“It is the relational aspect of the interviewing process that makes it unique.” — Irving Seidman
Suasana Pustu Purwodadi yang berada di Jalan Bangorejo, Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi masih lengang, ketika Fasilitator NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) tiba di situ pada Selasa (01/07) sekitar pukul 07.26 WIB.
Kebetulan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Pustu Purwodadi sedang berada di Puskesmas Induk Jajag untuk mengikuti kegiatan rutin yang baru dimulai satu bulan terakhir: “10 Menit Peduli Kebersihan Lingkungan Kerja.”
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Selasa sebagai wujud refleksi dari pertanyaan filosofis yang menggugah: “Mengapa kita berburu jentik di luar (masyarakat), sedangkan di rumah kita (instansi kesehatan) masih ada jentik?”

Kegiatan bersih-bersih yang berlangsung dari pukul 07.15 hingga 07.25 WIB tersebut menjadi bagian dari terbentuknya budaya kerja baru di lingkungan Puskesmas Jajag dan jaringannya. Pasien yang biasa datang ke Pustu Purwodadi pun sudah memahami pola baru ini.
Sebuah ungkapan motivasional yang cukup populer di kalangan nakes turut mempertegas komitmen mereka: “Kebersihan jempol, pelayanan gaspol.”
Pukul 08.00 WIB, para nakes kembali ke Pustu Purwodadi dan menyambut Fasilitator NIHR UB yang telah menunggu. Agenda utama hari itu adalah wawancara mendalam (in-depth interview) dan wawancara berbasis kuesioner (terstruktur), sebagai bagian dari formative study dalam kerangka penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

In-depth interview dilakukan dengan menggunakan Lampiran 4: Panduan Wawancara untuk Petugas Kesehatan Masyarakat, sedangkan wawancara kuesioner mengacu pada Lampiran 2: Kuesioner Penilaian Kesiapan Fasilitas Kesehatan.
Wawancara berlangsung penuh nuansa keterbukaan dan saling percaya, selaras dengan pemikiran Irving Seidman, seorang profesor emeritus penelitian kualitatif dan pendidikan guru sekolah menengah di School of Education, Universitas Massachusetts:
“It is the relational aspect of the interviewing process that makes it unique” (Aspek relasional dari proses wawancaralah yang membuatnya unik).

Dalam suasana hangat dan kolaboratif tersebut, Fasilitator NIHR UB berdialog langsung dengan Kepala Pustu (Kapustu) Purwodadi, Angga Mardika, A.Md.Kep. untuk sesi wawancara mendalam. Sedangkan dua bidan, Ida Masitoh, S.Keb. dan Anis Novianti, A.Md.Keb., membantu dalam pelaksanaan wawancara kuesioner. Nakes lainnya yang hadir pada hari itu antara lain Ibnu Utomo, A.Md.Kes., Ari Setyorini, A.Md.Keb. dan Oktavia Ayu, A.Md.Keb.
Setelah sesi dengan para nakes, Fasilitator NIHR UB juga melakukan in-depth interview dengan kader ILP (Integrasi Layanan Primer) Desa Purwodadi, Susi Agustina, yang memberikan perspektif berbeda dari komunitas.
Seluruh rangkaian wawancara, baik mendalam maupun berbasis kuesioner, berlangsung selama tiga jam lebih delapan belas menit. Beberapa kali proses wawancara diselingi oleh aktivitas pelayanan, mengingat Kapustu Angga juga bertugas merawat pasien yang periksa di Pustu Purwodadi.

Meski begitu, kondisi ini justru menciptakan suasana lebih alami dan rileks, di mana percakapan berkembang tidak hanya secara formal, tetapi juga menyentuh aspek personal dan nilai-nilai kerja para nakes.
Hari kedua formative study ini menjadi gambaran nyata tentang dedikasi nakes yang dikenal dengan Team JAIL (Jujur, Amanah, Ikhlas, Loyal) di lini terdepan pelayanan kesehatan. Tak hanya menjalankan tugas, mereka juga sedang membangun budaya kerja yang sehat, bersih, dan berintegritas – dari dalam, hingga luar.
Selama tiga jam lebih melakukan in-depth interview dan wawancara berbasis kuesioner, akhirnya Fasilitator NIHR UB berpamitan dan melanjutkan langkah menuju ke Pustu Wringinrejo guna melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan di Pustu Purwodadi, dan atas bantuan Kapustu Purwodadi yang menghubungi Kapustu Wringinrejo terlebih dahulu, Fasilitator bisa berjumpa dengannya. *** [040725]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo