Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 Tahun 2021 dengan tema “Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku”, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengadakan Talkshow dengan tema: “Pelayanan Penyakit Jantung Terpadu dan Terintegrasi di Kabupaten Malang”, yang digelar di Pendopo Agung Kabupaten Malang yang berada di Jalan Agus Salim No. 7 Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat (26/11).
Sesuai undangan talkshow bernomor 440/6362/35.07.103/2021 tertanggal 23 November 2021 yang diedarkan oleh Dinkes, semula tempat pelaksanaan diagendakan di Pendopo Agung Kabupaten Malang yang berada di Jalan Panji No. 158 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, namun karena sesuatu hal, acaranya dipindahkan ke Pendopo Agung Kabupaten Malang yang berada di Kota Malang.
Usai terima sertifikat apresiasi, narasumber dan moderator foto bersama Sekdin, Kabid Yankes dan Kabid SDK |
Sementara itu, untuk undangan yang daring diikuti oleh semua rumah sakit dan Puskesmas se-Kabupaten Malang serta lingkungan Dinkes sendiri melalui link Zoom meeting maupun YouTube.
Sambil menunggu pembukaan oleh Master of Ceremony (MC), acara diisi dengan registrasi para peserta dan persiapan acara berikutnya dengan diiringi penampilan band Acustic yang personilnya berkaos merah semua.
Moderator dipersilakan oleh MC untuk memandu talkshow |
Setelah itu, kedua MC menyapa peserta daring dari Puskesmas Wajak, Puskesmas Pakis, Puskesmas Ampelgading, Puskesmas Kasembon, dan Puskesmas Lawang. Lalu, kedua MC memanggil dan memperkenalkan moderator yang akan memandu jalannya Talkshow Pelayanan Penyakit Jantung Terpadu dan Terintegrasi di Kabupaten Malang, yaitu dr. Yulia Rachmawati, Kepala Puskesmas Dau.
Sebelum talkshow dimulai, moderator berprolog bahwa dalam memperingati HKN ke-57 ini masih dalam suasana pandemi. Oleh karena itu, tidak mungkin mengundang semua fasilitas kesehatan dalam acara ini secara langsung (luring).
Keempat narasumber diperkenalkan kepada peserta talkshow oleh moderator |
Pemateri pertama diisi oleh dr. Wahyu Widiyanti dengan menyampaikan tentang Program SMARThealth di Kabupaten Malang. Dalam paparannya, dr. Wahyu mengilustrasikan bahwa ada pergeseran dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Mulai tahun 2010 penyebab utama beban PTM sudah 58% dan terus meningkat. Pada tahun 2019 PTM telah mencapai 60%.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, setidaknya ada 15 dari 1000 orang atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Kasus ini tertinggi di ASEAN. Lalu, saat pandemi COVID-19, dari hasil penelitian ditemukan bahwa pasien yang meninggal setelah dinyatakan COVID-19 itu kebanyakan memiliki komorbid seperti hipertensi, kencing manis, kolesterol tinggi, gagal jantung, gagal ginjal dan pneumonia.
Narasumber 1: Kepala Puskesmas Turen |
Bagaimana dengan SMARThealth? Dari lokasi awal kegiatan SMARThealth di Kabupaten Malang, yaitu 4 desa intervensi (Sidorahayu, Karangduren, Kepanjen, Sepanjang) dengan 4 desa kontrol (Mendalanwangi, Kendalpayak, Cepokomulyo, Majangtengah) dari tahun 2016 hingga 2018, dijumpai angka kejadian hipertensi, diabetes, jantung, dan stroke yang cukup tinggi.
Dengan temuan ini, ada ide dari rekan FKUB yang dimotori oleh dr. Asri Maharani, yang dulu pernah bertugas di Sepanjang dan kini tinggal di Manchester, ingin mengintegrasikan SMARThealth dengan ePuskesmas.
Narasumber 2: Kader SMARThealth Kelurahan Kepanjen |
SMARThealth sejalan dan mendukung program pemerintah yang bernama Posbindu PTM dalam memperbaiki tata kelola pencegahan penyakit jantung dengan tepat dan cepat. Keunggulan SMARThealth adalah inovatif, sederhana berbasis teknologi smartphone murah; lebih banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan cost yang tidak mahal; sistem pengambilan keputusan klinis berbasis elektronik menjadi 3 kategori (tinggi, sedang, dan rendah); berbasis bukti, kualitas yang terkontrol dengan biaya terjangkau; serta melibatkan kader terlatih dari masyarakat.
Dari SMARThealth, Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M. mendapat penghargaan sebagai kabupaten terinovatif ketika dalam ajang bergengsi Innovative Government Award (IGA) dan sebagai insan yang peduli dalam pembangunan di bidang kesehatan dalam upaya mewujudkan Kabupaten Malang Sehat Jantung, serta ditandatanganinya Peraturan Bupati Malang Nomor 31 Tahun 2021 tentang Upaya Penurunan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Penyakit Jantung Melalui Pos Pembinaan Terpadu SMARThealth.
Narasumber 3: RSUD Kanjuruhan |
Setelah itu, kader SMARThealth Agustin Shintowati dipersilakan oleh moderator untuk menceriterakan suka duka sebagai kader SMARThealth. Agustin mengawalinya dengan mengatakan bahwa sebelum menjadi kader SMARThealth, pengetahuannya masih awam mengenai pengukuran tekanan darah, cek gula darah maupun penyakit jantung. Namun setelah diberi pelatihan dari Tim SMARThealth UB, yang terdiri dari dokter-dokter yang berasal dari FKUB itu, kader SMARThealth menjadi terampil.
Dengan bantuan aplikasi SMARThealth, kader bisa melakukan skrining kesehatan door to door, promkes dengan bantuan video yang ada di dalam aplikasi tersebut, dan melakukan follow up pada pasien risiko tinggi untuk memastikan apakah mereka minum obat dengan teratur atau tidak.
Narasumber 4: RSUD Kanjuruhan |
Pukul 13.54 WIB pemaparan materi yang kedua yang dilakukan oleh dr. Bobi Prabowo, Sp.Em., M. Biomed dengan mengambil judul “Manajemen Pra Rumah Sakit SKA: Bagaimana Manajemen Rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit”.
Dalam paparannya, dr. Bobi mengatakan bahwa hari ini saya diberikan tugas untuk menjelaskan bagaimana layanan pra rumah sakit dalam kaitannya penanganan serangan jantung. Perlu diketahui bahwa memang di Indonesia ini dari dulu fokusnya adalah pembangunan di rumah sakit, intra hospital terus.
Pemberian doorprize bagi ketiga penanya oleh Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Malang |
Makanya berkaitan dengan pra rumah sakit itu, saya pakai seragam PSC 119 yang ingin mengenalkan bahwa Kabupaten Malang ini sudah mempunyai PSC 119 dari tahun 2019. Sekarang tinggal bagaimana kita membangun kegawatdaruratan mediknya di Kabupaten Malang.
Pelaksanaan kegawatdaruratan, menurut dokter yang pernah menerima Golden Award tentang Public Safety Center 119 di RSUD Dr. Iskak Tulungagung ini, bukan di UGD tapi mulai dari rumah dengan layanan PSC 119.
Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan layanan pra hospital terintegrasi dalam penanganan STEMI. “Lebih baik terlambat, terus kita majukan. Jangan menyesali saja” ucap dokter yang pernah bertugas di RSUD Dr. Iskak Tulungagung itu.
Peserta luring talkshow di Pendopo Agung Kabupaten Malang |
Menurut dokter spesialis jantung dari RSUD Kanjuruhan itu, pengembangan layanan jantung memiliki kekhasan sesuai profil daerahnya masing-masing. RSUD sebagai bagian pelayanan jantung dan pembuluh darah hendaknya terintegrasi dengan lini pelayanan kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan rumah sakit, lembaga pendidikan dan dinas terkait dengan memaksimalkan setiap sumber daya dari hulu ke hilir (promotif hingga rehabilitatif). Hulunya adalah kader SMARThealth yang berbasis masyarakat.
“Kalau SMARThealth hanya berkutat pada treatment, kita ingin sampai ke rehabilitasi (beyond treatment)” ujar dr. Sapto dengan penuh keyakinan. “Selain membangun fisik, kita juga harus membangun SDM beserta sistemnya”.
Sehabis paparan dari narasumber yang keempat, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab diperuntukkan bagi peserta luring. Moderator membuka sesi tanya jawab ini untuk tiga penanya. Pertanyaan pertama datang dari Tri Nurhudi Sasono dari STIKES Kepanjen. Penanya pertama menanyakan kepada 4 narasumber dengan 4 pertanyaan agar adil.
Kemudian pertanyaan kedua berasal dari Letda CKM dr. Rangga dari Batalyon Kesehatan 2/Kostrad (Yonkes 2 Kostrad) Karangploso, dan pertanyaan ketiga diajukan oleh Rose, seorang kader Posbindu di lingkungan kerja Puskesmas Pagelaran.
Setelah semua pertanyaan dijawab semua oleh para narasumber, sebenarnya antuasiasme peserta talkshow cukup besar. Akan tetapi karena keterbatasan waktu, moderator mengucapkan mohon maaf sesi tanya jawab harus diakhiri di sesi pertama saja.
Sebelumnya menyerahkan kepada MC, moderator mengatakan bahwa kita telah mendengarkan kupas tuntas layanan jantung secara detil, mulai preventif, promotif, kuratif hingga rehabilitatif. Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri melainkan harus terintegrasi.
Pukul 15.16 WIB MC mengambil alih acara dan langsung mewartakan pemberian sertifikat apresiasi kepada para narasumber, dan moderator. Pemberian sertifikat dilakukan oleh Sekretaris Dinkes Kabupaten Malang Dra. Krisna Mintorowati, M.M., dan diteruskan dengan foto bersama.
Setelah itu, acara berikutnya adalah pemberian doorprize kepada ketiga penanya. Pemberian doorprize dilakukan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Malang, drg. Anita Flora Br. Purba.
Sebelum acara diakhiri, atas permintaan panitia, MC memberikan hadiah (lunch box dan bantal berwarna hijau) kepada 9 peserta luring yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh MC. Pertanyaannya cukup mudah bagi yang nggatèkaké talkshow tadi, yaitu jumlah Puskesmas di Kabupaten Malang, alamat Dinkes, nomor call center PSC, nama Kadinkes, kepanjangan dari GERMAS, nama lengkap dr. Bobi, salam GERMAS, HKN tahun ini yang ke berapa, dan tema HKN ke-57.
Mengakhiri kebersamaan dalam rangkaian peringatan HKN ke-57 dari Dinkes Kabupaten Malang, MC menyampaikan terima kasih kepada semua hadirin dan tamu undangan yang telah hadir dan mengikuti kegiatan ini baik secara daring dan luring. Akhir kata, MC pamit undur diri dan “Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku”. *** [261121]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo
selamat peringati hkn