“Numbers have an important story to tell. They rely on you to give them a voice.” – Stephen Few
Sebanyak 19 personil Tim National Institute for Health and Care Research (NIHR) Universitas Brawijaya (UB) mengikuti Pertemuan Tema Paket Kerja 1 (Work Package Theme 1) yang berlangsung pada Selasa (05/08) di Ruang Kuliah Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran (PSDIK) atau Doctoral Program in Medical Science (DPMS) Class Room 2, Gedung A Lantai 6 GPP Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).
Pertemuan yang dimulai pada pukul 14.18 WIB ini diawali dengan paparan dari Research Fellow Dwi Sari Puspaningtyas, MSPH, yang menyampaikan hasil pengumpulan data Household Listing (HH Listing) di wilayah enumeration area (EA) dalam kerangka penelitian NIHR Global Health Reseach Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Dalam pemaparannya, Dwi menjelaskan bahwa lokasi penelitian terbagi ke dalam dua wilayah, yaitu Kabupaten Malang (intervensi) dan Kabupaten Banyuwangi (kontrol). Untuk wilayah intervensi, dipilih enam desa yang tersebar di dua wilayah kerja Puskesmas, yakni Pagak (Sumberejo, Pagak, Tlogorejo) dan Bululawang (Krebet Senggrong, Bakalan, Krebet).
Sementara itu, untuk wilayah kontrol, juga dipilih enam desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Gambiran dan Kecamatan Cluring. Setiap wilayah kecamatan itu, diambil tiga desa saja. Kecamatan Gambiran terdiri dari Purwodadi, Wringinrejo, dan Wringinagung. Sedangkan, untuk Kecamatan Cluring terdapat tiga desa terpilih, yaitu Tamanagung, Sarimulyo, dan Kaliploso.
Meskipun keenam desa di Kabupaten Banyuwangi tersebut berada di dua kecamatan, namun mereka terpencar ke dalam empat wilayah kerja Puskesmas, yaitu Puskesmas Gambiran (Purwodadi dan Wringinrejo), Puskesmas Jajag (Wringinagung), Puskesmas Benculuk (Tamanagung dan Sarimulyo), dan Puskesmas Tampo (Kaliploso).

Dwi juga memaparkan hasil uji coba Clinical Decision Support System (CDSS) terkait Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Puskesmas Kepanjen beberapa waktu yang lalu, serta hasil HH Listing yang telah dilakukan sejak 16 Juni hingga akhir Juli 2025.
Dari proses HH Listing tersebut, tercatat sebanyak 24.415 rumah tangga, dengan 19.649 rumah tangga memiliki data lengkap anggota keluarga, yang mencakup total 57.008 individu. Dari jumlah itu, 27.430 individu berusia 40 tahun ke atas, yang merupakan target utama dalam proses skrining kesehatan.
Setelah pemaparan dari Dwi, giliran Dr. Sabriansyah Rizqika Akbar, S.T., M.Eng., Ph.D, selaku Koordinator Peneliti Digital Health Development, menyampaikan rencana kerja selanjutnya yang melibatkan pengembangan Common Data Platform (CDP). Platform ini dirancang untuk menghimpun, menyatukan, dan mengelola data dari berbagai sumber, membentuk profil tunggal yang koheren untuk tiap rumah tangga maupun individu.

CDP akan diintegrasikan dengan HH Listing App (untuk data demografis dan lokasi) serta SMARThealth App (untuk wawasan risiko kesehatan yang dipersonalisasi). Lebih lanjut, Dr. Sabri menjelaskan bahwa CDP juga ditujukan untuk mendukung sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) melalui notifikasi yang ditargetkan dan prioritisasi risiko berbasis kondisi kesehatan serta data lingkungan.
Selama sesi berlangsung, Koordinator Theme 1: Primary Health Care Strengthening, dr. Asri Maharani, MMRS, Ph.D, aktif memberikan pertanyaan kritis serta arahan strategis untuk agenda ke depan.
Beberapa fokus yang disorot antara lain persiapan pelaksanaan skrining menggunakan SMARThealth App di wilayah intervensi dan kontrol, serta pelatihan bagi enumerator dan dokter yang akan melakukan pemeriksaan spirometri maupun masalah notifikasi dalam EWS nantinya.

Pertemuan ini ditutup pada pukul 16.20 WIB dengan semangat kolaboratif untuk memastikan kualitas data yang dikumpulkan dapat mendukung penguatan layanan kesehatan primer di Indonesia. Seperti kata bijak dari Stephen Few, founder & principal Perceptual Edge:
“Angka memiliki kisah penting untuk diceritakan. Mereka bergantung pada Anda untuk menyuarakannya.”
Pesan ini menjadi pengingat penting akan tanggung jawab bersama dalam menjaga akurasi dan integritas data demi keberhasilan program dan kebijakan kesehatan berbasis bukti. *** [090825]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo