Giliran Kecamatan Wajak Jadi Ajang Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Kabupaten Malang

Agenda pertemuan Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Kabupaten Malang dilaksanakan sebanyak tiga kali. Yang pertama telah diadakan di Kecamatan Turen, dan yang kedua diselenggarakan di Kecamatan Gondanglegi.

Sedangkan untuk yang ketiga kalinya, giliran Kecamatan Wajak menjadi ajang pertemuan Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka yang diinisiasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim). Penyelenggaraannya dipusatkan di Pendopo Kecamatan Wajak yang beralamatkan di Jalan Raya Panglima Sudirman No. 96 Dusun Wajak RT 01 RW 05 Desa Wajak, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Rabu (09/06/2021).

Pembukaan Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Kecamatan Wajak

Acara orientasi dimulai pada pukul 09.12 WIB dengan dipandu oleh Master of Ceremony (MC) Fifin Ambarsari, S.Kep.Ners. Fifin yang kesehariannya sebagai PJ Promkes Puskesmas Wajak mengawali acara dengan mengucapkan selamat datang kepada semua peserta orientasi, dan kemudian membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, MC meminta kepada hadirin untuk berdiri guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Germas yang dipimpin oleh dirigen atau konduktor Radita Pravitasari, A.Md. Keb., seorang bidan desa yang berkarya di lingkungan Puskesmas Wajak.

Sambutan Kepala Puskesmas Wajak

Acara orientasi ini mengundang sebanyak 85 orang peserta yang terdiri atas 13 Kepala Desa (Kades) di wilayah administratif Kecamatan Wajak, 13 Tim Penggerak PKK (TP PKK), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Muslimat NU, perwakilan kader Posbindu dari 13 desa, dan sejumlah perangkat kecamatan serta unsur dari Puskesmas Wajak.

Usai menyanyikan dua lagu, hadiri dimohon duduk kembali. Lantas, MC memimpin doa sebelum sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Wajak drg. Hennie Noerhayati. Dalam sambutannya, Kapus Wajak mengatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) menunjukkan kencenderungan kenaikan setiap tahunnya. Salah satu upaya untuk menekan angka kesakitan adalah dengan diadakan Posbindu.

Sambutan Camat Wajak

Posbindu merupakan program nasional yang telah dipercaya untuk mewujudkan standar pelayanan minimal (SPM) dalam melakukan deteksi dini faktor risiko PTM. Menurut Kapus Wajak, di Kecamatan Wajak ini terdapat 41 Posbindu yang terdiri atas 24 Posbindu Umum, 15 Posbindu Muslimat, dan 2 Posbindu SMARThealth.

Harapan Kapus Wajak, kedepannya Posbindu SMARThealth bisa merata ke semua desa yang ada di Kecamatan Wajak.

Setelah Kapus, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Wajak Purwoto, S.Sos., M.Si. Pada kesempatan itu, Camat Purwoto mengatakan bahwa selama ini kita hanya mendengar Posyandu Balita dan Lansia saja. Sementara yang usia produktif belum tergarap dengan optmal. Inilah sesungguhnya ranah Posbindu yaitu umur 15 hingga 59 tahun.

Menyanyikan lagu Indonesia Raya

“Saya mendengar bahwa Kabupaten Malang telah menyiapkan Perbup Posbindu SMARThealth. Kabupaten lain belum berpikir, Kabupaten Malang sudah bertindak” jelas Camat Purwoto yang diikuti dengan tepuk tangan peserta orientasi.

Camat Wajak mengakui bahwa skrining PTM tidak akan terlaksana, bila tidak ada kerja samanya. Oleh karena itu, Camat Wajak berharap kepada Kades yang ada di Kecamatan Wajak untuk mau membantu dalam pelaksanaan Posbindu nantinya dengan mengalokasikan dari dana desa. Oleh karena itu, perawat maupun bidan desa serta kader Posbindu perlu melakukan komunikasi dengan Kades.

Usai memberikan sambutan, Camat Purwoto kemudian menyatakan membuka pertemuan Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Kecamatan Wajak, dan sekaligus dimulai kegiatannya.

TP PKK

Sebelum memasuki pemaparan materi 1. MC Fifin mengajak kepada semua peserta orientasi untuk mendengungkan yel-yel Germas: “Sehat, Bugar, Produktif, Jaya.”

Memasuki materi 1, MC mempersilakan kepada dr. Faridha Cahyani dari Dinkes Jatim untuk memaparkan materinya yang berjudul “Posbindu PTM Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru”. Dalam paparannya, dr. Faridha menerangkan bahwa Posbindu merupakan kegiatan pengendalian faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat yang telah menjadi program nasional. Sehingga secara teknis, Posbindu sudah berjalan. Hanya saja pada waktu didera pandemi tahun lalu, giat Posbindu sempat terhenti karena adanya pembatasan sosial.

Namun karena komorbid pada pasien konfirmasi COVID-19 Jawa Timur umumnya didominasi PTM, maka Posbindu harus mulai jalan kembali seiring membaiknya zona di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur.

Perangkat Desa di wilayah administratif Kecamatan Wajak

Pada pertemuan orientasi ini, hadirin perlu mengenal konsep adaptasi kebiasaan baru pencegahan dan pengendalian PTM agar supaya Posbindu bisa berjalan mengikuti situasi dan kondisi di masa pandemi ini.

Posbindu apa saja yang ada di Kecamatan Wajak perlu tahu situasi dan kondisi di masa pandemi ini, termasuk Posbindu Muslimat Wajak yang gaungnya telah sampai ke Provinsi. Memang diakui oleh dr. Faridha, bila mengandalkan kepada 64 petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Wajak, layanan deteksi dini faktor risiko PTM tidak akan teratasi, apalagi targetnya yang harus 100 persen.

Oleh karena itu perlu dibantu kader kesehatan yang ada di desa melalui kegiatan Posbindu, baik kader desa, Muslimat maupun sekarang yang sedang dijalankan yaitu SMARThealth. Diakui oleh dr. Faridha, Posbindu SMARThealth ini memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan Posbindu yang ada.

Panitia Orientasi berpose di akhir acara

Selesai materi 1, kemudian diteruskan dengan pemaparan materi 2 yang disampaikan oleh Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners dari Dinkes Kabupaten Malang dengan judul “Pengendalian Komorbid PTM Pada Kasus Kesakitan dan Kematian COVID-19 Dengan Program SMARThealth di Kabupaten Malang.”

Pada kesempatan itu, Nur Ani memutarkan video Posbindu SMARThealth Kepanjen kepada peserta Orientasi Posbindu Tatap Muka di Kecamatan Wajak.

Menurut Nur Ani, Posbindu SMARThealth Kepanjen sudah mandiri. Inisiatif dan komunikasi antara kader dan petugas kesehatan serta pihak kelurahan terjalin dengan erat. Di video juga terlihat kader SMARThealth langsung mengentri data dengan aplikasi SMARThealth. Selain itu, tampak juga ada dokter Puskesmasnya yang memberikan konsultasi.

Karena Bupati Malang pernah menerima penghargaan dari Menteri Kesehatan RI terkait inovasi layanan kesehatan melalui SMARThealth, maka Bupati berkomitmen untuk mereplikasi program SMARThealth secara bertahap dalam 5 tahun ini ke semua desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Malang.

Menurut Nur Ani, kenapa kita berani mengembangkan Posbindu SMARThealth? Karena kita mempunyai kader kesehatan yang banyak yang bisa dilatih dengan program SMARThealth. Jadi, harapannya tidak berhenti di Pendopo Kecamatan Wajak ini, melainkan yang hadir di sini perlu turut mensosialisasikan Posbindu SMARThealth di desanya masing-masing.

Usai materi 2, MC mengajak peserta orientasi untuk melakukan senam peregangan. Panduan senam melalui video yang disorotkan ke layar. Hadirin tinggal mengikuti gerakan-gerakan dalam video itu. Yang menarik dalam senam peregangan di Kecamatan Wajak ini, musiknya menggunakan langgam irama padang pasir.

Untuk materi selanjutnya, yaitu materi 3 diisi oleh Nova dari perwakilan BeneCheck. Pada kesempatan itu, Nova menjelaskan bahwa BeneCheck merupakan salah satu produk alat kesehatan (alkes) lewat katalalog yang menjadi rekanan Dinkes.

Oleh karena itu, Nova langsung menjelaskan produk andalannya yang terkait dengan pelaksanaan Posbindu yaitu BeneCheck Plus 3 in 1. BeneCheck Plus 3 in 1 adalah alat cek darah multi-parameter yang mampu untuk melakukan skrining kolesterol, glukosa dan asam urat hanya dengan menggunakan satu alat.

Usai materi 3 pada pukul 11.48 WIB, MC mengatakan bahwa rangkaian Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Kecamatan Wajak selesai. Dalam kesempatan itu, MC mengucapkan terima kasih kepada narasumber dan seluruh pendukung berlangsungnya kegiatan ini. Akhir kata: “Jayalah Posbindu!” *** [090612]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment