Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) mengadakan pertemuan koordinasi program NAPZA Tahun 2023 di Ruang Edelweiss 1 & 2 Grand Miami Hotel yang beralamatkan di Jalan Jatirejoyoso No. 1 Dusun Dawuhan, Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Senin (20/11).
Pertemuan koordinasi ini dihadiri oleh Pemegang Program (PP) Keswa-NAPZA Puskesmas se-Kabupaten Malang. Perlu diketahui, Kabupaten Malang memiliki 33 kecamatan dan 39 Puskesmas. Sehingga, dalam pertemuan koordinasi ini diundang 39 PP Keswa-NAPZA.
Kabid P2P berpose dengan seluruh peserta pertemuan koordinasi Program NAPZA Tahun 2023 |
Setelah duduk kembali, acara berikutnya diisi dengan arahan dan bimbingan dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. Dalam arahan dan bimbingan itu, Tri Awignami mengatakan bahwa penggunaan NAPZA masih merupakan masalah yang besar, setiap tahun mengalami peningkatan.
Hasil penelitian yang dilakukan BNN pada tahun 2019, angka prevalensi penyalahgunaan NAPZA adalah 1,80%. Ada kenaikan 003% jika dibandingkan dengan survey pada tahun 2017. Oleh karena itu, masalah NAPZA menjadi masalah bersama.
Arahan dan bimbingan dari Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang |
Data dari Program Keswa dan NAPZA Dinkes Kabupaten Malang terlaporkan bahwa indikator 1 jumlah Usia >15 Tahun yang mendapatkan Skrining SDQ, SRQ 20 dan ASSIST dengan target sasaran sebanyak 529.108 orang, sedangkan capaian jumlah Indikator 1 masih 138.703 orang (26.2%) dari target sasaran 30%, capaian Deteksi Dini Skrining (ASSIST) NAPZA sampai Oktober 2023 masih 4.917 orang serta yang melakukan pelaporan IPWL (Institusi Penerimaan Wajib Lapor) penyalagunaan NAPZA yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis di Puskesmas Gondanglegi sebanyak 7 orang sampai Oktober 2023.
Usai memberikan arahan dan bimbingan, Kabid P2P berkenan membuka secara resmi dan dimulainya pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Program NAPZA Tahun 2023 yang berlangsung selama satu hari ini.
Narasumber yang pertama dari BNN Kabupaten Malang |
Pukul 09.28 WIB acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Deteksi Dini Kasus NAPZA dan Rujukan IPWL” yang disampaikan oleh Novan Arief Purwadi, SST dari, seorang narasumber dari BNN Kabupaten Malang.
Dalam materinya, Novan menjelaskan apa itu narkoba, persebaran kawasan rawan narkotika, pola penyalahgunaan narkoba, data statistik pecandu/korban penyalahgunaan NAPZA lembaga rehabilitasi dan IPWL di wilayah Kabupaten Malang, dan deteksi dini kasus NAPZA.
Koordinator Keswa Dinkes Kabupaten Malang mereview Program Keswa |
Pukul 11.10 WIB dilakukan review aplikasi Simkeswa yang dipandu oleh Imam Ghozali. Dalam review itu, Ghozali berusaha berdialog dengan seluruh peserta pertemuan koordinasi itu agar supaya mengerti permasalahan di lapangan yang sesungguhnya terkait pelaporannya hingga pukul 11.57 WIB.
Setelah itu, waktunya ishoma (istirahat, sholat, makan). Peserta pertemuan koordinasi memasuki Ruang Edelweiss 1& 2 Lantai 1 pada pukul 13.00 WIB. Berhubung narasumber yang kedua belum sampai, maka acara diisi dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang dipandu dan dibacakan oleh Imam Ghozali dan disaksikan oleh Sub Koordinator Substasi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto. Ada 6 poin yang ditekankan dalam RTL tersebut.
Bidan Puskesmas Wonosari berikan materi untuk mengisi waktu dalam menunggu narasumber kedua datang |
Pukul 14.05 WIB narasumber yang kedua belum datang, waktu pun diisi dengan pemaparan perihal “Fundamental Hypnotherapy” secara dadakan dari seorang bidan Puskesmas Wonosari, Erlinah, S.ST., M.Si (Psy)., CHt(IACT-USA)., C.PS., CI.
Pengalaman belajar hipnoterapi dan mempraktekkannya dalam pekerjaannya serta sering menjadi narasumber dalam sebuah seminar di seantero Indonesia, menjadikan paparan yang ditampilkan dihadapan teman-teman peserta pertemuan koordinator, membangkitkan semangat dalam beraktivitas.
Penutupan pertemuan koordinator Program NAPZA oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes, yang didampingi narasumber kedua dari Ikatan Psikolog Klinis Jawa Timur |
Pada kesempatan itu, Binar menjelaskan tentang rentang usia perkembangan remaja, perkembangan remaja, perkembangan otak, bagian otak yang mempengaruhi psikologi, perkembangan emosi, emosi yang berkembang di masa remaja, perkembangan kognitif, perkembangan sosial awal, perkembangan sosial remaja tengah, perkembangan sosial remaja akhir, tantangan dan risiko perkembangan remaja, mendukung kesejahteraan psikologis remaja, bagaimana cara menghadapi remaja yang bermasalah, dengarkan dengan aktif & penuh empati, komunikasi verbal-non verbal, proses menghadapi remaja, hal utama yang perlu digali, dan tujuan utama ketika membantu remaja.
Dalam sesi materi yang kedua ini, muncul pertanyaan dari Puskesmas Sitiarjo dan Puskesmas Bululawang.
Usai sesi tanya jawab bersama narasumber kedua ini maka berakhir sudah rangkaian pertemuan koordinasi program NAPZA Tahun 2023, dan ditutup secara resmi oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang pada pukul 16.16 WIB. *** [201123]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo