Kunjungan Peneliti University of Manchester dan Manchester Metropolitan University Ke Dinkes Kabupaten Malang

Didampingi Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, peneliti dari University of Manchester, Inggris, Gindo Tampubolon, M.Sc., Ph.D, dan peneliti dari Manchester Metropolitan University, dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D, melakukan kunjungan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, pada Jumat (27/01/2023). 

Tiba di Dinkes sekitar pukul 10.00 WIB. Sedianya kedua peneliti tersebut hendak menghadap kepada Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), namun kebetulan Kadinkes sedang ada dinas luar meninjau vaksinasi booster kedua di lingkungan Stadion Kanjuruhan dan terus ke Malang.

Dua peneliti demensia dari University of Manchester, Inggris

Akhirnya, kedua peneliti berdiskusi dengan jajaran Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) dan Substansi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (Kesgagizi). Kedua peneliti tersebut memiliki concern kepada permasalahan kesehatan, utamanya yang menyangkut kesehatan jiwa dan lansia.

Hadir dalam diskusi itu adalah Sub Koordinator Substantif PTM dan Keswa, staf IT PTM dan Keswa, 3 orang staf Keswa, dan Pengelola Program Lansia Dinkes yang masuk Kesgagizi serta salah seorang Tim SMARThealth UB.

Mula-mula diskusi diadakan di lobby Kantor Dinkes depan resepsionis. Selang beberapa menit, kemudian pindah ke Ruang Pertemuan Kadinkes. Diawali dengan diskusi menyangkut keswa terlebih dahulu. Kedua peneliti ingin tahu program apa saya yang ada di lingkungan Dinkes terkait keswa, khususnya sebelum ke rumah sakit, apa saja yang bisa ditangani dulu di masyarakat, seperti misalnya skrining dan sebagainya.

Diskusi di Ruang Meeting Kadinkes Kabupaten Malang

Kemudian diskusi berikutnya terkait dengan lansia. Kedua peneliti tertarik kepada masalah dmensia yang kerap dihadapi oleh lansia, dan ini tidak hanya menyusahkan caregivernya saja tetapi semua anggota keluarga akan terdampak juga.

Pada kesempatan ini, Gindo mengilustrasikan hasil penelitian untuk orang Amerika dan Eropa. “Bila ada lansia punya daya dengar kurang, dan dibiarkan saja, maka 10 tahun ke depan ingatannya akan berkurang,” jelas Gindo dalam diskusi itu.

Oleh karena itu, kedua peneliti itu juga ingin melihat hal itu di Indonesia, karena hal ini menyangkut embrio demensia atau pikun. Kedua peneliti juga menanyakan kepada Pengelola Program Lansia tentang skrining yang telah dilakukan, dan menurutnya, skrining demensia berdasarkan juknis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Diskusi di lobby Kantor Dinkes Kabupaten Malang

Diskusi pun kemudian meluas. Dari topik kesehatan jiwa, lansia, dan selanjutnya adalah penyandang disabilitas. Gindo, yang dalam kesehariannya mengajar kesehatan global di Global Development Institute, University of Manchester, juga mencermati masalah disabilitas.

Dia mengisahkan tentang  Ivan Cameron, yang menderita epilepsi parah dan kelumpuhan otak yang meninggal di rumah sakit. Ivan Cameron adalah anak laki-laki Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, yang meninggal pada usia 6 tahun karena disabilitas.

Dari kejadian itu, PM Inggris kala itu, terus menaruh perhatian kepada penyandang disabilitas dan lansia yang mengalami kerentaan. Lalu, lahirlah The Prime Minister’s Challenge on Dementia yang berisi lebih dari 50 komitmen yang bersama-sama bercita-cita menjadikan Inggris terbaik di dunia untuk perawatan dan dukungan demensia, bagi penderita demensia untuk hidup; dan untuk melakukan penelitian demensia.

Peneliti University of Manchester, peneliti Manchester Metropolitan University, dan seorang peneliti Universitas Brawijaya di depan Kantor Dinkes Kabupaten Malang

Diskusi yang berakhir pada pukul 11.37 WIB, menjelang Jumatan itu, memberikan wawasan kepada semua yang hadir. Peneliti bisa tahu mengenai program-program apa saja yang telah dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Malang, dan apa-apa saja yang belum menurut kacamata penelitian.

Dalam closing statement, Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Paulus Gatot Kusharyanto, SKM mengatakan bahwa tahun ini semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Malang diharapkan sudah memiliki Posyandu Jiwa. Saat ini baru 14 Puskesmas, sehingga tinggal 25 Puskesmas lagi. *** [270123]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment