FGD Fase 1 Dengan Perawat Desa Sumberejo dan Nakes Puskesmas Pagak

Dalam tiga hari ini bakal ada Focus Group Discussion (FGD) Fase 1 dengan perawat dan staf terkait lainnya dari Ponkesdes dan Puskesmas, dari tanggal 24 hingga 26 Juli 2024 bertempat di Puskesmas Pagak yang beralamatkan di Jalan Hamid Rusdi No. 84 Dusun Sumbernongko, Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Hari pertama ini, Rabu (24/07), FGD dilaksanakan bersama dengan perawat Desa Sumberejo Hari Purnomo, S.Kep.Ners dan lima tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Pagak yang terdiri dari dr. Septian Iqbal Mirzaqom, Ibnu Irham, Jonathan Dwi Prasetyo, A.Md.Kep., Wahono, dan Dika Arum.

Suasana perkenalan peserta FGD

Bertindak sebagai moderator adalah fasilitator NIHR dengan dibantu Hilda Irawati, S.Stat. sebagai notulis dan Alifatul Nisa’, S.P. dalam dokumentasi. Selain itu juga dihadiri oleh Gatot Sujono, S.ST, M.Pd., seorang pensiunan Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang yang terlibat dalam penelitian NIHR Global Health Research for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Sebelum memulai FGD, moderator mempersilakan Alifatul Nisa’ untuk membagikan Lembar Penjelasan Penelitian kepada peserta FGD untuk dibaca dan kemudian menandatangani sebagai bukti partisipasinya mereka secara sukarela dalam kegiatan FGD ini.

Usai mereka menandatangani lembar tersebut, moderator mempersilakan kepada pensiunan Substansi PTM dan Keswa untuk memberikan pengantar dalam FGD yang akan dilaksanakan ini. Dalam pengantarnya, Gatot Sujono membeberkan arti pentingnya informasi yang dikumpulkan dalam FGD ini dalam memetakan permasalahan yang ada dalam pengelolaan sampah selama ini.

Tepat pukul 09.33 WIB dimulailah FGD. FGD berjalan mengalir, mulai dari pendapat umum tentang sampah dan pembakaran sampah plastik; sumber pengelolaan sampah plastik; pengetahuan, sikap, dan praktik terkait pembakaran sampah plastik; peran dalam pengelolaan sampah plastik; dan pendapat tentang solusi dari pengurangan pembakaran sampah plastik.

Suasana FGD terkait pandangan umum dalam pengelolaan sampah

Dari FGD ini, diketahui bahwa pengelolaan sampah di wilayah para nakes tersebut ada yang berlangganan dengan cara diangkut secara periodik oleh petugas, dan ada juga yang masih melakukan pembakaran sampah.

Dari beberapa peserta, mengatakan bahwa pembakaran sampah termasuk di dalamnya ada plastik itu biasanya terjadi pada warga yang masih memilki lahan yang cukup luas. Yang dibakar pun umumnya sampah plastik yang mendominasi yakni berupa kresek maupun sachet. Sedangkan, untuk botol plastik seperti wadah air minum, ada sejumlah warga yang memilahnya untuk dijual ke pengepul atau diambil bank sampah.

Bagi warga yang sudah berlangganan sampah, juga terlihat ada yang ikut memilah untuk dijual pengepul. Uangnya bisa digunakan untuk membayar bulanan pengambilan sampah di rumah-rumah warga yang berlangganan.

Diakui oleh beberapa peserta, sampah memang dijumpai dalam keseharian. Puskesmas Pagak dan Ponkesdes yang ada di lingkungan kerjanya, umumnya juga telah memiliki program dalam memberikan edukasi berupa bahayanya asap dari pembakaran sampah melalui Seksi Promkes, namun hal ini tidak gampang di suatu daerah yang penghidupannya memang berkecimpung dengan sampah plastik. Ini menyangkut soal hajat hidup orang.

Mengurangi ketegangan dalam diskusi, moderator menyisipi dengan suasana tertawa dalam berdiskusi terkait bahaya dan dampak pembakaran sampah plastik

Yang menarik lagi, dalam diskusi itu juga dijumpai adanya dua warga yang terindikasi terdampak asap pembakaran sampah plastik berupa chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Dua warga tersebut periksa secara rutin ke Puskesmas Pagak dan ditangani secara berkesinambungan oleh dokter fungsional Puskesmas. Kedua warga tersebut berumur 40 tahun ke atas, dan berjender perempuan.

Selain itu, juga muncul dari peserta nakes mengenai pendapat dalam solusi pengurangan dampak pembakaran sampah plastik. Dari kertas plano warna biru, yang ditulis oleh masing-masing peserta terkait pandangannya dalam solusi tersebut, muncul beragam pandangan.

Namun setelah dirangkum dalam kertas putih besar yang dipasang di white board milik Puskesmas Pagak, ada empat pandangan yang mengemuka, yaitu lebih ditingkatkan realisasi fungsi petugas kebersihan, petugas survey, penyuluhan, dan alur pembuangan; pemilahan sampah; penempatan lokasi pembakaran yang jauh dari pemukiman warga; dan keterlibatan pemerintah sekitar melalui kebijakan program, seperti misalnya gratis biaya pengangkutan sampahnya.

Dari isu yang mengemuka itu, moderator berusaha memantiknya. Ternyata dari beberapa peserta muncul pandangan yang berbeda dalam urutannya, sesuai dengan kondisi yang dihadapi di wilayahnya masing-masing. Namun begitu, yang menempati skala prioritas utama adalah perlu ada koordinasi lintas sektor dalam penanganan pengelolaan sampah, seperti yang dibahasakan oleh peserta sebagai keterlibatan pemerintah.

Suasana FGD terkait pandangan solutif, moderator mengambil posisi berdiri di kertas yang dari rangkuman dari tulisan peserta di kertas plano untuk didiskusikan lebih lanjut

Acara FGD hari pertama ini selesai pada pukul 10.50 WIB, dan esok harinya akan dilanjutkan dengan FGD dengan perawat Desa Pagak dan lima orang nakes dari Puskesmas Pagak yang orangnya berbeda dengan hari pertama. Selain itu, juga ada in-depth interview dengan bidan desa Pagak serta 1 orang kader kesehatan di Ponkesdes Desa Pagak.

Sementara itu, di hari kedua ini juga terdapat FGD dengan anggota komunitas yang diselenggarakan di Balai Desa Tlogorejo, yang diikuti dengan survey karakteristik masyarakat dan direct observation. Jadi, ada dua tempat kegiatan untuk hari kedua.

Terkait kegiatan di Tologorejo, sepulang dari Puskesmas Pagak, fasilitator NIHR bersilaturahmi dengan Kepala Desa (Kades) Tlogorejo Eko Wahyudi di Balai Desa Tlogorejo. Sambil mengantar surat tembusan dari Kesbangpol, juga membahas untuk kegiatan esok hari yang akan dilaksanakan di Balai Desa, dan Kades pun menyambutnya dengan senang. *** [240724]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment