Di hari terakhir, Kamis (23/06/2022), acara workshop posyandu jiwa bagi petugas Puskesmas banyak diisi dengan praktek posyandu kesehatan jiwa, berupa diskusi dan roleplay. Acara pertama dipandu oleh Ns. Alfunnafi Fahrul Rizzal, M.Kep., Sp.Kep.J, pengajar di ITSK RS dr. Soepraoen dan sekaligus beraktivitas di Unit Psikiatri RS dr. Soepraoen.
Dalam acara ini, Fahrul meminta semua peserta untuk mengeluarkan tiga kertas, dan memintanya untuk menggambar pemandangan, alat vital, serta wayang. Dari semua peserta, hasil gambarnya ternyata tidaklah sama.
Peserta workshop berpose bersama Kabid P2P dan pemateri dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang usai penutupan |
Setelah warming up dengan menggambar, acara berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan materi “Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa” oleh Ns. Wita Oktaviana, M.Kep., Sp.Kep.J., dari PT Saitek Medika Nusantara.
Dalam paparannya, Okta mengupas tuntas perihal komunikasi yang termasuk menjadi modal utama dalam penanganan dan pelayanan masalah kesehatan jiwa. Karena dalam komunikasi itu sesungguhnya melakukan interaksi dengan ODGJ, mulai dari perkenalan atau orientasi, kerja, dan terminasi.
Peserta workshop di Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall Kepanjen |
Selesai dialog, pemateri meminta Rudi Mulyono, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Ampelgading) untuk mengomentari dialog tersebut, apakah sudah sesuai atau belum. Di mana letak kekurangannya.
Praktek kedua dilakonkan oleh Erlina, S.St., M.Si (Pj Keswa Puskesmas Wonosari) dan Nur Asih Yuli Purwanti, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Pakisaji). Erlina memainkan peran sebagai petugas Puskesmas, sementara Nur Asih memperagakan sebagai ODGJ.
Salah seorang peserta ditanya pemandu mengenai apa yang digambar dan mengapa menggambar itu |
Praktek ketiga diperankan oleh Priyanto, A.Md.Kep (Pj Keswa Puskesmas Sumberpucung) dan Dwi Cahyono (Pj Keswa Puskesmas Turen). Priyanto menjadi pasien ODGJ, dan Dwi Cahyono memperagakan petugas Puskesmas.
Kemudian ditanggapi langsung oleh pemateri mengenai orientasi realitanya, dan diteruskan dengan tanggapan dari Soebagijono, S.Kep., Ns (Pj Keswa Puskesmas Bantur).
Pemateri menyaksikan roleplay pelaksanaan komunikasi antara nakes dan ODGJ |
Dalam kesempatan ini, Fahrul meminta peserta workshop untuk menyiapkan kertas dan alat tulis lagi. Kali ini, Fahrul akan melatih membuat jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini digunakan untuk bahan analisa petugas kesehatan (nakes) dalam membantu terapi pasien.
Setelah itu diteruskan dengan praktek pelaksanaan layanan posyandu jiwa mulai dari meja 1 hingga 5, yang dipandu langsung oleh Fahrul. Semua peserta terlibat sebagai nakes, sementara untuk pasiennya ditunjuk Imam Ghozali, S.Kep., Ns dan Wildan Adi Yatma, S.Psi. Kedua pemeran pasien ODGJ ini merupakan staf PTM Keswa Dinkes Kabupaten Malang.
Roleplay pelaksanaan posyandu jiwa di meja 1 (pendaftaran dan pemantauan kesehatan fisik) |
Selesai pretest dilanjutkan ishoma selama satu jam. Waktu digunakan untuk makan, istirahat, dan sholat. Sebagian besar peserta langsung menuju ke meja hidangan santap siang yang telah disediakan pihak hotel di depan Ruang Singhasari Grand Kanjuruhan Resort Hotel & Convention Hall Kepanjen.
Dalam meja itu tersaji nasi putih, sup kembang tahu, gulai ikan, koloke ikan, gado-gado, ayam bakar madu, kangkung tauge udang, kwetiau goreng, sambal, kerupuk, acar, air mineral, semangka, melon, es teller, dan cup cake mini. Sedangkan untuk snack, tampak ada sus original, onde-onde, dan lumpia.
Roleplay layanan posyandu jiwa di meja 3 (terapi non psikofarmaka: pengendalian oleh nakes) |
Dalam kesempatan itu, dr. Budi menjelaskan mengenai apa itu kesehatan jiwa, surat rujuk balik (SRB), daftar obat program rujuk balik (PRB) formularium nasional, terapi skizofrenia, antipsikotik generasi I (Tipikal), antipsikotik generasi II (Atipikal), dan antipsikotik injeksi jangka panjang.
Selesai paparan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab atau diskusi dengan para peserta workshop. Dalam diskusi ini bermunculan banyak pertanyaan yang ditujukan kepada dr. Budi mengingat materi yang disampaikan memang terkait dengan penanganan permasalahan ODGJ di daerah.
Pemateri tamu dari RSJP dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang |
Dengan dilaksanakan kegiatan workshop ini, Kabid P2P berharap nakes yang berada di garda terdepan dapat melakukan penatalaksanaan kasus gangguan jiwa yang ada di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan pembentukan posyandu jiwa secara aktif minimal 1 di tiap puskesmas. *** [230622]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo