Wawancara Mendalam dan Biasa dengan Kapustu Wringinrejo

“Pewawancara harus mendengarkan dengan saksama untuk menilai kemajuan wawancara dan tetap waspada terhadap isyarat tentang cara memajukan wawancara sebagaimana diperlukan.” — Irving Seidman

Langit mulai meninggi ketika Fasilitator NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) menyelesaikan sesi wawancara mendalam dan wawancara berbasis kuesioner di Pustu Purwodadi pada Selasa (01/07).

Seperti yang telah direncanakan, langkah berikutnya adalah Pustu Wringinrejo. Berbekal semangat yang sama, Fasilitator NIHR UB bersiap melanjutkan perjalanan setelah terlebih dahulu dibantu oleh Kapustu Purwodadi, Angga Mardika, A,Md.Kep. untuk menghubungi Kepala Pustu Wringinrejo.

Koordinasi ini penting, mengingat tujuan kunjungan di kedua tempat adalah serupa, yakni menggali informasi mendalam mengenai fasilitas pelayanan kesehatan di tingkat dasar, seperti Puskesmas Pembantu (Pustu).

Wawancara Mendalam dan Biasa dengan Kapustu Wringinrejo
Pustu Wringinrejo berada di Dusun Krajan, Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi

Dengan jasa layanan GoRide, Fasilitator NIHR UB menumpangi Yamaha NMAX yang dikemudikan oleh Memet Ansori – petugas dari Gojek setempat. Perjalanan sepanjang 13 kilometer itu terasa lancar dan tenang, menjadi jeda reflektif sebelum memasuki sesi wawancara berikutnya.

Tiba di Pustu Wringinrejo tepat pukul 12.32 WIB, Fasilitator NIHR UB disambut langsung oleh Kepala Pustu, Dodi Setiawan, A.Md.Kep., yang telah mengetahui maksud kedatangan dari komunikasi sebelumnya.

Suasana Pustu Wringinrejo bersahaja dan berhalaman luas. Yang berada di Pustu Wringinrejo tinggal Kapustu Dodi Setiawan, sehingga berbagai dan nuansa interaksi terasa lebih personal dan bersahabat serta terasa nyaman.

Kapustu Wringinrejo melengkapi jawaban dalam Lampiran 2: Kuesioner Penilaian Kesiapan Fasilitas Kesehatan

Wawancara dilakukan di ruangan kerja yang sekaligus berfungsi sebagai kendali pusat layanan harian. Seperti di Pustu sebelumnya, Fasilitator NIHR UB menggunakan Lampiran 4: Panduan Wawancara untuk Petugas Kesehatan Masyarakat dalam sesi wawancara mendalam, serta Lampiran 2: Kuesioner Penilaian Kesiapan Fasilitas Kesehatan untuk sesi berbasis kuesioner.

Selama hampir dua jam, percakapan berjalan dalam irama yang tenang namun penuh makna. Kapustu menjawab dengan santai, namun penuh refleksi, menunjukkan pemahaman yang dalam terhadap kondisi dan tantangan pelayanan kesehatan di wilayahnya.

Kondisi Pustu Wringinrejo selaku tempat kerja memberi warna tersendiri dalam proses wawancara. Tidak ada batasan formalitas yang kaku, namun tetap menjaga profesionalitas diskusi. Di sinilah kekuatan metode wawancara mendalam (in-depth interview) menemukan tempatnya. Seperti yang dikatakan Irving Seidman, Profesor Emeritus dari Universitas Massachusetts Amherst, Amherst Center (UMass Amherst):

Jadwal Petugas Pustu Wringinrejo

Interviewers must listen hard to assess the progress of the interview and to stay alert for cues about how to move the interview forward as necessary” (Pewawancara harus mendengarkan dengan saksama untuk menilai kemajuan wawancara dan tetap waspada terhadap isyarat tentang cara memajukan wawancara sebagaimana diperlukan).

Fasilitator NIHR UB tampak tidak hanya mencatat jawaban, tetapi benar-benar menyelami dalam percakapan – menyimak, mengamati, dan menyesuaikan alur berdasarkan dinamika yang muncul selama wawancara. Proses ini bukan hanya tentang mengumpulkan data, melainkan memahami konteks kehidupan dan kerja narasumber.

Lebih jauh, Seidman menekankan bahwa:

The most important personal characteristic interviewers must have is a genuine interest in other people” (Karakteristik pribadi terpenting yang harus dimiliki pewawancara adalah ketertarikan yang tulus pada orang lain).

Jadwal Imunisasi Bayi dan Anak di Pustu Wringinrejo

Kutipan ini merangkum esensi wawancara sebagai proses relasional. Hasrat untuk benar-benar memahami pengalaman dan perspektif narasumber tidak hanya memperdalam kualitas data, tetapi juga menciptakan ruang aman bagi narasumber untuk membuka diri. Kepercayaan tumbuh, dan dari sanalah informasi-informasi bernilai muncul—bukan sekadar apa yang terucap, tetapi apa yang tersirat dan terasa.

Wawancara di Pustu Wringinrejo pun selesai menjelang sore. Fasilitator NIHR UB berpamitan setelah mengumpulkan catatan berharga dari seorang Kepala Pustu yang menjalani profesinya bukan hanya sebagai pekerjaan, tapi juga sebagai bentuk pengabdian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari.

Sebuah momen sederhana namun penuh arti – menegaskan kembali bahwa di balik data, ada cerita; dan di balik cerita, ada wajah-wajah yang menjalankan peran penting dalam sistem kesehatan negeri ini. *** [050725]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment