Pertemuan Koordinasi Program PTM Prioritas

Sedikit berbeda dengan kegiatan sebelumnya yang diadakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Sub-Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) yang diselenggarakan di Hotel Grand Miami Kepanjen.

Hari ini, Kamis (11/05), pada acara Pertemuan Koordinasi Program PTM Prioritas di Ballroom 1 dan 2 Lantai 7, mulai pukul 08.00 WIB sudah ramai. Sebagian besar peserta pertemuan yang terdiri dari Pemegang Program PTM dan Pemegang Program Gangguan Indra Fungsional (GIF) Puskesmas se-Kabupaten Malang telah hadir di dalam Ballroom.

Selain itu, pertemuan ini juga dihadiri sejumlah staf PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang yang bertugas membackup kegiatan, seperti Paulus Gatot Kusharyanto, SKM; Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners; Fitriayu Dola Meirina, A.Md.Keb; Kristina Dewi, A.Md.Keb; Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners; Candra Hernawan, S.Kom; dan Rosida, SKM. Tampak hadir pula asisten IT SMARThealth yang diperbantukan di Sub-Substansi PTM dan Keswa, Ulinati, S.IP, serta perwakilan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Master of Ceremony (MC) Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners memanfaatkan situasi ini untuk diisi dengan kegiatan senam terlebih dahulu sambil menunggu yang lainnya. Video senam yang kerap dijalankan di Pukesmas itu ditayangkan di dua layar yang berada di depan.

Senam yang berlantunkan lagu Syantik diikuti oleh peserta yang telah hadir di Ballroom, termasuk narasumber pertama dari Seksi PTM dan Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur. Mereka pun mengikuti gerakan dalam kedua layar tersebut.

Tepat pukul 08.30 WIB acara Pertemuan Koordinasi Program PTM Prioritas dimulai. MC memulai dengan ucapan selamat datang, membacakan susunan acara, dan memimpin doa bersama sebelum kegiatan ini dari pagi hingga sore.

Seluruh peserta pertemuan berpose bersama Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang dan narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur

Selesai doa, seluruh peserta pertemuan diminta berdiri sebentar untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu video di layar, dan setelahnya acara dilanjutkan dengan sambutan dari Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang, Paulus Gatot Kusharyanto.

Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa kasus PTM setiap tahun kian meningkat. Sementara, capaian Program SPM PTM di Kabupaten Malang pada Usia Produktif baru sebesar 42,96% atau 720.215 orang. Hipertensi pada angka 30,37% atau sekitar 250.171 orang. Diabetes Mellitus sebesar 53,65% atau 22.532 orang, dan skrining GIF mencakup 43,3%.

Dari data ini memperlihatkan bahwa capaian SPM Usia Produktif, Hipertensi, Diabetes Mellitus dan GIF masihlah rendah. Salah satu penyebabnya adalah belum sinergisitasnya skrining PTM secara lintas program.

Sesuai dengan Permenkes No. 13 Tahun 2022 tentang Rencana Strategis Program PTM, salah satu Indikator Kinerja Kunci (IKK) P2PTM adalah persentase penduduk sesuai kelompok usia yang dilakukan skrining PTM Prioritas sebesar 45%.

PTM Prioritas itu meliputi deteksi dini Hipertensi, deteksi dini Diabetes Mellitus, deteksi dini Obesitas, deteksi dini Stroke, deteksi dini Penyakit Jantung, deteksi dini PPOK, deteksi dini Kanker Payudara, deteksi dini Kanker Leher Rahim, dan deteksi dini GIF.

Oleh karena itu, dalam pertemuan ini dilakukan sosialiasi dan koordinasi Program PTM Prioritas dengan harapan agar terjalin sinergisitas bagi lintas program, seperti Pemegang Program PTM dan Pemegang Program GIF, supaya dapat meningkatkan capaian SPM dalam Program PTM Prioritas, dan Sub Koordinator Substasi PTM dan Keswa langsung membuka secara resmi pertemuan tersebut.

Sambutan dan pembukaan oleh Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang

Usai sambutan dan pembukaan pertemuan, acara diisi dengan foto seluruh peserta pertemuan bersama dengan Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes Kabupaten Malang dan narasumber dari Seksi PTM dan Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur.

Acara berikutnya sehabis foto bersama adalah pemaparan materi pertama yang disampaikan oleh Wari Iin Dehasworo, SKM, dengan judul “Kebijakan dan Strategi Operasional Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.”

Item materi yang dijelaskan Wari Iin meliputi besaran masalah PTM di Indonesia, faktor risiko PTM, transformasi sistem kesehatan 2021-2024, pilar transformasi – P2PTM, Arsitektur dan Interoperabilitas dalam Satu Sehat, indikator P2PTM, alur pengendalian PTM, kebijakan & strategi P2PTM, dan pencatatan serta pelaporan melalui ASIK dan SI PTM.

Lalu, narasumber membuka data ASIK Puskesmas Kabupaten Malang untuk melakukan evaluasi dan monitoring hasil capaian yang ditorehkan oleh Kabupaten Malang dalam pencatatan dan pelaporan deteksi dini PTM serta strategi operasional dalam pencapaian indikator program P2PTM.

Di sela-sela itu dilakukan diskusi dengan Team Leader SMARThealth UB yang diundang hadir dalam Pertemuan Koordinasi Program PTM Prioritas. Pada kesempatan itu, terlebih dahulu Team Leader SMARThealth UB, Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D dipersilakan memperkenalkan SMARThealth dihadapan narasumber yang berasal dari Seksi PTM dan Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur yang ingin melakukan promosi SMARThealth ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Di Ballroom, Sujarwoto mengatakan bahwa SMARThealth bukan hanya sekadar untuk deteksi dini saja. Tapi yang lebih penting dari itu, SMARThealth juga memperkuat manajemen risiko penyakit jantung. “Kenapa jantung?”

Narasumber dari Seksi PTM dan Keswa Dinkes Provinsi Jawa Timur

Jantung, menurut Sujarwoto, menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Ia menjadi pembunuh utama yang dikenal dengan silent killer, yang menghabiskan uang pemerintah. Kita tahu bahwa jumlah tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia sedikit, sehingga diperlukan melatih kader sebagai bagian komunitas untuk bisa membantu nakes dalam melakukan skrining (bukan mendiagnosis!) dengan dibantu aplikasi SMARThealth yang bernama eKader. Tak hanya sekadar mengisi saja, tapi data yang diinput oleh kader itu juga reliabel. Karena SMARThealth itu terstruktur, sistematis, dan masif.

Pada waktu pilot project, sasaran yang diskrining adalah warga masyarakat berumur 40 tahun ke atas. Umur 40 tahun menurut WHO terindikasi yang memiliki faktor risiko PTM yang banyak ditemukan, dan selain itu juga alasan efisiensi.

Pada pilot project itu, kader kesehatan melakukan skrinning semua warga yang berumur 40 tahun ke atas. Kader kesehatan di 4 desa pilot project mengunjungi secara door to door ke setiap rumah untuk skrining PTM dan datanya langsung diinput dengan aplikasi eKader.

Hasil dari skrining itu, aplikasi eKader dengan algoritma “unik” menemukan riil warga yang mempunyai faktor risiko yang menjadi embrio kalkulasi penyakit jantung, dan data hasil input kader kesehatan itu langsung terhubung dengan aplikasinya dokter Puskesmas.

Keterhubungan aplikasi eKader dengan aplikasi dokter menghasilkan decision supporting system. Dokter bisa meresepi obat, edukasi terhadap pasien yang berisiko tinggi. Setelah diberikan obat, dikirimkan ke aplikasi eKader.

Data itu digunakan oleh kader kesehatan untuk melakukan follow up terhadap warga yang berpontensi mempunyai faktor risiko (pasien), seperti memotivasi pasien agar bersedia secara rutin melakukan pemeriksaan di Ponkesdes atau dalam kegiatan Posbindu, dan juga memantau pasien dalam minum obat secara teratur.

Team Leader SMARThealth UB menjelaskan SMARThealth, dari filosofi hingga aksi di Ballroom

Dalam follow up ini, kader kesehatan berperan mengedukasi masyarakat. Pada tataran ini, terjadi interaksi yang intensif antara kader kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Tujuan besar dari SMARThealth adalah menyembuhkan.

Wari Iin yang tertarik dengan SMARThealth juga mengamati bahwa Puskesmas yang sudah menjalankan replikasi SMARThealth, memiliki capaian yang lumayan baik. Namun dalam data ini, Sujarwoto pun bercerita tentang Kepanjen.

“Kepanjen itu unik”, kata Sujarwoto. Dulu sewaktu pilot project kader kesehatan Kepanjen berhasil melakukan skrining 99% dari semua warga berumur 40 tahun ke atas, dan menjadi percontohan. Tapi setelah memasuki replikasi yang digaungkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, capaiannya menjadi turun drastis karena Puskesmas Kepanjen belum menggunakan ePuskesmas, sehingga data yang diinput melalui eKader tidak bisa bridging ke aplikasi yang digunakan Puskesmas Kepanjen.

Selesai Team Leader SMARThealth UB memberikan gambaran perihal SMARThealth dihadapan narasumber Dinkes Provinsi Jawa Timur dan seluruh peserta pertemuan ini, acara dilanjutkan dengan penjelasan Wari Iin terkait strategi melakukan input data dengan ASIK. 

Setelah rampung paparan materi, MC membuka sesi tanya jawab. Ada pertanyaan berasal dari Puskesma Gondanglegi, Puskesmas Bantur, Puskesmas Pagelaran, dan Puskesmas Poncokusumo. Setiap yang bertanya mendapatkan doorprize yang telah disediakan oleh panitia dan diberikan secara langsung oleh narasumber.

Tepat pukul 12.54 WIB acara berikutnya adalah ishoma (istirahat, sholat, makan siang). Lokasi makan siang hari ini ditempatkan di Miami Bar and Lounge yang berada di Lantai 2. Ada Soto Banjar, Steamed Rice, Terong Balado, Tahu Kecap, Gulai Ikan, Telur Acar Kuning, Krengsengan Daging, Siomay Bandung, Tahu Walik, Rujak Jambu Kristal, Assorted Pudding, Es Rumput Laut, Mineral Water, Infused Water, dan Pineapple Juice.

Penutupan pertemuan oleh Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang pada sore hari

Peserta pertemuan masuk kembali ke Ballroom pada pukul 13.55 WIB, dan acara diisi dengan presentasi dari staf PTM Dinkes Kabupaten Malang, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners mengenai Capaian SPM PTM Tahun 2023 dan Target Program PTM Prioritas Tahun 2023.

Nur Ani dalam presentasinya mengawali dengan capaian skrining pada tahun 2022 ditambah dengan kuartal I tahun 2023. Setelah itu, Nur Ani berfokus capaian yang harus dilaksanakan di tahun 2023 dengan penjelasan rumusnya dan strategi pencapaiannya, serta dukungan lintas program yang baik.

Dalam presentasi Nur Ani, muncul dua pertanyaan dalam diskusi. Satu dari Puskesmas Turen dan satunya dari Puskesmas Sumberpucung, dan kemudian diikuti Puskesmas yang lainnya, seperti Puskesmas Gondanglegi, Puskesmas Poncokusumo, dan lain-lain.

Namun dalam menjawab pertanyaan itu, Nur Ani dibantu oleh staf IT Sub-Substansi PTM dan Keswa, Candra Hernawan, S.Kom, karena pertanyaannya terkait dengan variabel yang diinput dalam ePuskemas.

Setelah itu dilanjutkan dengan tutorial upload data dari ePuskesmas ke SI PTM, dan diikuti oleh peserta yang hadir dalam pertemuan ini, mulai dari yang luar gedung kemudian dilanjutkan dengan yang dalam gedung.

Berakhirnya tutorial mengakhiri rangkaian acara sejak pagi hingga sore hari, dan berkenan ditutup secara resmi oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.M.Kes. pada pukul 15.47 WIB. *** [110523]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment