Peneliti Manchester Metropolitan University Sambangi Ponkesdes Glanggang

Seputar Ponkesdes Wilujeng Glanggang terlihat ramai, ketika di kiri-kanannya banyak aktivitas orang, kendati mendung putih bergelayut di awan. Pemandangan hiruk-pikuk mewarnai sekeliling Ponkedes, ada imunisasi balita di Ponkesdes, gemuruh mesin penggilingan padi di belakangnya, serta panen padi di seberang jalannya.

Deretan tujuh gazebo bambu di atas saluran irigasi menambah eksotisme Dusun Krajan RT 10 RW 03 Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, di mana peneliti Manchester Metropolitan University, Inggris, mengagendakan mengunjungi Ponkesdes Wilujeng Glanggang.

Peneliti Manchester Metropolitan University berspose dengan Kaur Kesra, perawat, bidan, dan dua kader Posyandu Lansia di depan Ponkesdes Wilujeng Desa Glanggang, Kec. Pakisaji

Dengan didampingi salah seorang Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB), peneliti Manchester Metropolitan University dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D, tiba di Ponkesdes Wilujeng Glanggang pada pukul 10.10 WIB dan langsung disambut oleh perawat Desa Glanggang Yulia Roikha, A.Md.Kep bersama dua kader Posyandu Lansia, yaitu Diah Purwatiningrum dan Krisdiawati.

Setelah diajak masuk ke ruang kerja perawat Yulia di bagian depan dari gedung Ponkesdes Wilujeng itu, peneliti Manchester Metropolitan University memperkenalkan diri dan kemudian mengajak diskusi dengan perawat dan dua kader lansia.

Dalam situasi yang santai, Dr. Asri mendiskusikan sejumlah hal yang ada di Desa Glanggang. Diawali dengan permasalahan pembakaran sampah, lansia, dan diteruskan dengan disabilitas. Dalam membahas lansia, peneliti sangat tertarik mengenai program-progam apa saja yang telah berjalan dalam Posyandu Lansia.

Peneliti University of Manchester tampak menyimak penjelasan perawat Desa Glanggang

Karena peneliti ingin tahu gambaran mengenai demensia (pikun). Apakah sudah ada skrining kognisi terhadap lansia? Mengingat skrining kognisi satu kali dalam satu tahun itu untuk melihat tingkat penurunan kognisi.

Beda budaya, biasanya juga beda cara penanganannya. Dr. Asri yang sudah bermukim di Manchester City selama 11 tahun pun berceritera mengenai lansia di Inggris, yang umumnya banyak ditnggal di panti. Karena di Inggris, anggota keluarga yang berumur 18 tahun ke atas sudah harus keluar rumah untuk berlatih mandiri, dan panti jompo di Inggris umumnya mempunyai banyak terapis bagi lansia.

Sementara itu, di Indonesia kerentaan dianggap sebagai loro tuwo. Jadi, dianggap lumrah oleh keluarganya. Tidak seperti di Inggris, banyak lansia di sini yang tinggal dengan sanak keluarganya. Oleh karena itu, caregivernya biasanya berasal dari salah seorang anggotanya keluarganya. Hanya saja permasalahannya, terkadang caregiver belum memiliki masalah kelansiaan.

Jelang akhir, diskusi bertambah personil: Kaur Kesra dan Bidan Desa Glanggang

Dalam hal ini, Dr. Asri mengingatkan bahwa bila menjumpai lansia berumur 65 tahun ke atas sedang melakukan diet dan turun berart badannya hingga 5% dalam setahun, menurutnya, membahayakan. Karena hal itu sangat berpengaruh ke massa otot tubuh.

Setelah lansia, diskusi pun mengarah ke bahasan mengenai disabilitas. Namun, mengingat kasus di Desa Glanggang tidak terlihat banyak, dan belum ada skrining khusus bagi disabilitas, perawat Yulia mengatakan bahwa di setiap kecamatan diharuskan minimal memiliki satu Posyandu Disabilitas.

Posyandu Disabilitas di Kecamatan Pakisaji, tambah perawat Yuli, adanya baru di Desa Pakisaji yang penanangannya dibantu Koramil setempat. Di Koramil itu, ada sekolah khusus orang disabilitas untuk meningkatkan ketrampilan sebagai bekal kemandirian nantinya.

Deretan tujuh gazebo bambu di seberang jalan dari Ponkesdes Wilujeng Glanggang

Selang sejam berdikusi, hadirlah Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kaur Kesra) Desa Glanggang, Kasiono, dan bidan Desa Glanggang, Erna Kartika P., A.Md.Keb usai merampungkan imunisasi balita. Diskusi pun semakin gayeng menjelang akhir kunjungan peneliti Manchester Metropolitan University ke Ponkesdes Wilujeng Glanggang.

Kunjungan peneliti Manchester Metropolitan University yang memakan waktu sekitar 1 jam 21 menit itu, diakhiri dengan mencicipi hidangan lemet dan risoles buatan kader Posyandu Lansia, dan diteruskan dengan foto bersama dengan latar belakang bangunan gedung Posyandu Wilujeng Glanggang yang cukup “mewah” (mepet sawah) dengan semilir angin yang segar. *** [300123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment