Puluhan Pasutri Ikuti Giat Posbindu PTM di Pendopo Balai Desa Amadanom

SMARThealth

Desa Amadanom merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, dengan luas wilayah sebesar 689,16 hektar dengan mata pencaharian masyarakat dominan pada sektor pertanian.

Desa Amadanom secara topografi berada di kaki Gunung Semeru dengan ketinggian 200 meter hingga 600 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tersebut sangat cocok untuk budidaya perkebunan seperti kopi dan singkong, dan untuk budidaya pertanian seperti tanaman padi dan jagung.

Desa Amadanom terdiri atas 3 dusun, yaitu Amadanom Selatan (dekat jalan nasional), Amadanon tengah, dan Banjarpatoman (paling utara). Semakin ke utara keadaan topografi Desa Amadanom semakin tinggi, sedangkan semakin ke selatan kondisi topografis rendah.

Meja pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM Desa Amadanom

Kemiringan lereng Desa Amadanom berada pada rata-rata 30%. Hal tersebut menyatakan kemiringan lereng Desa Amadanom tergolong bergelombang. Kondisi jalan mengikuti tekstur perbukitan, namun jalannya cukup beraspal baik dan di kiri-kanan masih bisa menyaksikan pemandangan yang asri dengan tampilan nyiur melambai.

Kendati kondisi geografis Desa Amadanom berpegunungan, namun masyarakatnya terlihat guyup dan mau mengunjungi giat Posbindu PTM. Hari ini, Senin (10/10/2022), perawat Desa Amadanom bersama kader SMARThealth dan Posyandu Lansia mengadakan giat Posbindu PTM di Pendopo Kantor Kepala Desa Amadanom (Balai Desa Amadanom) yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman No. 02 Dusun Banjarpatoman RT 07 RW 04 Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Tampak hadir dalam giat Posbindu PTM ini adalah staf PTM Dinkes Kabupaten Malang Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners, PP PTM Puskesmas Dampit Vivit Umini Fisolati, A.Md. Kep, PP Indra Puskesmas Dampit Wahyu Hari Sasongko, A.Md.Kep dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Acara giat Posbindu PTM ini dimulai pada pukul 08.31 WIB, akan tetapi mulai dari pukul 08.00 WIB Pendopo Balai Desa Amadanom sudah ramai dikunjungi warga. Yang menarik dalam giat ini, dijumpai sejumlah pasangan suami istri (pasutri).

Pemeriksaan telinga dengan otoskop dalam giat Posbindu PTM Desa Amadanom

Tim SMARThealth UB yang kerap menghadiri giat Posbindu PTM di Kabupaten Malang, baru kali ini menyaksikan puluhan sejoli ikut skrining faktor risiko PTM. Mereka datang berdua, dan pulang pun berboncengan bagi yang bawa sepeda motor. Yang rumahnya dekat, mereka pun berjalan kaki berdua.

Pemandangan sejuk lainnya, kaum pria akan rela menunggu antrean dengan duduk di undakan pendopo atau berdiri di sisi timur pendopo dekat Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Amadanom untuk mengutamakan peserta perempuan. Jika sudah sepi, kaum pria baru akan menempati kursi antrean tersebut.

Alur pemeriksaan dalam giat Posbindu dimulai dari meja paling selatan. Meja diatur sedemikian rupa, memanjang dari selatan ke utara. Sementara itu, arah Pendopo Balai Desa Amadanom menghadap ke timur.

Warga akan melakukan regsitrasi terlebih dahulu sebelum pemeriksaan. Kader yang bertugas melakukan pendaftaran adalah kader SMARThealth Selvia Etni Febriana. Dalam registrasi itu, kader Selvia akan mencatatkan nama dalam Kartu Skrining PTM Puskesmas Dampit, dan KTP diseteples di Kartu Skrining tersebut.

Antrean ibu-ibu dalam giat Posbindu PTM di Pendopo Balai Desa Amadanom

Dari meja registrasi, Kartu Skrining akan bergeser sebelah utaranya, ke kader SMARThealth Mei Sri Lestari yang bertugas menuliskan hasil pengukuran antropometri ke dalam Kartu Skrining serta merekapitulasi kehadiran pemeriksaan ke dalam buku besar.

Sedangkan, warganya disambut oleh kader Posyandu Lansia Umi Saudah yang berkaos merah untuk melakukan pengukuran antropometeri, seperti tinggi/berat dan lingkar perut warga. Hasilnya dilaporkan ke kader Mei.

Usai pengukuran antropometri, warga dipersilakan duduk di kursi antrean yang telah disediakan sambil menunggu panggilan untuk pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan berikutnya adalah anamnesa yang dilakukan oleh kader SMARThealth Titin Fitrianingsih.

Anamnesa adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien (auto anamnese) atau pada orangtua atau sumber lain (allo anamnese). Instrumen untuk wawancaranya diambil dari pertanyaan yang ada di Kartu Skrining, seperti riwayat penyakit pada keluarga, riwayat PTM pada diri sendiri, faktor risiko, diagnosa rujukan rumah sakit, dan terapi farmakologi.

Antrean bapak-bapak di giat Posbindu PTM Desa Amadanom

Setelah anamnesa, warga akan bergeser ke sebelah utaranya lagi untuk mendapatkan pengukuran tekanan darah dan cek kadar gula darah/kolesterol yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (nakes) Desa Amadanom, yaitu Siti Chayaroh, A.Md.Kep dan Rita Suhada, A.Md.Keb.

Kedua nakes itu bisa bergantian. Terkadang pada saat nakes memberikan konseling kepada warga, kader Titin maupun PP PTM Puskesmas Dampit juga akan membantu mengukur tensi maupun cek gula darah/kolesterol. Jadi, konseling ini bersifat langsung setelah tensi dan cek kadar gula darah/kolesterol.

Selesai konseling, warga akan diperiksa telingannya oleh PP Indra Puskesmas Dampit Wahyu Hari Sasongko, A.Md.Kep. Dalam pemeriksaan itu, PP Indra Puskesmas Dampit menggunakan Otoskop Fazzini 672065 Chrome Plated Handle.

Otoskop adalah alat medis yang digunakan untuk melihat ke dalam telinga. Nakes menggunakan otoskop untuk menyaring penyakit selama pemeriksaan rutin dan juga untuk mengetahui gejala telinga.

Selesai pemeriksaan telinga, menandai berakhirnya alur pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM. Warga akan mendapatkan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing.

Perawat Desa, PP PTM Puskesmas Dampit berdiskusi dengan staf PTM Dinkes sambil lihat yang input data

Sementara, lembar Kartu Skrining akan diterima kader SMARThealth Sri Pujiastutik untuk dilakukan input data menggunakan aplikasi eKader. Saat ditanya Tim SMARThealth UB, kader Tutik mengatakan bahwa input data menggunakan aplikasi eKader sudah bisa dan lancar.

Acara giat Posbindu PTM di Pendopo Balai Desa Amadanom ditutup pada pukul 11.50 WIB. Hasil rekapitulasi diketahui bahwa warga yang berhasil diperiksa ada sebanyak 52 orang, dengan rincian 16 laki-laki dan 36 perempuan.

Dari 52 orang itu, yang terindikasi memiliki risiko tinggi (highrisk) hipertensi sejumlah 33 orang, diabetes mellitus ada 4 orang, dan kolesterol sebanyak 3 orang. Namun sayang, dalam pemeriksaan tersebut, nakes tidak membawa obat. *** [101022]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment