Finalisasi Instalasi Instrumen Partikel Dan Menjalankan Program Aplikasi Dalam Riset NIHR

Setelah dua hari melakukan instalasi instrumen partikel di halaman rumah Bapak Hasyim yang berada di Dusun Bekur RT 49 RW 08 Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Max Priestman (Research Associate) dan David Ek (Field and Laboratory Research Technician) dari Imperial College London (ICL) berhasil menyelesaikan secara fisik pemasangan alat monitoring kualitas udara tersebut.

Kemudian pada hari ketiganya, Sabtu (31/08), Max dan David berfokus pada finalisasi instalasi dan menjalankan program aplikasi yang sesuai dengan penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Max & David dari Imperial College London beserta crew pendamping dalam proses instalasi instrumen partikel
Pagi itu, begitu tiba di rumah Bapak Hasyim, Max dan David melakukan verifikasi instalasi untuk memastikan instumen partikel terpasang dengan benar, termasuk posisi mekanis, sambungan daya, kontrol lingkungan yang diperlukan, seperti suhu maupun kelembaban.

Dalam hal ini, mereka juga memindahkan posisi perangkat yang ditaruh di luar trailer, yakni DIGITEL High Volume Samplers (HVS) dan Thermo Scientific Partisol-Plus 2025 Sequential Air Sampler. Semula ditempatkan mepet dengan trailer di sisi utara, kini digeser ke utara dekat dengan tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).

Setelah itu, mereka juga melakukan kalibrasi awal instrumen sesuai dengan petunjuk pabrik. Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standard/tolak ukur. Hal ini dilakukan agar supaya pengumpulan data kualitas udara benar-benar akurat dan valid.

Prof. Arinto mengecek DIGITEL High Volume Samplers (HVS) dan Thermo Scientific Partisol-Plus 2025 Sequential Air Sampler
Selesai finalisasi instalasi instrumen partikel, dilakukan konfigurasi sistem. Mereka dibantu oleh Maria Pramundhitya Wisnu Wardhani, S.Si dan Azarine Aisyah Widhowati, S.Si dari Departemen Fisika, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (FMIPA UB) yang telah mengikuti pelatihan terlebih dahulu.

Konfigurasi sistem ini diperlukan dalam pengaturan jaringan agar supaya instumen tersebut bisa berkomunikasi melalui jaringan atau dengan perangkat lain. Ini mungkin termasuk menyiapkan alamat IP, memastikan protokol komunikasi yang tepat, dan memverifikasi konektivitas.

Begitu teknisi PLN datang untuk melakukan pemasangan dan penambahan daya listrik sebesar 7700 watt itu, mereka juga menjalankan program aplikasi. Konfigurasi program aplikasi ini untuk memenuhi kebutuhan spesifik penelitian NIHR-GHRC NCDs & EC.  Ini dapat melibatkan pengaturan parameter eksperimen, penentuan rutinitas analisis, atau penyesuaian format keluaran.

Dua profesor dari FMIPA UB mengecek keberadaan laboratorium mini dalam trailer yang selalu ber-AC
Setelah itu, barulah dilakukan uji coba (test run) apakah antara perangkat instrument partikel, perangkat lunak dan aplikasi program sudah terkoneksi dengan baik dan diharapkan bisa berkerja dengan akurat dan maksimal.

Pada saat finalisasi instalasi instrument partikel dan running program aplikasi ini, tampak hadir Ketua Peneliti dalam Bidang Pemantauan dan Pengukuran Polusi Udara Prof. Drs. Arinto Yudi Ponco Wardoyo, M.Sc., Ph.D dari FMIPA UB bersama dengan Prof. Akhmad Sabarudin, M.Sc., Dr. Sc., dari Departemen Kimia FMIPA UB).

Kehadirannya disambut oleh Project Manager NIHR Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked. Trop., Eko Teguh Purwito Adi, S.Si., M.Si., dan fasilitator NIHR yang sudah berada di lokasi pemasangan instrumen partikel tersebut.

Max berdiskusi dengan dua profesor dari FMIPA UB
Di lokasi, Prof. Arinto dan Prof. Sabarudin melakukan pengecekan fisik maupun kelengkapan lainnya, malam/dini hari nanti instrumen partikel tersebut mulai bekerja atau diaktifkan. Setiap fisik maupun aplikasi tidak luput dari pemantauan Prof. Arinto. Ia perlu memastikan apa yang telah dikerjakan dalam instalasi instrumen partikel ini bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan dan dapat menghasilkan data yang berkualitas.

Tak segan, kedua profesor itu juga mengajak diskusi, baik dengan bule, project manager NIHR, hingga dengan fasilitator NIHR. Pada saat berdiskusi dengan fasilitator NIHR di kursi ruang tamu sisi selatan, fasiltator NIHR mendapatkan cerita bahwa limbah sampah plastik sebenarnya bisa didaur ulang, dan ini ditangkap oleh fasilitator NIHR sebagai bahan untuk memberikan edukasi ke masyarakat nantinya.

Pengalaman Prof. Arinto di luar negeri selama 7 tahun dan Prof. Sabarudin selama 12 tahun di luar negeri akan memberikan manfaat dalam permasalahan daur ulang yang dapat memberikan kontribusi ekonomis bagi warga.

Laboratorium mini dalam trailer sudah siap beroperasi
Setelah berdiskusi, semua personil yang ada dalam finalisasi instalasi instrument partikel dan running program aplikasi tersebut makan siang dengan menu yang telah disiapkan oleh pemilik rumah.  Menunya ada nasi putih, cah kangkung, trancam. Ayam goreng laos, bakwan jagung, sambal, dan kerupuk.

Kegiatan finalisasi instalasi instrumen partikel dan running program aplikasi ini selesai pada pukul 15.18 WIB. Lebih cepat ketimbang hari-hari sebelumnya yang sampai malam hari. Malam atau dini hari nanti diperkirakan sudah bisa mulai mengambil data serta terkoneksi dengan laptop.

Menurut Azarine dan Maria, setiap hari kertas filter yang berada di dalam DIGITEL High Volume Samplers (HVS) dan Thermo Scientific Partisol-Plus 2025 Sequential Air Sampler akan diambil dan diganti yang baru. Setiap dalam kedua piranti itu terdiri dari 15 slot yang berisi 15 kertas filter. Jadi, dua piranti tersebut berarti berisi 30 kertas filter totalnya. *** [010924]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment