Sosialisasi Program Penanggulangan Gangguan Penglihatan Low Vision Bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Malang

Yayasan LAYAK mengadakan kegiatan Sosialisasi Program Penanggulangan Gangguan Penglihatan Low Vision Bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Malang di Convention Hall Hotel Mirabell yang berada di Jalan Panglima Sudirman No. 39 A Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (24/11).

Kegiatan ini mengundang Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Malang, seluruh Puskesmas se-Kabupaten Malang, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dinas Sosial Kabupaten Malang, Rumah Sakit Negeri dan Swasta se-Kabupaten Malang, serta Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Foto bersama usai Sekdin beri arahan dan pembukaan kegiatan sosialisasi

Pelaksana acara ini, Yayasan LAYAK bersama dengan Dinkes Provinsi Jatim dan Kabupaten Malang. Acara dimulai pada pukul 09.22 WIB, molor hampir satu jam berdasarkan undangannya pada pukul 08.30 WIB.

Master of Ceremony (MC) Purwaningdiah dari Dinkes Kabupaten Malang mengawali dengan mengucapkan selamat datang kepada semua peserta yang hadir dalam acara kegiatan ini. Kemudian meminta para hadirin untuk berdiri guna menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, MC mempersilakan duduk kembali dan disambung dengan berdoa menurut keyakinannya masing-masing. Selesai doa, MC mengingatkan kepada peserta sosialisasi bahwa pandemi masih berlangsung, sehingga para peserta dimohon untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik, seperti memakai masker dan tetap menjaga jarak.

Peserta sosialisasi mengisi daftar hadir

Acara berikutnya adalah sambutan dari Sekretaris Dinkes (Sekdin) Kabupaten Malang Dra. Krisna Mintorowati, M.M. Sebelum membacakan sambutan Kepala Dinkes, (Kadinkes), Sekdin mengucapkan mohon maaf atas ketidakhadiran Kadinkes karena sedang ada tamu. 

Setelah itu, Sekdin membacakan sambutan Kadinkes. Dalam sambutan itu, dikatakan bahwa saat ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan tidak menular. Perubahan pola penyakit sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi dan sosial ekonomi serta budaya. 

Peningkatan beban penyakit tidak menular (PTM) sejalan meningkatnya faktor risiko adanya obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas dan termasuk kebiasaan penggunaan gadget yang tidak terkontrol.

MC mengawali acara sosialisasi dengan mengucapkan selamat datang kepada hadirin

Data capaian skrining gangguan indera penglihatan dan pendengaran Kabupaten Malang per 22 November 2021 mencapai 24,5%, sedangkan target nasional sebesar 40% dari populasi penduduk. Permasalahannya adalah kurang koordinasi dan integrasi antar lintas pengelola program serta kedisiplinan input pada pencatatan dan pelaporan.

Usai membacakan sambutan Kadinkes, Sekdin kemudian dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim membuka kegiatan Sosialisasi Program Penanggulangan Gangguan Penglihatan Low Vision Bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Malang, dan dilanjutkan dengan foto bersama sebelum meninggalkan Mirabell Convention Hall.

Pukul 09.34 WIB acara diisi pemaparan materi dari Pengelola Program Indera Dinkes Provinsi Jatim, Wari Iin Dehasworo, SKM, dengan mengambil judul “Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Gangguan Penglihatan di Jawa Timur.”

Pengelola Program Indera Dinkes Provinsi Jatim beri materi pertama

Dalam paparan itu, Wari Iin mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan dari Universal Health Coverage di bidang penanggulangan gangguan penglihatan, WHO membuat konsep Universal Eye Health (UEH) yang diimplementasikan melalui Global Action Plan (GAP) 2014-2019.

Tujuan GAP ini adalah menurunkan prevalensi gangguan penglihatan yang dihindari sebesar 25%. Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah upaya deteksi dini belum berjalan maksimal, termasuk Kabupaten Malang. Catatan di Pusdatin, Kabupaten Malang belum memiliki data deteksi dini yang maksimal dan berkesinambungan.

Menurut Wari Iin, sebenarnya Kabupaten Malang sudah bagus karena mempunyai program SMARThealth yang telah diakui oleh Pusdatin, dan baru satu-satunya di Indonesia yang data PTM bisa bridging ke Pusdatin. Para hadirin pun bertepuk tangan.

Dokter Spesialis Mata RSUD dr. Saiful Anwar beri materi kedua

Pukul 09.54 WIB dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua yang diisi oleh Dr. dr. Nanda Wahyu Anandita, Sp. M(K) dari RSUD dr. Saiful Anwar Malang, dengan mengambil judul “Pelayanan Low Vision.”

Dalam paparannya, dr. Nanda yang juga berprofesi sebagai staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) ini, menjelaskan apa itu low vision, ciri-ciri low vision, rehabilitasi penglihatan, langkah pelayanan efisien low vision, serta peran guru dan keluarga sangat dibutuhkan untuk support system.

“Keberhasilan rehabilitasi low vision adalah deteksi dan intervensi dini. Dengan deteksi dan intervensi dini bisa membantu pendidikan, sosial dan recreational integration bagi penyandang low vision”, kata dr. Nanda dalam kesimpulan pemaparannya.

Ketua Umum Dewan Pengurus Yayasan LAYAK beri materi ketiga

Pukul 10.30 WIB Ketua Umum Dewan Pengurus Yayasan LAYAK, Dra. Evie Suranta Tarigan, memberikan pemaparan materi ketiga dengan judul “Low Vision – High Impact CBM BMZ LAYAK: Memperkuat Layanan Kesehatan Mata di Jatim dan DKI Jakarta Juni 2019 – Juni 2022.”

Menurut Evie Tarigan, Yayasan LAYAK (Layanan Anak dan Keluarga) merupakan yayasan yang bergerak untuk pelayanan bagi anak dan keluarga dengan tujuan untuk membantu mereka dalam menghadapi masalah kesehatan dan sosial termasuk yang sangat concern untuk masalah gangguan penglihatan atau low vision.

Low vision merupakan gangguan penglihatan yang membatasi aktivitas sehari-hari dan tidak bisa diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, obat-obatan, atau pembedahan. Meskipun tidak dapat diperbaiki secara total namun penyandang low vision dapat mengikuti rehabilitasi untuk memaksimalkan sisa penglihatan mereka. Salah satu lembaga yang mengadakan pelayanan rehabilitasi terhadap penyandang low vision adalah Low Vision Center LAYAK.

Peserta Sosialisasi Low Vision yang duduk di bagian belakang

Dalam kegiatannya, Yayasan LAYAK dalam kerangka German Cooperation Deutsche Zusammarbeit itu mendapat sokongan dana dari Bundesministerium für wirtschaftliche Zusammarbeit und Entwicklung (BMZ).

Outcome yang telah dilakukan selama ini, 7.456 orang dengan low vision di Jatim dan DKI Jakarta mendapat manfaat langsung dari layanan medis, pendidikan dan rehabilitasi yang berkualitas. Outputnya adalah kualitas layanan low vision medis meningkat; aktor pelayanan low vision di institusi kesehatan, pendidikan dan rehabilitasi low vision terhubung dengan lebih baik; serta mitra proyek (RS dan NGO) memiliki sistem dan proses manajemen data yang lebih baik.

Pukul 10.48 WIB acara diisi dengan diskusi dan tanya jawab yang dimoderatori oleh Pengelola Program Indera Dinkes Provinsi Jatim. Dari hasil diskusi dan tanya jawab itu, kemudian muncul rencana tindak lanjut dari kegiatan Sosialisasi Program Penanggulangan Gangguan Penglihatan Low Vision Bagi Pemangku Kepentingan di Kabupaten Malang berupa sejumlah pelatihan deteksi dini low vision bagi dokter spesialis mata dan refraksionis atau perawat Poli mata untuk rumah sakit di Kabupaten Malang, 161 guru inklusi di 33 kecamatan secara daring, dan dokter umum serta perawat di 39 Puskesmas di Kabupaten Malang. *** [241121

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment