Rampung menuntaskan agenda kunjungan ke Puskesmas Kepanjen, Dr. Judite Goncalves, Asisten Profesor Riset Sistem Kesehatan Global dari Imperial College London (ICL), melanjutkan perjalanannya ke Bakalan Waste Bank (BWB), sebuah pusat edukasi dan pengelolaan sampah terpadu yang berlokasi di Dusun Banjarsari, Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, pada Kamis (17/07).
Dr. Goncalves adalah seorang ekonom kesehatan dengan minat umum dalam pertanyaan penelitian di persimpangan antara kesehatan (sistem) dan lingkungan, perubahan iklim, dan transisi hijau. Ia menerapkan teknik ekonometrika kuasi-eksperimental untuk mengevaluasi dampak kebijakan publik, termasuk misalnya mediasi dampak kesehatan dari paparan lingkungan atau peristiwa iklim. Ia cenderung berfokus pada konteks negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti Indonesia dan Brasil.

Namun sebelum sampai di lokasi, rombongan yang turut didampingi Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya menyempatkan waktu makan siang di Warung Wareg Kepanjen terlebih dahulu.
Tepat pukul 12.32 WIB, rombongan tiba di Pendopo Sasana Manggala Praja Balai Desa Bakalan. Di pendopo ini, acara penyambutan hangat telah dipersiapkan oleh perangkat desa, pengurus BWB, perwakilan bank sampah dari Desa Krebet dan Krebet Senggrong, serta 20 mahasiswa KKN dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB Tahun 2025.

Setelah seremonial sambutan di Pendopo Sasana Manggala Praja Balai Desa Bakalan, pukul 12.57 WIB rombongan yang berjumlah lima orang tersebut langsung menuju lokasi BWB. Sesampainya di sana, rombongan disambut dengan atraksi tarian senam bertema lingkungan yang dibawakan oleh mahasiswa KKN FIA UB, lengkap dengan narasi cerita atau storyvoice dalam dua bahasa – Jawa dan Inggris – yang menambah kekayaan budaya dalam edukasi.
Di BWB, Dr. Goncalves dan rombongan diajak menyaksikan langsung bagaimana pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu dan inovatif. Mulai dari fasilitas pemilahan sampah, edukasi pengolahan sampah kering, pengemasan hasil pilahan, hingga pemanfaatan limbah plastik melalui mesin ramah lingkungan.

Tidak hanya itu, BWB juga akan mengembangkan konsep waste to wealth yang dikolaborasikan dengan ketahanan pangan melalui kegiatan pertanian, perikanan, dan peternakan skala rumah tangga. Semua ini menjadikan BWB bukan hanya tempat pengelolaan sampah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dan ekonomi sirkular.
Selama hampir dua jam, Dr. Goncalves berkeliling di kawasan BWB yang juga dilengkapi dengan fasilitas bernuasa etnik seperti gazebo edukasi, musholla, toilet ramah lingkungan, dan ruang interaksi warga. Ia tampak antusias dan kagum dengan inisiatif warga dalam membangun sistem yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga menguatkan solidaritas sosial dan ekonomi lokal.

“Ini merupakan pengalaman yang sangat penting bagi saya. Saya bisa melihat langsung bagaimana komunitas di Desa Bakalan mengambil peran aktif dalam pengelolaan lingkungan. Sebuah refleksi nyata dari Learning from the Field: Observing Waste Bank, yang memberikan inspirasi tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk banyak negara lain,” ungkap Dr. Goncalves.
Kunjungan ini menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian studi lapangan NIHR UB bersama mitra internasional, yang bertujuan mengeksplorasi pendekatan komunitas dalam mengatasi isu kesehatan lingkungan dan keberlanjutan. *** [180725]