Jumat (16/05), bertempat di Ruang Tirtagangga, Hotel Tugu Malang yang sarat akan nuansa heritage, Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Mengkaji Kelayakan dan Kesesuaian Komponen Intervensi Multisektoral”.
Diskusi ini menjadi bagian dari rangkaian upaya kolaboratif untuk mengembangkan solusi terhadap masalah lingkungan dan kesehatan akibat pembakaran sampah plastik.

Acara dimulai pada pukul 08.48 WIB dengan sambutan hangat dari pembawa acara. Lagu kebangsaan Indonesia Raya mengalun dipimpin oleh Dea Aginta Karina Br Tarigan, S.AP, dan dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Ahmad Yani dari AKSI Nusantara Center Kabupaten Malang.
Koordinator Community Engagement and Involvement (CEI) NIHR UB, Dr. Rizka Amalia, S.K.Pm., M.Si, membuka acara secara resmi dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan isu lingkungan yang kompleks seperti pengelolaan sampah plastik.
Diskusi ini dihadiri 11 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, yakni Kader Lingkungan (NH. Amarudin), Forum Kader Lingkungan (Risma Yanti), AKSI Nusantara Center (Ahmad Yani), PERBANUSA (Dian Indrianto P.), Ngalam Waste Bank (Musrofin), Bank Sampah Malang (Efrida H, Yusuf Karyawan, Yeni Kristyowati), TPST 3R Mulyoagung Bersatu (Nugraha Wijayanto, S.E., M.M.), serta Pendamping Desa yang Bergerak dalam Kegiatan Bank Sampah Kabupaten Malang (M. Fajar K). Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi untuk menyuarakan pandangan mereka.

Sebelum sesi diskusi dimulai, peserta diajak menyaksikan sebuah video yang menggambarkan dampak buruk dari pembakaran sampah plastik. Polutan berbahaya seperti dioksin dan furan yang dihasilkan dari praktik ini terbukti berkontribusi pada peningkatan penyakit tidak menular (PTM) seperti gangguan pernapasan, penyakit jantung, hingga kanker.
Video ini menjadi pengantar yang kuat untuk masuk ke dalam diskusi mendalam yang dipandu oleh Sekar Aqula Salsabilla, S.AP., M.AP., mahasiswa NIHR/peneliti Bidang Kebijakan Sampah Palastik dan Pengarusutamaan Gender.
FGD berfokus pada intervensi baru bernama CARE (Community and Household Assistance for Reducing plastic waste burning with Enhanced waste management), atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Gerakan Komunitas untuk Lingkungan yang Lebih Bersih, Sehat, dan Bebas Polusi Pembakaran Sampah Plastik.

Program ini merupakan hasil dari proses kolaboratif yang melibatkan masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan, serta aktivis lingkungan, dan dirancang untuk mendorong perubahan perilaku serta memperkuat sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Tiga pertanyaan utama menjadi pusat diskusi: 1). Apakah CARE dapat membantu mengurangi dan mengatasi masalah sampah di masyarakat? Apakah sudah sesuai?, 2). Apakah ada dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh program CARE?, dan 3). Apakah program CARE bisa diterapkan dengan sumber daya yang ada, dan apakah tujuannya bisa tercapai?
Diskusi berlangsung dinamis. Para peserta tidak hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengkritisi dan menanggapi pendapat peserta lain. Ada yang menekankan pentingnya edukasi dan insentif untuk rumah tangga, sementara lainnya menyoroti perlunya payung hukum berupa peraturan desa, tantangannya dan sumber daya manusia di tingkat desa. Namun secara umum, program CARE dianggap relevan dan potensial untuk diterapkan, meskipun masih membutuhkan adaptasi sesuai konteks lokal masing-masing wilayah.

Pukul 11.21 WIB, diskusi dihentikan sementara untuk memberi kesempatan kepada peserta laki-laki menunaikan salat Jumat. Sesi dilanjutkan dengan makan siang bersama yang juga menjadi momen informal untuk bertukar gagasan lebih santai.
Tepat pukul 13.00 WIB, para peserta kembali ke Ruang Tirtagangga yang ikonik, dan diskusi ditutup pada pukul 13.59 WIB dengan semangat kolaborasi dan refleksi mendalam.
Acara ditutup pada pukul 14.00 WIB dengan sesi foto bersama antara para peserta, peneliti NIHR UB, dan panitia. Dokumentasi ini tidak hanya menandai berakhirnya acara, tetapi juga simbol komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bebas dari polusi pembakaran plastik. *** [170525]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo