Dengan adanya penambahan satu desa lagi di lingkungan kerja Puskesmas Sukomulyo, Kabupaten Gresik, dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), berimbas kepada aktivitas pelaksanaan pengumpulan data kualitatif lagi.
Hari Rabu (17/07), Tim Penelitian NIHR melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan tenaga kesehatan (nakes) dari Desa Suci, Kecamatan Manyar ditambah dengan nakes dari Puskesmas Sukomulyo serta in-depth interview dengan nakes dari Desa Suci.
Desa Suci merupakan salah satu desa yang ada di wilayah administratif Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, namun masuk wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo. Perlu diketahui, bahwa di Kecamatan Manyar ini memilki 3 Puskesmas, yakni Puskesmas Manyar, Puskesmas Sukomulyo, dan Puskesmas Sembayat.
Puskesmas Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik |
Sambil menunggu nakes yang lainnya memasuki Ruang Pertemuan Puskesmas Sukomulyo, terlebih dahulu dilakukan in-depth interview dengan salah satu nakes dari Desa Suci yang telah hadir duluan. In-depth interview (wawancara mendalam) dipandu oleh Meutia Fildzah Sharfina, SKM, MPH dari Tim Penelitiah NIHR dengan responden bidan Desa Suci Herlina, A.Md.Keb.
Dalam wawancara mendalam tersebut, juga disaksikan oleh Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop. (Manajer Program penelitian NIHR) dan Kepala Puskesmas Sukomulyo dr. Inna Widya Satvika.
In-depth interview dengan bidan Desa Suci |
Keenam orang peserta FGD tersebut terdiri dari Sri Budiarti, A.Md.Kep. (perawat Desa Suci/Ponkesdes), Siti Wulan Sari, A.Md.Kep. (Puskesmas Sukomulyo), Ummi Marhamah, S.T. (Puskesmas Sukomulyo), Agustin Nurmaya (Puskesmas Sukomulyo), Aldo Dwi Putra (Puskesmas Sukomulyo), dan Siti Shofiyah, A.Md.Kep. (Puskesmas Sukomulyo).
Dengan posisi kursi sedikit melingkar dan berjarak dekat tersebut, FGD berlangsung dari pukul 08.29 WIB hingga pukul 09.29 WIB, dan berjalan lancar dan mengalir. Dalam prosesi FGD itu, fasilitator NIHR dibantu notulis Hilda Irawati, S.Stat. dan Alifatul Nisa’, S.P. dalam dokumentasi.
FGD dengan perawat Desa Suci dan nakes dari Puskesmas Sukomulyo |
Penduduknya yang padat dengan lahan yang terbatas, mereka senang dengan adanya layanan pengangkutan sampah dengan cara bayar bulanan yang beragam. Ada yang Rp 11ribu, Rp 12ribu, dan ada juga Rp 50ribu per bulan tapi sudah mencakup untuk iuran kegiatan kampung lainnya.
Di samping itu, juga terlontar ada peserta yang bercerita bahwa di daerahnya ada yang membakar sampah di lahan kosong dan tidak rutin, umumnya dedaunan kering yang ada di lahan kosong tersebut bukan sampah rumah tangga pada umumnya.
Tempat Penampungan Sampah Sementara Desa Suci |
Beberapa peserta mengatakan bahwa bank sampah di sini berjalan dengan baik dalam pengelolaan sampah, khususnya terkait sampah plastik. Di sisi lain, ada juga peserta yang menjelaskan bahwa di desanya telah ada pemilahan sampah karena sudah mendapatkan sosialiasi. Sehingga, sampah plastik ditaruh dalam plastik kresek tersendiri.
Berhubung minimnya pembakaran sampah yang ada di daerahnya peserta, fasilitator NIHR yang memoderatori FGD ini berusaha memantik dari pemetaan wilayah bermukimya peserta dengan berdirinya sejumlah indsutri yang ada di wilayahnya. Hampir semua peserta bisa bercerita terkait industri yang ada di wilayahnya masing-masing.
Bersilaturahmi dengan Sekdes Suci |
Kemudian ketika fasilitator NIHR memantiknya dengan pertanyaan apakah menurut Bapak/Ibu nakes ada dampaknya bagi kesehatan masyarakat. Salah seorang peserta FGD mengatakan bahwa di daerah tempat tinggalnya begitu terasa pengaruh asap pabrik yang ada. Contohnya, ayahnya yang bersinggungan dengan asap pabrik di lingkungan kerja maupun lingkungan rumah, kini ia mengalami sakit pernapasan. Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit terkait paru-parunya sebelumnya.
Selesai FGD dan in-depth interview di Puskesmas Sukomulyo, Tim Penelitian NIHR mengajak perawat Desa Suci yang ikut FGD mengantarkan menjumpai Kepala Desa atau Sekretaris Desa Suci untuk bersilaturahmi dan membicarakan kegiatan dari Tim Penelitian NIHR di Desa Suci.
Warung Apung Rahmawati di Kebomas, Gresik |
Setibanya di Kantor Kepala Desa Suci, Tim Penelitian NIHR dan perawat Desa Suci diterima dengan baik oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Suci Mohammad Miftach di ruang kerja Kepala Desa. Fasilitator NIHR mengawali dengan mengutarakan maksud kedatangan Tim Penelitian NIHR sowan di Desa Suci ini, dan Sekdes Miftach pun merasa senang. Kebingungan kegiatan yang bakal digelar di Desa Suci itu pun akhirnya bisa dimengerti dan Pemerintah Desa Suci bersama perawat Sri Budiarti siap memfasilitasi dan menyiapkan personilnya pada Selasa (23/07) atau Rabu (24/07).
Usai bersilaturahmi dengan Sekdes Suci, Tim Penelitian NIHR mengantar dulu perawat Desa Suci yang motornya tadi diparkir di Puskesmas Sukomulyo sebelum balik ke basecamp. Mengingat dalam perjalanan pulang itu telah memasuki jam makan siang, maka Tim Penelitian NIHR mengajak perawat Desa Suci yang telah mengantarkan berjumpa dengan Sekdes Suci singgah dulu di Warung Aprung Rahmawati yang berada di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 109 Kebomas.
Dengan alunan musik Sunda, Tim Penelitian NIHR memesan makan siang di meja panjang bagian belakang yang dikelilingi aneka tanaman dan dua kolam ikan. Terasa benar-benar berada di saung dalam pedesaan di tlatah Sunda. *** [180724]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo