Kelurahan Kepanjen kembali mencatatkan langkah maju dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Kali ini, wilayah yang berada di jantung Kabupaten Malang tersebut terpilih sebagai lokasi pilot project program National Institute for Health Research (NIHR), yang digagas oleh Tim Peneliti NIHR Universitas Brawijaya (UB).
Penunjukan ini bukan sekadar Kelurahan Kepanjen pernah menjadi salah satu locus dalam implementasi program SMARThealth, namun juga karena kader kesehatannya yang telah mendapatkan pelatihan SMARThealth tersebut mampu menjaga eksistensi kegiatannya hingga saat ini secara mandiri.

Program NIHR ini sendiri merupakan pengembangan dari sistem SMARThealth yang telah lebih dulu diterapkan. Boleh dikata program ini sebagai SMARThealth Plus. Program ini menghadirkan pendekatan baru dalam pelayanan kesehatan berbasis komunitas dengan menambahkan fitur skrining penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan COPD (chronic obstructive pulmonary disease) melalui metode PUMA Score.
Penambahan ini memungkinkan kader untuk melakukan skrining risiko penyakit paru secara lebih dini dan akurat, sehingga bisa langsung dirujuk ke layanan kesehatan yang lebih tinggi jika diperlukan.

Selama dua hari, mereka mendapatkan pelatihan intensif dari Tim Peneliti NIHR UB di Ruang Pertemuan Lantai 2 Kantor Kelurahan Kepanjen yang beralamatkan di Jalan Sultan Agung No. 2 RT 06 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang – sebuah kesempatan langka yang membuka wawasan baru dalam sistem deteksi dan penanganan dini penyakit tidak menular (PTM).
Pelatihan pertama dilaksanakan pada hari Senin (21/04), dan acara dimulai pada pukul 09.30 WIB dengan Master of Ceremony (MC) Fildzah Cindra Yunita, S.Kep., MPH mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta pelatihan.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Centre Head NIHR UB Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP. Dalam sambutannya itu, Prof. Andarini menjelaskan gambaran umum mengenai pelatihan yang diikuti kader ini dan outputnya.
Kemudian usai sambutan dari Prof. Andarini, acara disambung dengan sambutan dari Lurah Kepanjen Bobby Setya Abdi, S.STP, M.M. Pada kesempatan itu, Lurah Bobby berterima kasih karena kader kesehatan Kelurahan Kepanjen masih mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan hari ini mendapatkan penguatan peran kader terkait PHC dari Tim Peneliti NIHR UB.

Setelah itu, acara diteruskan dengan melakukan foto bersama sebelum Lurah Kepanjen meninggalkan tempat karena ada tugas lain yang harus diselesaikan, dan setelahnya kader mendapatkan pre-test terlebih dahulu sebelum mendapatkan materi dari dr. Harun Al Rasyid, MPH.
Pada hari pertama pelatihan ini, para kader mendapatkan pembekalan materi seputar deteksi dini PTM, yang menjadi fokus penting dalam pendekatan Primary Health Care (PHC). Penyakit seperti kardiovaskular (Cardiovascular Disease) dan penyakit paru obstruktif kronik (COPD) menjadi pokok bahasan utama, mengingat tingginya angka risiko di masyarakat.

Tak hanya teori, pelatihan ini juga menitikberatkan pada praktik langsung. Para peserta diajarkan teknik pengukuran antropometri, cara mengukur tekanan darah, menghitung laju pernapasan, menggunakan alat oksimetri untuk mengukur kadar oksigen dalam darah, serta melakukan pemeriksaan kadar gula darah.
Dalam praktik, lima kader akan melakukan semua teknik pengukuran. Latihan pertama di Pos 1: Antropometri (tinggi/berat badan dan lingkar perut) dilakukan oleh kader Agustin Shintowati dengan didampingi Hilda Irawati, S.Stat.

Kemudian untuk Pos 2: Tekanan Darah, pengukurannya dilakukan oleh kader Kristin Mariana dengan dipandu oleh dr. Ayunda Dewi Jayanti Jilan Putri, M.Sc. Lalu, Pos 3: Laju Pernapasan, dipraktikkan terlebih dahulu oleh kader Sumarmi Warto Dewo yang dipantau oleh dr. Devita Rahmani Ratri, M.Sc.
Pos 4: Oksimetri dilakukan oleh kader Rusmini yang didampingi MC Fildzah, dan Pos 5: Glukosa dijalankan oleh kader Ninik Kartini dan langsung dipandu oleh narasumber, yaitu dr. Harun.
Setelah menjalankan awal berdasarkan asal RW yang disesuaikan dengan Pos, kemudian kader akan berputar untuk mencoba melakukan pengukuran yang berbeda. Sehingga, semua lini diharapkan harus dikuasai oleh kader secara keseluruhan.

Kegiatan pelatihan kader ini bertujuan memperkuat peran kader sebagai garda terdepan dalam skrining kesehatan dasar di lingkungan tempat tinggal mereka, yang nantinya akan diimplementasikan dalam piloting selama 6 minggu di Kelurahan Kepanjen.
Dengan pelatihan hari pertama ini, para kader diharapkan mampu mengenali gejala awal PTM dan melakukan tindakan preventif sedini mungkin, demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kelurahan Kepanjen. *** [230425]