Selang dua hari pertemuan advokasi SMARThealth dihadapan kepala desa se-Kecamatan Wonosari, Puskesmas Wonosari melanjutkan dengan pelatihan kader SMARThealth yang diikuti oleh 8 desa yang berada di wilayah Kecamatan Wonosari, atau di wilayah kerja Puskesmas Wonosari, pada Rabu (21/12/2022).
Bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 2 Puskesmas Wonosari, pelatihan kader SMARThealth dihadiri oleh kader kesehatan dari 8 desa, yaitu Wonosari, Kebobang, Plaosan, Plandi, Kluwut, Bangelan, Sumbertempur, dan Sumberdem.
Setiap desa mengirimkan 5 kader kesehatan untuk dilatih menjadi kader SMARThealth. Selain itu, Puskesmas Wonosari yang punya motto Tela Kawi (Teliti Aman Kompeten berWawasan & berIntegritas) ini juga menghadirkan perawat desanya untuk mendampingi kader dalam pelatihan tersebut.
Peserta pelatihan kader SMARThealth berpose bersama di lobby lantai 2 Puskesmas Wonosari |
Master of Ceremony (MC) Ririn Khasanah, S.Kep.Ners, perawat Desa Kebobang, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta pelatihan, dan terus dilanjutkan membacakan susunan acaranya.
Setelah itu, acara diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh dirigen Ria Candra Puspita, A.Md.Kep, seorang perawat Desa Sumberdem, dengan hitungan birama 4/4.
Selesai menyanyikan lagu kebangsaan, MC mengajak kepada seluruh peserta pelatihan kader SMARThealth untuk berdoa sejenak menurut agamanya masing-masing, agar supaya kegiatan ini bisa berjalan lancar.
Sambutan Kepala Puskesmas Wonosari |
Fokusnya kepada pembunuh nomor 1, yaitu penyakit kardiovaskular. Menurut Kapus, berbicara masalah penyakit kardiovaskular itu tidak terlepas dari penyertanya, seperti hipertensi, diabetes mellitus, stroke, atau gagal ginjal.
Mereka yang sakit itu umumnya dikarenakan pola hidup yang kurang sehat. Kemajuan zaman yang telah memanjakan manusia, menyebabkan mereka malas bergerak. Apa-apa serba dibantu peralatan yang serba otomatis. Pola makan yang tidak sehat juga turut andil bagi timbulnya penyakit tersebut.
“Masyarakat umumnya belum tahu batasan sehat. Mereka belum tahu pengukuran yang dikatakan sehat, seperti tekanan darah, gula darah maupun IMT,” kata Kapus dr. Yusliha kepada para kader
Peserta pelatihan menyimak materi Posbindu SMARThealth |
Usai memberikan sambutan, Kapus berkenan membuka pelatihan kader SMARThealth, dan kemudian waktu sepenuhnya diberikan kepada rombongan Dinkes yang akan memberikan pelatihan kepada para kader.
Namun sebelum memasuki materi pelatihan, acara diisi dengan sambutan dari Dinkes yang diwakili oleh staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners. Pada kesempatan itu, Nur Ani menerangkan bahwa dalam pelatihan ini akan meningkatkan kemampuan kader kesehatan menjadi kader SMARThealth.
“Kita sudah melakukan advokasi kepada kepala desa, dan minta mengirimkan 5 kader untuk dilatih menjadi kader SMARThealth. Jadi, Anda yang dikrim ke sini ini merupakan duta desa, dan Puskesmas Wonosari merupakan yang ke-13 untuk pelatihan kader SMARThealth di tahun 2022 ini,” urai Nur Ani kepada kader dari 8 desa tersebut.
Usai memberikan sambutan, Nur Ani melanjutkan dengan memberikan materi dalam pelatihan ini. Materi yang dijelaskan kepada kader berjudul “Posbindu SMARThealth.” Diawali dengan pemutaran video tentang mewujudkan kampong cerdik sehat jantung melalui SMARThealth Sijaritung.
Instalasi aplikasi eKader dan cara melakukan input data |
Sehabis materi Nur Ani, acara diisi dengan senam peregangan ala Puskesmas Wonosari yang dipandu tayangan video dan dua perawat di depan. Peregangan ini dilakukan agar tercipta relaksasi bagi peserta pelatihan kader ini.
Pukul 10.412 WIB acara diteruskan dengan materi “Posbindu: Skrining Kesehatan Masyarakat” yang disampaikan oleh penanggung jawab PTM Puskesmas Wonosari, Sri Astutik, A.Md.Kep. Dalam materi itu, Sri Astutik memfokuskan pada penjelasan pengukuran yang akan digunakan dalam praktik pengukuran dalam skrining faktor risiko PTM, seperti IMT, tekanan darah, dan cek kadar gula darah.
Selesai materi Sri Astutik, acara langsung disambung dengan materi “Instalasi Aplikasi eKader” oleh staf IT Seksi PTM dan Keswa Dinkes, Candra Hernawan, S.Kom. Pada kesempatan ini, Candra menjelaskan bagaimana melakukan instalasi aplikasi, dan mengoperasikan aplikasi tersebut untuk melakukan input data.
Praktik pengukuran alat kesehatan di Ruang Pertemuan Puskesmas Wonosari |
Para kader kemudian melakukan praktik pengukuran kesehatan yang dipandu oleh perawat desanya masing-masing, dan didampingi oleh rombongan dari Dinkes tersebut. Rombongan Dinkes akan memantau jalannya praktik dengan alat kesehatan seperti dalam SMARThealth Kit nantinya.
Praktiknya dibagi di dua tempat karena keterbatasan kapasitas Ruang Pertemuan. Empat desa berada di Ruang Pertemuan, dan yang empat desa lagi berpraktik di lobby lantai 2 depan Ruang Pertemuan.
Hasil praktiknya sekaligus bisa diinputkan ke dalam aplikasi eKader yang tadi sempat terhenti karena kader belum melakukan pengukuran terlebih dahulu. Praktik itu memakan waktu sekitar 1 jam lebih 7 menit.
Praktik pengukuran dengan alat kesehatan di lobby lantai 2 Puskesmas Wonosari |
Menjelang penutupan pelatihan, staf PTM Dinkes, Kristina Dewi, A.Md.Kep meminta waktu sebentar untuk menjelaskan perlakuan terhadap alat pengukuran kadar gula darah merek BeneChek yang akan digunakan kelak, seperti setiap membuka tabung (tube) strip harus segera ditutup kembali, karena kedap udara. Kemudian setiap mau menggunakan alat cek kadar gula harus memasukkan chip ke dalam alat tersebut, kalau tidak hasil pengukuran akan cenderung tinggi, dan terakhir, setiap kegiatan sebaiknya baterai di alat itu dilepas.
Acara pelatihan ini akhirnya ditutup oleh MC pada pukul 13.08 WIB dengan pantun:
Bunga mekar di perbukitan
Sawah luas di pedesaan
Terima kasih untuk perhatian
Mohon maaf untuk kesalahan.
*** [211222]