Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 dan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1263, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan Seminar Kesehatan Diagnosis Dan Tatalaksana Terkini Penyakit Kardiovaskuler Fokus Pada Penyakit Jantung Dan Gagal Jantung di Gedung Balai Pertiwi Universitas Ma Chung yang beralamatkan di Villa Puncak Tidar Blok N-1, Dusun Doro, Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada Sabtu (11/11).
Seminar kesehatan ini dihadiri sebanyak 400 orang lebih yang berasal dari 18 organisasi profesi, yakni IKATEMI, PPPKMI Cabang Malang Raya, PARI Cabang Kabupaten Malang, PORMIKI Cabang Malang Raya, IFI Cabang Kabupaten Malang, Ikatan Penata Anestesi Indonesia Cabang Malang Raya, PTGMI Cabang Kabupaten Malang, Organisasi Profesi Lainnya, HAKLI Cabang Kabupaten Malang, IDI Cabang Malang Raya, PATELKI Cabang Kabupaten Malang, PDGI Cabang Malang Raya, PERSAGI Cabang Kabupaten Malang, PAFI Cabang Kabupaten Malang, IAI Cabang Malang Raya, IBI Cabang Kabupaten Malang, dan PPNI Cabang Kabupaten Malang.
Acara seminar ini dimulai pada pukul 09.10 WIB setelah Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Malang beserta Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya, dan Rektor Universitas Ma Chung memasuki Gedung Balai Pertiwi.
Master of Ceremony (MC) Purwanindiah W., S.E, yang akrab dipanggil Aning dari Bagian Umum dan Kepegawaian Dinkes Kabupaten Malang mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta yang hadir di Gedung Balai Pertiwi. Kemudian MC mempersilakan kepada hadirin untuk berdiri sejenak guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Germas yang dipimpin oleh dirijen Farida.
Peserta seminar mendafatrkan diri secara paperless alias dengan aplikasi yang telah disediakan panitia |
Selesai tarian, acara diteruskan dengan doa yang dipimpin oleh Sapta Prasetyana, SKL, dan langsung dilanjutkan dengan sambutan selamat datang dari Rektor Universitas Ma Chung Dr. Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, M.S., M.Sc.
Dalam sambutannya, Stefanus Yufra merasa senang bisa berpartisipasi dalam seminar kesehatan dan sekaligus memfasilitasi tempat di Balai Pertiwi yang memiliki daya tampunng banyak yang berada di lingkungan Kampus Universitas Ma Chung tersebut, dan akan menurunkan 80 relawan di 8 titik di Kabupaten Malang untuk menyukseskan pemecahan rekor MURI pada tanggal 16 November yang akan datang. Hal ini menurutnya selaras dengan filosofi Universitas Ma Chung: “Minum air ingat sumbernya.”
Lima bidan yang tak hanya pandai kebidan tapi juga gemulai dalam aktivitas fisik tari remo |
Acara berikutnya diisi dengan sambutan dari Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Malang, Dr. Rahmat Hardijono, S.Sos., M.Si, mewakili Bupati Malang yang berhalangan hadir karena ada giat penting yang bersamaan.
Dalam sambutannya, Dr. Rahmat mengatakan bahwa perlu kami sampaikan bahwa perkembangan peningkatan kasus kesakitan dan kematian pada penyakit tidak menular sudah melebihi penyakit menular, penyakit tidak menular bukan disebabkan oleh bakteri, kuman atau virus tetapi disebabkan oleh adanya lifestyle/gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, pola tidur yang kurang, kebiasaan merokok, pola stres tak terkendali serta tidak memeriksa kesehatan secara berkala.
Gedung Balai Pertiwi Universitas Ma Chung yang riuh dengan peserta seminar kesehatan |
Sedangkan data penyebab kematian akibat penyakit tidak menular dari sumber data survey kematian Kabupaten Malang tahun 2020 sebanyak 18.130 kasus kematian, penyebab kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 66,6% yang terdiri dari penyakit jantung 3.460 kasus atau 19,1%, stroke 3.142 kasus atau 17,3% d m 1.593 kasus atau 8,8% dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi) 800 kasus atau 4,4%. Tingginya angka kesakitan dan kematian ini, salah satunya disebabkan karena rendahnya angka skrining/deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular serta pelayanan terpadu penyakit tidak menular (PANDU PTM) di pelayanan kesehatan.
Terobosan yang perlu dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas kapasitas sumber daya manusia kesehatan di fasilitas kesehatan, melalui seminar kesehatan bertajuk diagnosis dan tatalaksana terkini penyakit kardiovaskuler.
Narasumber dari RSUD Lawang berikan penjelasn mengenai Accute Coronary |
Memasuki acara seminar kesehatan, MC menyerahkan waktunya kepada moderator dr. Furqan Disai dari Puskesmas Turen untuk memandu jalannya seminar tersebut.
Pada kesempatan itu, dr. Furqan membagi 2 sesi untuk 4 pembicara. Sehingga, setiap sesi langsung ditampilkan dengan 2 pembicara, namun mereka memaparkan materinya secara bergantian. Sesi pertama menampilkan pembicara dr. Veny Mayangsari, Sp.JP, M.Biomed dan dr. Ira Setya Waty, Sp.JP, FIHA.
Dr. Veny membawakan materi “Penyakit Jantung Koroner (PJK): Kenali Faktor Risiko Sedini Mungkin”, dan dr. Ira menampilkan materi “Acute Coronary Syndrome.”
Di sela-sela seminar kesehatan, Kadinkes diwawancarai dan dishooting oleh JTV |
Dr. Ike memaparkan materi “Gejala, Tanda, dan Penegakan Diagnosis Gagal Jantung”, dan dr. Fajni menguraikan materi “Optimization Therapy of Heart Failure in Daily Practice.”
Dalam setiap sesi terlihat banyak bermunculan pertanyaan dari tenaga kesehatan yang hadir dalam seminar kesehatan tersebut yang ditujukan hampir ke semua narasumber yang memberikan materi dalam acara ini.
Acara seminar kesehatan yang diselenggarakan oleh Dinkes Kabupaten Malang ini berakhir pada pukul 13.01 WIB dengan lancar dan sukses. Semua panitia yang berasal dari personil Dinkes Kabupaten Malang merasa lega dengan usainya seminar kesehatan ini. *** [111123]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo