Photovoice 2 Desa Krebet: Sebuah Kembara Melalui Lensa Kamera

Dalam artikel penelitiannya yang berjudul “Photovoice: Concept, Methodology, and Use for Participatory Needs Assessment” (1997, Health Education & Behavior, 24(3): 369-387), Caroline Wang dan Mary Ann Burris menjelaskan bahwa photovoice adalah proses yang memungkinkan orang mengidentifikasi, mewakili, dan meningkatkan komunitas mereka melalui teknik fotografi tertentu.
Sebagai praktik yang berbasis pada produksi pengetahuan, photovoice memiliki tiga tujuan utama: (1) untuk memungkinkan orang merekam dan mencerminkan kekuatan dan perhatian komunitas mereka, (2) untuk mempromosikan dialog kritis dan pengetahuan tentang isu-isu penting melalui diskusi foto dalam kelompok besar dan kecil, dan (3) untuk menjangkau para pembuat kebijakan.
Dalam menerapkan photovoice itu terdapat beberapa tahapan atau fase. Dimulai dari fase 1: memperkenalkan photovoice; fase 2: mengambil foto menggunakan kamera dan mendikusikan hasil foto; fase 3: menulis teks untuk foto atau storytelling dan memilih satu dari sekian foto yang telah diambilnya; fase 4: review foto dan storytelling serta refleksi.

Photovoice 2 Desa Krebet: Sebuah Kembara Melalui Lensa Kamera
Pembawa acara mengawali pertemuan photovoice tahap 2 Desa Krebet di Rumah Aspirasi


Usai membekali 10 kader kesehatan Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, yang menjadi partisipan dalam photovoice dalam pertemuan fase 1, fasilitator photovoice meminta peserta untuk mengambil gambar semua fitur yang terkait tema pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat di lingkungannya.
Pada Rabu (23/10) kemarin, 10 kader kesehatan – Anik Mufidah, Cuplik Sri Wahyuni, Erlina Wati, Ita Khusunul Marifah, Lilik Ati, Nurhayati, Rodiyatul Mutmainah, Siti Khodijah, Sunarti, Winarti Anisah, – kembali menghadiri pertemuan photovoice yang didakan di Rumah Aspirasi yang beralamatkan di Dusun Krajan RT 20 RW 05 Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Pertemuan photovoice tahap 2 ini akan mengecek foto yang telah dikirimkan oleh kader kesehatan, dan akan mendiskusikan foto tersebut, seperti lokasi, tanggal pengambilan, dan alasan peserta mengambil foto tersebut.
Pertemuan photovoice tahap 2 ini dimulai pada pukul 13.42 WIB. Pembawa acara Siti Khodijah mengucapkan selamat datang kepada yang hadir dalam pertemuan ini. Kemudian membacakan susunan acara.

Perkenalan satu per satu peserta photovoice tahap 2 Desa Krebet dengan fasilitator photovoice


Setelah itu dilanjutkan dengan doa yang dipandu oleh Kepala Desa Krebet Dr. Nurkholis, M.Si, dan setelahnya diteruskan dengan sambutan dari Wakil Direktur 2 Percik Salatiga yang tergabung dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Theme 3: People Empowerment and Community, atau yang familiar disebut Tim CEI (Community Engagement and Involvement), dan sekaligus menjadi fasilitator photovoice dalam pertemuan tahap 2 ini.
Dalam sambutannya, Damar mengucapkan terima kasih atas semangatnya kader kesehatan dan supportnya dari Kepala Desa Krebet. “Photovoice ini adalah penelitian yang partisipatif. Menerjemahkan foto yang menarik bagi ibu-ibu,” terang Damar.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Desa (Kades) Krebet. Pada kesempatan itu, Nurkholis mengucapkan terima kasih kepada Tim Penelitian NIHR yang kerso memperhatikan warga Krebet dalam pengelolaan sampah.
“Sampah memang menjadi persoalan pelik di masyarakat, terlebih bila Desa Krebet akan menjadi perkotaan, tentunya akan semakin komplek. Dengan adanya pelatihan ibu-ibu kader yang ditambah pengetahuannya dengan photovoice, saya bersyukur!”, jelas Kades Nurkholis.

Identifikasi foto-foto yang telah dikirimkan peserta photovoice yang dipandu oleh fasilitator photovoice


Selesai memberikan sambutan, Kades Nurkholis izin untuk meninggalkan tempat untuk kembali ke sawung, karena di sana pembagian sertifikat kepada warga Desa Krebet dari BPN (Badan Pertanahan Nasional) masih berlangsung.
Tepat pukul 14.00 WIB, Damar pun kemudian memandu jalannya photovoice tahap 2 atau fase 2 ini. Acara ini dimulai dengan perkenalan terlebih dahulu, karena Damar memang baru kali ini menjadi fasilitator photovoice di Desa Krebet.
Setelah perkenalan, foto-foto yang telah dikrimkan oleh peserta photovoice melalui group whatsapp itu dibahas bersama dengan peserta yang lainnya. Damar pun menyorotkan foto-foto tersebut melalui layar LCD. Lalu, ia menanyakan foto-foto tersebut untuk diidentifikasi lokasi pengambilan gambar, tanggal maupun alasan foto ini menarik bagi peserta untuk diambil.
Dalam diskusi foto itu, fasilitator NIHR yang kerap mendampingi kiprah CEI ini menyimak dan menangkap cerita-cerita yang muncul dalam percakapan di antara peserta maupun dengan fasilitator photovoice tersebut.

Makan siang secara prasmanan sebelum pembukaan pertemuan photovoice tahap 2 di Rumah Aspirasi


Dalam obrolan tersebut, terlihat bagaimana perjuangan ibu-ibu kader dalam berkeliling desanya selama 13 hari untuk melakukan pemotretan yang menjadi pekerjaan rumah dalam photovoice. Selain mencari momennya, juga terkadang berebut antar sesama (sik-sikan) ketika mau mengabadikan dalam besutan lensa kamera handhpone masing-masing.
Kata kader kesehatan peserta photovoice itu, mereka umumnya akan berkeliling di sore hari di kala waktunya sudah luang mengurus rumah tangga. Mereka berkeliling dari dusun yang satu ke dusun yang lainnya dalam Desa Krebet. Mulai dari pinggir jalan raya hingga masuk ke kampung-kampung untuk sekadar mengambil foto terkait persampahan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Sehingga, photovoice tahap 2 Desa Krebet ini laksana sebuah kembara melalui lensa kamera. Pengertian kembara di sini adalah pergi ke mana-mana dalam desa tersebut atau melanglang. Sinonim dari kembara adalah kelana. Kader kesehatan yang menjadi peserta photovoice berkembara atau berkelana, mengadakan perjalanan dari kampung ke kampung dalam desanya untuk melakukan pengambilan gambar dalam photovoice. *** [271024]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |    Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment