Menyusuri Dinamika Lapangan: Kunjungan ke Basecamp Tim Enumerator Desa Bakalan

Siang menjelang sore, tepatnya pukul 14.14 WIB, usai mengikuti kunjungan Dr. Judite Goncalves dan Tim NIHR UB meninjau aktivitas di Bakalan Waste Bank (BWB) Site di Dusun Banjarsari, Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Fasilitator NIHR UB melanjutkan langkah untuk mengunjungi basecamp Tim Household (HH) Listing Desa Bakalan.

Terletak di Dusun Bakalan RT 03 RW 02, di tenggara Lapangan Sepak Bola Bakalan, basecamp ini menempati salah satu bangunan milik Yayasan Baiti Jannati. Meski telah beberapa kali dikunjungi – pada Rabu (25/06), Senin (14/07), dan terakhir Kamis (17/07) – setiap kedatangan selalu membawa cerita dan warna baru.

Menyusuri Dinamika Lapangan: Kunjungan ke Basecamp Tim Enumerator Desa Bakalan
Fasad basecamp Tim HH Listing Desa Bakalan

Tujuh Kepala, Satu Tujuan

Di dalam basecamp berlantai dua tersebut, terdapat tujuh personil Tim HH Listing yang terdiri dari 2 laki-laki dan lima perempuan. Mereka adalah para enumerator yang tergabung dalam Tim HH Listing Desa Bakalan, yang terdiri dari Atallah Daffa Jawahir, S.Sos.; Galuh Dwi Puspa Seruni, S.AB; Dian Fiqi Amaliah, A.Md.Gz; Elmi Kamilah, S.Sos.; Arief Budi Santoso, S.E.; Melati Nastiti Ningrum Abidin, SKM;  dan Ikrima Dwi Anjani, SKM.

Masing-masing membawa cerita dari lapangan – tentang data, tentang dinamika, juga tentang tantangan yang biasanya muncul di lapangan atau enumeration area (EA). Seperti komputer, masalah yang timbul terkadang sama dengan Tim HH Listing lainnya, namun solusinya kerap berbeda, karena umumnya harus menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing desa.

Namun yang jelas, semua personil Tim mempunyai tujuan yang jelas untuk melakukan pengumpulan data rumah tangga dengan dibatasi durasi waktu di EA yang bernama Desa Bakalan.

Personil Tim Desa Bakalan briefing dengan Fasilitator NIHR UB di gazebo depan basecamp

Tantangan di Balik Pintu Rumah

Menjadi enumerator bukan sekadar soal mengisi formulir atau mencatat data. Ia adalah proses menjalin kepercayaan, memahami karakter, dan kadang, menghadapi penolakan dengan senyuman.

Tantangan teknis seperti aplikasi yang lemot, data yang dobel secara tiba-tiba, hingga sistem yang error, menjadi dinamika lapangan. Bahkan, ada yang pernah menghadapi kasus data dobel lebih dari lima kali untuk satu responden.

Namun, tantangan psikologis di lapangan tak kalah berat. “Kami pernah wawancara cukup lama, tapi di tengah jalan responden berubah pikiran dan menolak dilanjutkan,” kisah salah satu anggota tim. Ada juga pengalaman diminta memasukkan data sambil berdiri karena tidak diperbolehkan masuk rumah. Bahkan, tim sempat mendapat teguran dari Kepala Desa karena belum adanya surat tugas resmi atau surat tembusan ke instansi terkait lainnya.

Belum lagi tantangan administratif dan teknis lainnya seperti pembayaran fee yang tidak diberikan per termin, hingga target wawancara yang terus bergerak, membuat lapangan menjadi ruang pembelajaran yang kompleks dan dinamis.

Enumerator laki-laki sedang wawancara dengan warga

Sisi Manis dari Lapangan

Namun, bukan hanya duka yang dirasa ketika berada di lapangan. Banyak pula cerita yang menghangatkan hati. Responden yang ramah, karakter yang beragam, dan pertemuan yang penuh makna menjadi penyemangat tersendiri.

“Setiap karakter itu mengajarkan kami sesuatu,” ujar tim. Bahkan, semangat gotong-royong dalam tim dan fasilitas yang cukup memadai di basecamp turut menambah kenyamanan kerja. Mereka tak hanya bertumbuh sebagai individu, tapi juga sebagai satu tim yang saling menguatkan.

Selain itu, pengalaman menjelajah tempat baru, membangun koneksi, dan menambah jejaring sosial menjadi bonus tersendiri dari pekerjaan ini. Lapangan telah menjadi ruang belajar yang hidup, nyata, dan penuh warna.

Enumerator perempuan sedang wawancara dengan warga

Capaian dan Harapan

Hingga kunjungan ketiga ini, Tim HH Listing Desa Bakalan telah berhasil mewawancarai 1.372 Kepala Keluarga (KK) dari total 1.656 KK yang tercatat dalam laporan desa. Sebuah progres yang patut diapresiasi di tengah segala dinamika yang mereka hadapi.

Hari semakin sore. Setelah perbincangan hangat dan pembaruan data dari tim, Fasilitator NIHR UB pun berpamitan untuk kembali ke Sekretariat SMARThealth di Kepanjen. Namun, yang tertinggal bukan sekadar data atau laporan, melainkan semangat dan ketekunan para pejuang data yang bekerja jauh dari sorotan namun memberi kontribusi nyata untuk riset dan pembangunan. *** [180725]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment