14 Nakes Puskesmas Bululawang Ikut FGD Fase 1 NIHR

Setelah dilakukan Focus Group Discussion (FGD) Fase 1 terkait sampah plastik di Desa Krebet Senggrong dan Desa Bakalan bagi kader kesehatan, wakil masyarakat terdampak polusi (pria), wakil masyarakat terdampak polusi (wanita), dan tokoh masyarakat terdampak polusi, hari ini (Jumat, 28/06) giliran Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) mengadakan FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas.

FGD yang mengambil tempat di Ruang Akreditasi Puskesmas Bululawang tersebut, diikuti oleh 14 tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di lingkungan Puskesmas Bululawang, yang terbagi dalam 2 sesi FGD Fase 1.

Sesi 1 diikuti oleh 7 perawat, yaitu Dian Pramono (perawat Desa Bakalan), Nur Hasanah (perawat Desa Kasembon), Rahmad Teguh P. (perawat Desa Pringu), Ristyawati (perawat Desa Kuwolu), Anis Indah S. (perawat Desa Kasri), Dwi Putri (perawat Desa Sudimoro), dan Eka Ilham Adi W. ( perawat Desa Krebet).

Penjelasan informed consent sebelum FGD dimulai

Sedangkan, sesi 2 diikuti oleh 7 nakes, yakni Khilmi Ainun N. (perawat Desa Sukonolo), Nur Azizah (perawat Desa Bululawang), Cici Kusuma Pratiwi (perawat Desa Wandanpuro), Yudi N.R. (perawat induk Puskesmas Bululawang), Intati (bidan Desa Kuwolu dan Penanggung jawan PTM Puskesmas Bululawang), Lia Febriati (perawat Desa Gading), dan Citra Sulistyo W. (perawat Desa Krebet Senggrong).

Sementara itu, Tim Penelitian NIHR terlihat hadir dalam FGD Fase 1 adalah Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH (informed consent); Hilda Irawati, S.Stat. (notulis); Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop. (notulis); Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si (CEI), dan saya (moderator). Selain itu, hadir juga staf PTM dan Keswa Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wildan Adi Yatma, S.Psi.

FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas dimulai pada pukul 08.15 WIB untuk sesi 1. Sebelum moderator memulai prosesi FGD Fase 1, terlebih dahulu mempersilakan petugas informed consent untuk menjelaskan kepada partisipan.

FGD Fase 1 bersama nakes sessi 1

Setelah informed consent ditandatangani, barulah moderator memulai melakukan FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas. Ada 16 panduan FGD yang berjumlah 16 pertanyaan, namun dalam prosesinya bisa berkembang manakala moderator menemukan hal-hal yang khas dari paparan sejumlah partisipan.

Usai implementasi sesi 1, terus dilanjutkan dengan pelaksanaan FGD Fase 1 sesi 2. Prosesinya sama dengan pelaksanaan sesi 1. Yang membedakannya hanya pesertanya dan waktu pelaksanaannya saja.

Dari 2 sesi FGD tersebut terangkum hasil bahwa perlakuan sampah plastik dan yang lainnya umumnya ada yang diangkut petugas namun ada juga yang dibakar. Pembakaran sampah plastik itu dilakukan bagi yang masih memiliki lahan yang luas atau alasan tertentu seperti terkadang petugas pengangkut sampah terlambat mengambil. Umumnya masyarakat beralasan dengan kepraktisan saja dan agar cepat bersih.

Sampah plastik dari rumah tangga, dari tangkapan FGD cukup mendominasi di 14 desa yang ada di dalam wilayah kerja Puskesmas Bululawang, seperti sampah dari dapur rumah tangga. Hambatan utamanya dalam mengatasi pembakaran sampah adalah masalah kesadaran dari para individunya dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah desa terkait bahayanya bagi kesehatan masyarakat.

FGD Fase 1 bersama nakes di sesi 2

Menurut salah seorang nakes di Puskesmas Bululawang, sebenarnya regulasi tentang larangan pembakaran sampah itu sudah ada. Hanya saja kemungkinan masih kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat secara luas.

Selain itu, peran nakes dalam pembakaran sampah plastik sebenarnya juga sudah dilakukan lewat pertemuan-pertemuan yang ada di desa. Namun seiring waktu sering berlalu begitu saja, dan nakes juga belum melihat dampak kesehatan yang ada di masyarakat karena selama ini belum ada yang melaporkan sakit di Ponkesdes.

FGD Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas ini berakhir pada  pukul 10.41 WIB seiring tahrim keluar melalui speaker horn dari Masjid Besar Sabilit Taqwa yang berada di selatan Pasar Bululawang atau samping Kantor Camat Bululawang. *** [280624]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment