berkutat pada skriningnya saja. Namun yang lebih penting dari itu, adalah edukasinya. Hal ini agar masyarakat bisa mengatasi dirinya sendiri.
Pukul 10.47 WIB acara disambung dengan pemaparan materi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dengan judul “Capaian Program P2PTM dan Implementasi Posbindu Institusi di Kabupaten Malang.”
PP PTM jelaskan Posbindu PTM |
Oleh sebab itu, Dinkes berupaya secara terus menerus melakukan upaya pemetaan sasaran dan strategi percepatan deteksi dini PTM, seperti kampanye pentingnya deteksi dini, pelibatan swasta, optimalisasi kegiatan Posbindu di desa (kualitas, waktu, frekuensi pelaksanaan Posbindu), pengembangan Posbindu di sekolah terintegrasi UKS (15-18 tahun), pengembangan Posbindu di tempat kerja, pengembangan Kampus Sehat, pemeriksaan pada momen dan tempat berkumpul masyarakat, gerakan deteksi dini (bulan deteksi dini), dan lain-lain.
Pukul 11.23 WIB Kepala Puskesmas Kepanjen diberikan kesempatan Dinkes untuk mempromosikan apa yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, Kepala Puskesmas Kepanjen dr. Ruri Pujianti menginfokan perihal Pap Smear yang dilakukan Puskesmas Kepanjen di wilayah kerjanya yang bekerjasama dengan BPJS.
Kepala Puskesmas Kepanjen mengajak OPD yang hadir dalam Sosialisasi Posbindu Institusi untuk berkeliling melihat tes Pap Smear, dan berharap dalam kegiatan Posbindu Institusi juga bisa dibarengkan dengan Pap Smear.
Staf PTM bahas RTL Pertemuan Posbindu Institusi di Kabupaten Malang |
Usai promosi dari Kepala Puskesmas Kepanjen, acara diselingi dengan Senam Peregangan ala Puskesmas Kepanjen yang diikuti semua peserta Sosialisasi Posbindu Institusi. Tujuan senam peregangan ini agar melemaskan otot-otot setelah mengikuti pemaparan dua materi.
Sehabis senam, acara diisi dengan penjelasan Self-Reporting Questionnaire-20 oleh PP Keswa Dinkes, Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Kemudian setelahnya, dilanjutkan dengan pemahaman Posbindu PTM oleh PP PTM Dinkes, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners.
Tepat pukul 12.00 WIB ishoma (istirahat, sholat, makan). Dalam makan siang itu, pihak hotel telah menyiapkan sejumlah menu di meja depan Ruang Heliconia dan Bougenville, seperti soup jagung ayam, steamed rice, nasi goreng Jawa, mie goreng ayam, tumis buncis, ayam kecap, beef blackpapper, dori sambal matah, sambal, kerupuk, pudding, assorted slice fruits, infused water, dan orange juice.
Kabid P2P didampingi Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa tutup Pertemuan Sosialisasi Posbindu PTM pada OPD di Kabupaten Malang |
Dalam membahas itu, Bastamil menguraikan perihal Peran Dinkes, Peran Puskesmas, dan Peran Institusi, dan diakhiri dengan kesepakatan dan kesepemahaman tentang Implementasi Posbindu Institusi di Kabupaten Malang.
Acara ini berakhir pada pukul 13.52 WIB dan ditutup secara resmi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes yang didampingi oleh Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa. *** [101122]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo