Jelang Monitoring, Tim RISPRO DIPI AREEMA Adakan Curah Pendapat Di UB Guest House

Kedatangan Prof. Delvac Oceandy, MD, Ph.D dari University of Manchester, Inggris, dalam diskusi pengembangan aplikasi AREEMA sebagai persiapan monitoring internal RISPRO (Riset Inovatif Produktif) membawa greget tersendiri.

Kepakarannya sebagai ahli stem cell memberikan semangat dalam diskusi bersama Tim RISPRO DIPI AREEMA (selanjutnya disebut Tim RISPRO). Kebetulan dalam skema RISPRO ini, Prof. Delvac kerap menjadi join-call dalam kolaborasi internasional.

Kegiatan yang diselenggarakan di Citrus Room Lantai 2 UB Guest House, milik Universitas Brawijaya (UB) ini dihadiri 9 personil Tim RISPRO ditambah dengan Dra. Diana Lyrawati, Apt., M.Kes., Ph.D. (Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/FKUB).

Opening speech dari Ketua RISPRO DIPi AREEMA

Kesembilan personil Tim RISPRO itu terdiri dari Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D (Ketua Tim) dan 8 anggotanya, seperti Ismiarta Anukranda, S.T., M.Sc, Ph.D, dr. Holipah, Ph.D, Muhammad Ainurrohman, SKM, M.Kes, Rindi Ardika Melsalasa Sahputri, M.M., Elmi Kamilah, S.Sos, Indah Rakhmawati, S.T., Ivan Yulfrian, dan penulis.

Tim RISPRO ini terbentuk untuk menjalankan penelitian SMARThealth COVID-19: an innovative multifaceted mobile technology for community mitigation management in rural Indonesia dari pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), sebuah lembaga pengelola dana abadi untuk mendanai beasiswa atau hibah penelitian yang berada di bawah pengawasan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Di Citrus Room itu, kita melakukan brainstorming. Secara sederhana, brainstorming adalah cara atau teknik mengumpulkan gagasan atau ide untuk mencari solusi dari masalah tertentu. Wikipedia mengartikan brainstorming sebagai curah pendapat, di mana anggota kelompok berupaya mencari penyelesaian atas suatu masalah dengan mengumpulkan gagasan-gagasan yang ada secara spontan.

Acara diskusi ini dimulai pada pukul 10.17 WIB dengan dipandu langsung oleh Ketua Tim RISPRO Sujarwoto. Dalam opening speech, Sujarwoto mengucapkan terima kasih atas kedatangan Prof. Delvac dalam diskusi aplikasi AREEMA.

Suasana diskusi sebelum ishoma di Citrus Room UB Guest House

Dalam diskusi ini, tambah Sujarwoto, diharapkan tumbuh riset-riset baru dari apa yang bisa dilanjutkan dari penelitian sebelumnya dengan proposal baru. Kemudian Sujarwoto mempersilakan Tim RISPRO untuk berdiskusi dengan Prof. Delvac terlebih dahulu, dan ia mohon izin sekitar 1,5 jam untuk menghadiri pertemuan AQAS (Agency for Quality Assurance by Accreditation of Study).

Kebetulan pada hari Selasa (07/02/2023) ini, AQAS melakukan visitasi akreditasi internasional di kampus UB. AQAS sendiri merupakan lembaga independen untuk penjaminan kualitas suatu program studi yang berbasis di Jerman.

Acara pun kemudian dilanjutkan dengan pemaparan aplikasi AREEMA oleh Ismiarta Anukranda dari FILKOM UB. Pada kesempatan itu, Ismiarta menjelaskan AREEMA sebagai aplikasi pedukung skrining COVID-19.

Ia pun menerangkan platform dan versi yang dipergunakan dalan aplikasi tersebut yang bisa berjalan dalam AREEMA Mobile dan AREEMA Web. Penggunaan aplikasi AREEMA dengan menggunakan handphone (HP) oleh kader kesehatan terlatih itu untuk melakukan input data profil responden, skrining, dan melihat kondisi responden setelah diskrining.

Pemaparan Ketua Tim RISPRO usai ishoma

Aplikasi ini sebenarnya sudah uji coba secara terbatas berkali-kali, namun kemudian ada update aplikasi. Hal ini disebabkan dalam tata laksana yang termaktub dalam Permenkes yang baru berubah, dan situasi di lapangan juga berbeda. Jadi menurut Ismiarta, dalam pengembangan aplikasi ini masih terus berjalan hingga sekarang termasuk mengatasi loading yang terkadang berjalan lambat (lemot).

Selesai pemaparan, lalu langsung berdiskusi. Pada kesempatan ini, Prof. Delvac menyoroti sejumlah perkembangan aplikasinya, dan sekaligus mewanti-wanti agar dalam setiap kuesionernya itu punya referensi indikator yang jelas, misalnya long COVID.

Selain itu, Prof. Delvac juga menyarankan agar dalam aplikasi tersebut ditambahkan decision support, karena advis medis itu perlu dalam decision, misalnya responden itu memiliki risiko yang diakibatkan  oleh komorbid.

Usai diskusi dari hasil paparan aplikasi tersebut, acara diisi dengan ishoma (istirahat, sholat, makan) selama satu jam. Tempat makannya ditempatkan di lobby depan Citrus Room. Ada sop, nasi putih, balado tempe, perkedel, ayam goreng, dan balado daging serta es teller.

Suasana diskusi setelah ishoma di Citrus Room UB Guest House

Sehabis ishoma, Tim RISPRO kembali memasuki Citrus Room dan acara dilanjutkan dengan penjelasan dari Ketua Tim RISPRO Sujarwoto. Menurut Sujarwoto, kita saat ini sedang menjalani RISPRO LPDP Tahap 2.

Pada tahap 2 ini, kita sudah melakukan pelatihan survei pengetahuan, sikap dan perilaku kader dan masyarakat tentang COVID-19 di 4 desa intervensi dan 4 desa kontrol. Terus 2 publish yang diminta LPDP, kita sudah publish 1 dan yang satunya sedang direview.

Yang belum dikerjakan dalam tahap 2 ini adalah uji coba aplikasi AREEMA karena ada update variabel yang disesuaikan dengan aturan yang baru. Oleh karena itu, kita minta extend 6 bulan untuk memastikan aplikasi AREEMA bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Dari diskusi yang diisi dengan ngobrol santai ini ternyata telah menimbulkan banyak ide. Ide terkait untuk membuat penelitian berikutnya, dan ide untuk menulis di jurnal internasional dari data 10.000 responden yang sebentar lagi selesai. Acara pun kemudian ditutup pada pukul 14.17 WIB. *** [070223]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo
Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment