RSUD Kanjuruhan Adakan Pelatihan Kader Posbindu PTM Institusi Di Kepanjen

Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) Institusi merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di institusi/tempat kerja. Posbindu ini bertujuan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM dan pencegahannya sehingga menciptakan tenaga kerja sehat dan produktif.

Sebagai salah satu upaya pengendalian PTM, RSUD Kanjuruhan mengadakan pelatihan kader Posbindu PTM bagi institusi di Ruang Akreditasi RSUD Kanjuruhan yang beralamatkan di Jalan Panji No. 100 Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (28/07/2022).

Pelatihan ini diikuti oleh enam kader yang dsiapkan RSUD Kanjuruhan, dan dihadiri oleh sejumlah staf dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Puskesmas Kepanjen, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Peserta pelatihan kader Posbindu PTM RSUD Kanjuruhan foto bersama Wadir dan Kabid P2P Dinkes

Keenam kader peserta pelatihan ini terdiri atas drg. Masita Yuriani, Mamik Rosemawati, A.Md.Ak., Eko Arjasanto, S.Kep.Ners, Septyorini, A.Md.Fis, Arryna Indrawati K., A.Md.Gz., dan Endang Kiswanti, S.Tr.Keb.

Acara ini dimulai pada pukul 08.41 WIB dengan diawali sambutan dari Wakil Direktur (Wadir) Administrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan dr. R.A. Ratih Maharani, M.MRS. Dalam sambutannya, dr. Ratih mengatakan bahwa salah satu upaya mengendalikan dan mencegah PTM adalah melalui Posbindu PTM. Anehnya, RSUD Kanjuruhan yang terbiasa dengan memeriksa orang sakit tapi malah belum melakukan deteksi dini faktor risiko PTM bagi karyawannya, baik tenaga kesehatan, administrasi, sopir, sekuriti, dan lain-lainnya.

RSUD Kanjuruhan harus melakukan deteksi dini bagi karyawannya yang penuh stressor. Manajemen RSUD Kanjuruhan menyadari pentingnya pelatihan kader Posbindu PTM di lingkungan institusi kesehatan.

Sambutan Wadir Aministrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan

Mengakhiri sambutan, dr. Ratih berharap pelatihan kader ini akan memberi manfaat, kemajuan, dan kebugaran bagi karyawan RSUD Kanjuruhan nantinya.

Setelah itu, sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Kabupaten Malang, Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes. Pada kesempatan itu, Awignami berkesempatan menceriterakan perihal survey kematian yang diadakan oleh Kementerian Keehatan (Kemenkes) pada 2020. Semua rumah sakit dan Puskemas yang ada di Kabupaten Malang melakukan survey itu dan turun lapangan. Dari survey itu diketahui, ada 18.350 kematian yang diakibatkan oleh jantung, stroke, dan diabetes mellitus.

Ketiga penyebab kematian terbesar itu semuanya merupakan PTM. Kematian yang diakibatkan kasus COVID-19 di Kabupaten Malang masih lebih rendah dari kasus PTM tersebut, namun terkadang kita tak menyadarinya.

Sambutan Kasi PTM Keswa Dinkes

Oleh karena itu, Bupati Malang menghendaki semua desa melakukan skrining faktor risiko PTM. Tahun 2022, Dinkes akan melatih 100 desa lagi untuk program Posbindu PTM SMARThealth. Selain itu, Dinkes juga sudah punya output Posbindu PTM Institusi. RSUD Kanjuruhan merupakan Posbindu Institusi yang kelima di Kabupaten Malang.

Posbindu ini tujuannya untuk memenuhi capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) PTM. Kalau SPM kurang, yang mendapat teguran dari Kemenkes adalah Bupati Malang. Jika Bupati Malang ditegur, otomatis akan turun ke kita.

“Saya ucapkan terima kasih karena RSUD Kanjuruhan telah membentuk Posbindu Institusi,” kata Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang.

Peserta pelatihan di sisi selatan Ruang Akreditasi RSUD Kanjuruhan

Acara kemudian diisi dengan foto bersama terlebih dahulu, karena Wadir Administrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan serta Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang segera meninggalkan tempat lantaran ada tugas lainnya.

Usai foto bersama, acara diteruskan dengan sambutan dari Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM. Dalam sambutannya, Paulus mengatakan bahwa Dinkes telah mengadakan pelatihan Posbindu Institusi untuk kelima kalinya, yaitu Posbindu PTM Anggrek Madivif 2 Kostrad, Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen, Dinkes, Kejaksaan, dan RSUD Kanjuruhan.

Seperti diketahui bahwa pembunuh utama di Indonesia maupun Kabupaten Malang adalah kardiovaskular (jantung, stroke, hipertensi). Awalnya, Dinkes dan UB sudah melakukan riset. Dalam riset di 4 desa itu, hasilnya sekitar 93 persen kader Posbindu SMARThealth berhasil melakukan deteksi dini terhadap warga berumur 40 tahun ke atas. Yang didapati memiliki faktor risiko tinggi PTM (highrisk), kader akan melakukan follow up agar supaya faktor risiko yang diderita bisa terkendali.

Peserta pelatihan di sebelah di Ruang Akreditasi RSUD Kanjuruhan

Diharapkan orang kantor juga terdeteksi PTM. Institusi harus peduli terhadap karyawan-karyawannya. Dalam pelatihan kader di RSUD Kanjuruhan ini, penekanannya kepada pelaporannya saja mengingat RSUD Kanjuruhan merupakan institusi kesehatan tentunya tidak perlu dilatih cara melakukan pemeriksaan.

Materi pertama disampaikan oleh staf PTM Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners dengan judul “Konsep Posbindu PTM.” Menurut Nur Ani, selama ini uang BPJS sering habis untuk membayari penderita yang diakibatkan PTM yang menjadi parah. Oleh karena itu, Pemerintah Pusat melalui Kemenkes memikirkan upaya preventif melalui deteksi dini faktor risiko PTM. Salah satunya melalui giat Posbindu PTM, baik di desa maupun di institusi.

Kemudian dilanjutkan dengan materi yang diisi oleh dokter internship dari Puskesmas Kepanjen, yaitu dr. Afif Bachtiar dan dr. M. Abdul Razak. Dr. Afif menjelaskan bahwa pengobatan di lapangan biasanya yang paling lemah. Padahal obat untuk penderita PTM, seperti hipertensi dan diabetes mellitus itu harus seumur hidup.

Pemaparan materi pertama

Dalam Posbindu PTM, ia menyaksikan warga diberi obat untuk 10 hari dan tidak dilanjutkan jika warga tersebut sudah tidak merasa pusing. Seharusnya, selama 3 bulan tidak turun perlu tambahan obat dan perubahan gaya hidup.

Lalu, dr. M. Abdul Razak menambahkan, kendala di lapangan adalah kurangnya maintenance pasien dari riwayat hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini agar supaya mengetahui ada perbaikan dalam pengobatannya atau tidak.

Tenaga kesehatan di desa selama ini mengalami kesulitan melakukan pengobatan karena stok obat di Ponkesdes masih selalu kurang.

Pemaparan materi kedua

Selesai materi dari kedua dokter internship, paparan materi berikutnya datang dari staf PTM Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners dengan titel “ Pelayanan Terpadu PTM: Algoritma dan Implementasi.” Dalam penjelasannya, Bastamil mengatakan, “Mengapa algoritma Pandu PTM?”

Lebih lanjut, Bastamil menerangkan bahwa kita perlu algoritma Pandu PTM agar penanganan PTM lebih terarah dan terpadu kepada sasaran yang jelas, faktor risiko PTM dapat terdeteksi sejak dini, dokter yang merawat dapat melakukan telusur pengobatan, meningkatkan ketrampilan petugas dalam penanganan PTM di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), serta integrasi dengan BPJS dan pemanfaatan teknologi informasi.

Setelah materi dari Bastamil, lalu disambung dengan pemaparan materi dari staf IT PTM Candra Hernawan, S.Kom dengan tema “Mekanisme Pelaporan Posbindu Institusi.” Pada kesempatan itu, Candra menguraikan alur teknis pelaporan Posbindu Institusi SMARThealth, alur penanganan pasien berisiko PTM pada institusi, form pelaporan, dan rekapitulasi RSUD Kanjuruhan.

Kader ikuti latihan ukur lingkar perut

Menurut Candra, RSUD Kanjuruhan belum bisa menggunakan aplikasi eKader karena Puskesmas Kepanjen belum menggunakan ePuskesmas. Nanti kalau Puskesmas Kepanjen sudah beralih ke ePuskesmas, maka aplikasi eKader bisa diimplementasikan. Oleh karena itu, Dinkes menyiapkan aplikasi input data dengan Google Forms.

Acara pelatihan ini selesai pada pukul 11.04 WIB lebih cepat dari perkiraan karena tidak perlu praktek pemeriksaan. Paulus memberikan closing statement, untuk pelaksanaan Posbindu Institusi di RSUD Kanjuruhan bisa dilakukan secara bertahap mengingat jumlah karyawannya mendekati 800 orang. 

RSUD Kanjuruhan bisa melakukannya secara per ruangan atau per unit, tergantung para kadernya yang sudah dilatih ini. RSUD Kanjuruhan ini merupakan Posbindu Institusi kesehatan yang pertama di Kabupaten Malang. *** [280722]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment