Ancaman Terbesar Bagi Planet Kita Adalah Keyakinan Bahwa Orang Lain Akan Menyelamatkannya

Ancaman Terbesar Bagi Planet Kita Adalah Keyakinan Bahwa Orang Lain Akan Menyelamatkannya
Penutup materi yang disampaikan oleh Plt. Kepala DLH Kabupaten Malang dalam Sarasehan Praktik Baik Pengelolaan Sampah di Kabupaten Malang di Convention Hall Hotel Mirabell Kepanjen (Kamis, 09/01)

Menarik sekali, menyimak pemaparan materi yang disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kepala DLH) Kabupaten Malang Dr. Ahmad Dzulfikar Nurrahman, S.T., M.T., dalam sebuah sarasehan yang digelar Percik Salatiga sebagai bagian Tim Kolaborasi Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan NIHR Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change, di Convention Hall Hotel Mirabell Kepanjen kemarin.
Dengan judul “Kebijakan, Program, dan Rencana Pengelolaan Sampah Kabupaten Malang”, para peserta sarasehan diajak untuk mendalami berbagai upaya yang telah dilakukan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Malang ini.
Menurut Plt. Kepala DLH, beberapa praktik baik pengelolaan sampah telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), seperti penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle); inovasi teknologi dalam pengelolaan sampah; kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat; pengelolaan sampah berbasis komunitas; hingga membuat peraturan dan kebijakan pengelolaan sampah. Bahkan, Pemkab Malang sudah menginisiasi BLUD Persampahan untuk meningkatkan layanan pengelolaan sampah.
Namun, yang mengejutkan adalah saat beliau menekankan bahwa meskipun kebijakan pemerintah sangat penting, peran individu dalam masyarakat ternyata jauh lebih besar dampaknya.
Pada kesempatan itu, Plt. Kepala DLH Kabupaten Malang menyitir kutipan Robert Swan: “The greatest threat to our planet is the belief that someone else will save it” (Ancaman terbesar bagi planet kita adalah keyakinan bahwa orang lain akan menyelamatkannya).
Swan, seorang pencinta lingkungan dan penjelajah terkenal asal Inggris, menekankan bahwa bahaya terbesar bagi bumi bukanlah masalah lingkungan itu sendiri, melainkan keyakinan bahwa masalah tersebut merupakan tanggung jawab orang lain.
Sampah telah menjadi masalah global yang semakin mendesak untuk diselesaikan. Namun, pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah saja. Masyarakat memegang peran penting dalam menciptakan perubahan yang signifikan terhadap lingkungan sekitarnya. Dari pengurangan sampah di sumbernya hingga partisipasi dalam daur ulang, setiap tindakan kecil yang dilakukan oleh individu dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian bumi.
Dalam presentasi yang penuh wawasan itu, Plt. Kepala DLH mengungkapkan fakta bahwa keberhasilan pengelolaan sampah tidak bisa bergantung hanya pada sistem yang ada. Justru, perubahan nyata dapat terjadi ketika setiap individu mulai bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan sehari-hari. Dari cara memilah sampah di rumah hingga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, setiap tindakan kecil memiliki kontribusi yang besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Kehadiran individu dalam gerakan pengelolaan sampah bukan hanya soal kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga soal kesadaran kolektif yang membentuk budaya peduli lingkungan.
Bila pesan Swan ini diabaikan bukan tidak mungkin permasalahan lingkungan akan muncul dan itu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat sendiri.
Siddiqua et. al. dalam review articleAn overview of the environmental pollution and health effects associated with waste landfilling and open dumping” (2022, Environmental Science and Pollution Research, 29(39), 58514–58536) menyebutkan bahwa polusi lingkungan secara inheren telah dikaitkan dengan masalah kesehatan termasuk penyebaran penyakit, yaitu tifus dan kolera, beberapa di antaranya sebagian besar dilihat sebagai penyakit yang ditularkan melalui air.
Ada juga penyakit tidak menular (PTM) yang disebabkan oleh polusi lingkungan, seperti kanker dan asma, atau kelahiran cacat pada bayi. Efek buruk yang signifikan dari polusi lingkungan pada hasil yang berhubungan dengan kesehatan sebagian besar telah dibuktikan di negara-negara berpenghasilan rendah, di mana sekitar 90% kematian sebenarnya disebabkan oleh jenis polusi tersebut.
Dua bentuk polusi yang paling mapan di negara-negara berpenghasilan rendah adalah polusi udara dan air. Penyebabnya, salah satunya adalah penimbunan sampah yang tidak dikelola dengan baik sehingga mencemari lingkungan. *** [100125]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |    Editor: Hilda Irawati

Leave a Comment