Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Universitas Brawijaya (UB) dalam implementasi Focus Group Discussion (FGD) selama ini umumnya dilakukan pada pagi atau siang hari.
Namun kali ini, FGD NIHR yang diselenggarakan di Desa Bambe ini dilaksanakan pada malam hari. Semangat warga Desa Bambe dalam mengikuti FGD NIHR di malam hari ini menarik sekali dan patut diapresiasi!
Bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 2 Balai Desa Bambe ber-AC dingin yang beralamatkan di Jalan Raya Bambe No. 35 Dusun Bamber RT 20 RW 01 Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Malang, terlihat puluhan warga yang telah hadir yang undangan akan berlangsung pada pukul 19.00 WIB.
Mereka menunggu Tim Penelitian NIHR yang datang terlambat karena kesasar puluhan kilometer di jalan tol. Tim Penelitian NIHR baru tiba di Balai Desa Bambe pada pukul 19.40 WIB. Lingkungan di Balai Desa Bambe cukup ramai mengingat lingkungan sekitarnya berupa industri-industri besar yang terdapat di sepanjang Jalan Raya Bambe.
Geliat ekonomi pendukung industri-industri tersebut juga cukup marak, seperti aneka warung makan, perbelanjaan seperti Indomaret maupun Alfamart. Bahkan di samping Balai Desa Bambe juga sudah ada Mixue Ice Cream & Tea, sebuah perusahaan waralaba yang menjual es krim sajian lembut dan minuman teh asal Zhengzhou, Henan, Tiongkok, yang cukup ramai pengunjungnya.
Acara FGD ini dimulai pada pukul 20.09 WIB diawali dengan sambutan dari bidan Puskesmas Pembantu (Pustu) Bambe Anisah Surya Hidayati, A.Md.Keb. yang mewakili Kepala Desa Bambe. Dalam sambutannya, bidan Anisah mengucapkan selamat datang kepada Tim Penelitian NIHR dari UB dalam rangka pelaksanaan FGD di Desa Bambe.
Lebih lanjut, bidan Anisah, juga memohon maaf bila pelaksanaannya harus malam hari mengingat longgarnya warga di Desa Bambe ini umumnya malam hari. Banyak warganya yang beraktivitas di industri-industri yang ada di sini.
Bidan Anisah ini memang sangat membantu Tim Penelitian NIHR ini karena ia bertindak sebagai narahubung dengan Pemerintah Desa Bambe dalam penyelenggaraan pelaksanaan FGD NIHR di tempat ini. Di tengah kesibukannya sebagai tenaga kesehatan Puskesmas Driyorejo yang ditempatkan di Pustu Bambe ini, bidan Anisah masih meluangkan waktu untuk menyiapkan pelaksanaan FGD ini.
Usai sambutan dari bidan Anisah, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Project Manager NIHR Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop. Pada kesempatan itu, Serius menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi warga Desa Bambe untuk berkenan hadir mengkuti pelaksanaan FGD NIHR ini.
Dalam FGD NIHR ini nanti, kata Serius, akan dibagi dalam 4 kelompok sasaran. Kelompok kader kesehatan akan dipandu oleh Project Manager dengan notulis Meutia Fildzah Sharfira, SKM, MPH. Kelompok tokoh masyarakat Desa Bambe dikawal oleh Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP dengan notulis Desta Prasanthi Anggraini, M.P. Kelompok Masyarakat Laki-Laki Yang Terdampak Polusi Udara dimoderatori oleh fasilitator NIHR dengan notulis Hilda Irawati, S.Stat, dan kelompk Masyarakat Perempuan Yang Terdampak Polusi Udara digwangi oleh Arief Budi Santoso, S.E. dengan notulis Elmi Kamilah, S.Sos.
Dalam FGD tersebut, hasilnya terangkum bahwa pada umumnya pengelolaan sampah di Desa Bambe ini sudah tergolong baik dan teratur. Artinya terdapat jasa pengangkutan sampah rumah tangga secara periodik. Warga hanya mengeluarkan iuran 15 ribu per bulannya.
Peserta FGD umumnya menegaskan bahwa untuk sampah sisa hasil kerja bakti atau penebangan pohon biasanya tidak diambil dan warga ada yang membakarnya. Pembakaran tidak dilakukan setiap hari namun hanya insidental saja.
Warga Bambe umumnya telah memahami pengaruh pembakaran sampah di wilayahnya bagi kesehatan masyarakat. Asapnya memang berpengaruh kepada semua anggota masyarakat, lebih-lebih bagi kelompok rentan, seperti balita dan lansia. Balita, karena organ-organnya masih dalam masa pertumbuhan, sedangkan lansia karena telah memasuki masa uzur perkembangan organ-organ tubuhnya.
Dampaknya bagi kesehatan masyarakat dari asap yang keluar dari pembakaran itu, menurut peserta FGD akan berdampak pada kesehatan paru-paru. Biasanya orang yang menghirup asap tersebut akan batuk, sesak napas, mata perih maupung radang.
Menghadapi itu semua, dalam FGD tersebut terlontar sejumlah solusi seperti misalnya koordinasi dengan petugas sampah agar secara periodik mengangkut sampah rumah tangga ke TPST; stop pembakaran sampah yang rumahnya banyak anak kecil maupun orang tua; dan berharap bisa menjadikan kreasi sampah (kerajinan, kompos, sampah dijadikan biogas), dan kebetulan di Kabupaten Gresik ini sudah ada peraturan yang membatasi penggunaan plastik sekali pakai.
Pada kesempatan itu, juga sejumlah fasilitator FGD ada yang menggalinya dengan banyaknya industri-industri di Desa Bambe ini. Di Desa Bambe ini terdapat puluhan pabrik, baik kecil maupun besar. Di antara pabrik-pabrik tersebut terdapat industri biji plastik, pengolahan plastik, dan karton yang cukup besar.
Diakui peserta FGD memang ada dampak nyata dari polusi udara yang dihasilkan sejumlah industri-industri yang ada di Desa Bambe. Namun demikian mereka umumnya merasa senang, karena di samping memberikan peluang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan, juga ada kompensasi dari sejumlah industri kepada desa, seperti membantu pengadaan air bersih, memberikan iuran ke kampung maupun tanggung jawab sosial lainnya atau corporate social responsibility (CSR), seperti ambulance Desa Bambe yang berasal dari CSR PT UNIMOS.
Acara FGD di Desa Bambe ini selesai pada pukul 21.12 WIB, dan kemudian Tim Penelitian NIHR pun berpamitan untuk kembali ke Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang ada di Kota Malang. *** [311024]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo