Setelah sehari sebelumnya dilakukan piloting aplikasi NIHR untuk kader kesehatan bersama kader SMARThealth Kepanjen, hari ini, Sabtu (14/12), Tim Peneliti NIHR Global Health Recearch Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIH-GHRC NCDs & EC) mengadakan piloting aplikasi NIHR untuk dokter Puskesmas.
Dua dokter fungsional Puskesmas Dau – dr. Dike Dwi Ronawati dan dr. Humairoh – diundang oleh Tim Peneliti NIHR-GHRC NCDs & EC untuk berpartisipasi dalam uji coba aplikasi NIHR di Ruang Berlin Lantai 3 Hotel Grand Mercure Malang yang beralamatkan di Jalan Raden Panji Suroso No. 7 Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Sama dengan piloting aplikasi kader, piloting aplikasi dokter ini berperan penting bagi Tim Peneliti NIHR sebelum uji lapangan (field testing). Piloting dokter ini diharapkan akan memberikan masukan penting kepada Tim Peneliti NIHR sebelum mereka membantu Tim Peneliti NIHR melakukan diagnosis kepada pasien yang telah diwawancarai oleh enumerator atau kader kesehatan nantinya, dengan bantuan smartphone health apps.
Smartphone health apps (aplikasi kesehatan dengan menggunakan handphone berbasis android) ini semakin diakui sebagai alat yang berpotensi ampuh dalam penelitian kesehatan, utamanya menyangkut epidemiologi, yang memungkinkan peneliti untuk sejumlah partisipan atau peserta, memantau mereka secara cepat dan akurat, serta mengumpulkan jenis data baru (Reade, et. al., 2017, JMIR mHealth and uHealth 5(3)).
Aplikasi ini dapat mendukung pengumpulan data dari warga yang telah diwawancarai oleh enumerator atau kader kesehatan versi digital dari kuesioner pasien. Aplikasi juga dapat mengumpulkan dan mengirimkan data secara cepat ke dalam cloud sehingga memudahkan Tim Peneliti melakukan analisa.
Piloting aplikasi dokter ini langsung dipimpin oleh Koordinator NIHR Theme 1: Primary Healthcare Strengthening dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D., yang sekaligus merupakan pionir SMARThealth. Pada kesempatan itu, dr. Asri Maharani menjelaskan terlebih dahulu mengenai penelitian ini kepada dua dokter yang diundang dalam piloting aplikasi NIHR ini, dalam materinya yang berjudul “Strengthening Primary Health Care to Address the Impact of Plastic Burning and Air Pollution on COPD in Indonesia.”
Menurut dr. Asri Maharani, penelitian NIHR ini akan dilakukan dalam 4 tahapan. Tahap pertama akan difokuskan kepada pengumpulan data di lapangan, yang akan sangat penting untuk menginformasikan kegiatan yang akan ditangani. Tahap 2, menyusun bersama dan memilih serangkaian intervensi multisektoral yang ditujukan untuk secara efektif mengurangi polutan pembakaran plastik yang terkait dengan penyakit tidak menular (PTM) di wilayah studi. Tahap 3, menerapkan dan mengevaluasi serangkaian intervensi. Sedangkan tahap 4, mengembangkan infrastruktur dan kapasitas di Kabupaten Malang yang dibutuhkan untuk pengukuran atmosfer, pemodelan, dan penelitian implementasi di masa mendatang untuk pencegahan penyakit tidak menular terkait pembakaran plastik.
Setelah dr. Asri Maharani menjabarkan maksud dan tujuan dari penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC secara gamblang ini, kemudian acara dilanjutkan dengan penjelasan petunjuk penggunaan aplikasi NIHR untuk dokter yang dipandu oleh Koordinator NIHR Theme 5: Digital Health Development Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D.
Dalam memberikan pelatihan itu, Dr. Sabri dibantu oleh sejawatnya, Ismiarta Aknuranda, S.T., M.Sc., Ph.D dan Ivan Yulfrian, S.Kom. Pola pelatihannya langsung learning by doing, artinya kedua dokter tersebut langsung belajar dengan mempraktikan input data.
Pada saat praktik itu, ketiga Tim Peneliti Theme 5 bersama dengan Koordinator NIHR Theme 1 mendampingi dua dokter fungsional dari Puskesmas Dau dalam menggoyangkan jari-jemarinya di atas tablet yang telah disediakan.
Sejumlah peneliti tersebut mendampingi, agar supaya kebingungan sang dokter ketika mempraktikkan aplikasi NIHR tersebut segera teratasi dengan penjelasan dari Tim Peneliti. Jika persoalan menyangkut aplikasi, maka diterangkan oleh ketiga peneliti dalam Theme 5, sedangkan bila menyangkut materi, maka peneliti dalam Theme 1 yang akan menjelaskannya.
Karena dalam piloting aplikasi NIHR untuk dokter ini tidak sekadar bisa menjalankan aplikasi digital tersebut, melainkan juga harus menguasai substansi dari kuesionernya. Partisipan, penting untuk memahami terminologi yang digunakan dalam kuesioner, dan mampu memastikan kuesioner tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang wajar. Jika terlalu panjang, responden nantinya mungkin dikawatirkan akan kehilangan minat atau tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikannya, yang dapat mempengaruhi tingkat respons dan kualitas data.
Acara piloting aplikasi NIHR untuk dokter ini berakhir pada pukul 12.37 WIB, dan kemudian diakhiri dengan foto bersama di Ruang Berlin serta diteruskan dengan makan siang bersama dengan menu yang telah disediakan di lobby Ruang Berlin tersebut.
Diurutkan dari dekat pintu masuk Ruang Berlin terus ke timur, selatan, lalu ke barat mepet di dinding di selatan, terdiri dari menu: teh panas, kopi panas, beef kroket, mango cheese cake, dadar gulung, es teler, peach cobbler, sliced fruit, bakso, beef black pepper, prawn salted egg, roasted chicken cajun sauce, capcay seafood, mac & cheese, potato au gratin, nasi goreng ikan asin, asem-asem ikan, rujak manis, dan rujak cingur. *** [151224]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo