Skrining Kesehatan di Lingkungan Dinkes Kabupaten Malang

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Seksi PTM melaksanakan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) bagi seluruh staf dan karyawan di lingkungan Dinkes. Pemeriksaan meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar perut, indeks masa tubuh, tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.

Pelaksanaan skrining dilakukan di Klinik Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Dinkes Kabupaten Malang yang beralamatkan di Jalan Panji No. 120 Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Waktu pelaksanaan dimulai pada hari Selasa (22/06/2021) hingga Jumat (25/06/2021). Empat hari yang dibutuhkan untuk skrining tersebut untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kerumunan di Klinik UKK.

Cek gula darah dan kolesterol

Setiap lintas program di lingkungan Dinkes, memiliki waktu layanan skrining tersendiri. Skrining kesehatan hari Selasa untuk melayani staf maupun karyawan P2P, Kalibrasi, dan Labkesda. Hari Rabu, layanan skrining akan ditujukan untuk staf dan karyawan Yankes maupun SDK.

Sementara hari Kamis, skrining menyasar staf dan karyawan Kesmas, PSC, Satpol, dan CS. Sedangkan, hari Jumat melakukan skrining untuk staf dan karyawan Sekretariat, Koperasi Sehat, dan Kantin Dinkes.

Layanan pemeriksaan skrining dimulai pada pukul 08.30 WIB sampai selesai. Staf dan karyawan yang akan melakukan skrining diharap untuk melengkapi administrasi dalam skrining tersebut, seperti membawa Kartu Menuju Sehat (KMS) yang sudah diisi, mengisi Google Form, dan jika berhalangan hadir harap mengikuti pemeriksaan pada hari terakhir.

Ukur berat badan

Hari ini terlihat ada pemeriksaan layanan skrining kesehatan untuk staf P2P, Kalibrasi, dan Labkesda. Role model pelaksanaan skrining ini mirip dengan pelaksanaan Posbindu PTM yang acapkali diadakan di desa maupun kelurahan. Sehingga, pelaksanaan skrining kesehatan ini banyak yang menyebut sebagai Posbindu PTM Instansi.

Mereka melakukan pendaftaran dan hasilnya dituliskan di KMS. Mereka kemudian sembari memegang KMS menuju ke bagian layanan pengukuran antropometri. Pertama-tama, mereka akan dilakukan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan Stature meter. Stature meter adalah pengukur tinggi badan seseorang dengan panjang rentangan 0 – 200 cm.

Setelah itu, langkah kedua mereka akan mendapatkan layanan pengukuran berat badan. Alat pengukur berat badan menggunakan Arnez BMI Body Fat Weight Scale. Timbangan badan digital ini memiliki beberapa kelebihan. Selain untuk mengukur berat badan seseorang, timbangan digital ini juga dapat mengetahui kadar lemak secara tepat dan akurat serta dapat memberi indikasi proporsi lemak tubuh serta lemak visceral atau lemak di sekitar organ dalam tubuh kita.

Pengukuran tekanan darah dan laborat sederhana

Selesai yang kedua, mereka akan memperoleh layanan pengukuran lingkar perut dengan waist ruler yang nyaman dan mudah dipakai dengan ujung yang dapat dikaitkan pada pegangan. Waist ruler ini juga sangat berguna untuk mengukur lingkar anggota tubuh lainnya, seperti kepala, lengan, paha, dada, panggul, dan lain-lain.

Usai pengukuran antropometri, mereka menuju ke meja berikutnya, yaitu meja untuk melayani pengukuran tekanan darah dan laborat sederhana. Ada dua meja yang disiapkan, di sebelah barat dan timur dari pintu masuk di Klinik. Masing-masing meja terdapat dua petugas kesehatan yang standby dengan memakai hazmat warna putih, face shield dan Latex Examination Gloves (sarung tangan latex yang umumnya digunakan untuk medis).

Dua petugas kesehatan di meja itu, yang satu melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan Omron Automatic Blood Pressure Monitor. Alat ukur tekanan darah ini bekerja secara digital dan otomatis, memudahkan professional kesehatan dan pasien melakukan pengukuran tekanan darah.

Ruang Keswa untuk melihat tingkat kecemasan

Sedangkan, petugas kesehatan yang satunya melakukan pengecekan gula darah dan kolesterol. Media penusukan pengambilan darah menggunakan Accu-Check Safe-T-Pro Uno, Sterile single-use lancing device (alat tusuk setril sekali pakai). Hasil pengecekannya akan dituliskan di KMS, sama seperti dengan hasil pengukuran tekanan darahnya.

Dari meja tadi, mereka bisa lanjut menuju ke ruangan konsultasi. Mereka cukup memperlihatkan KMS dan menceritakan pengalaman kesehatannya selama ini. Nanti petugas kesehatan akan melakukan identifikasi faktor risiko PTM, edukasi dan konsultasi.

Setelah konsultasi hasil skrining, mereka masih akan memasuki satu ruangan lagi di Klinik tersebut. Ruangan tersebut diisi dua orang dengan dibatasi partisi plastik yang cukup tebal. Di ruangan ini, mereka akan melakukan konsultasi mengenai kecemasan seandainya memang dirasakan. Kondisi ini bisa dikosultasikan setelah mereka mengisi Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29) sehari sebelum melakukan skrining kesehatan ini.

Klinik UKK Dinkes Kabupaten Malang

SRQ 29 merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai alat ukur adanya masalah/gangguan jiwa. SRQ 29 berisi pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu selama 30 hari terakhir. Setiap gangguan yang ditemukan sebaiknya segera dilakukan intervensi untuk mengatasinya.

Dari ruangan ini, KMS yang telah diisi oleh petugas akan diberikan lagi kepada mereka untuk diserahkan kepada petugas input data yang berada satu ruangan dengan ruang konsultasi tadi. Dengan diserahkan KMS kepada petugas input data, maka berakhir pula rangkaian perjalanan skrining kesehatan di Dinkes Kabupaten Malang.

Cegah PTM dengan pola hidup sehat, jangan lupa cek kesehatan secara rutin untuk deteksi dini dari risiko penyakit. Sehat diawali dari kesadaran diri sendiri. *** [220621]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment