Jam menunjukkan pukul dua belas lewat dua puluh lima menit. Di halaman Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, udara cukup panas. Mentari sedang berada di atas ubun-ubun kepala. Tiba-tiba mobil Toyota Fortuner warna putih berhenti tepat di depan pintu masuk gedung Dinkes.
Mobil itu membawa peneliti lanjut usia (lansia), Dr. Elisabeth Schröder-Buterfill, B.A., M.Sc., D.Phil, dari University of Southampton, Inggris, dan asisten lapangannya. Selain itu, tampak Team Leader SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) menemaninya berkunjung ke Dinkes Kabupaten Malang. Mereka disambut oleh sejumlah staf dari Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (PTM Keswa) di Ruang Pertemuan Kepala Dinkes.
Kunjungan Elisabeth ini dalam rangka mengetahui program SMARThealth di Kabupaten Malang dan sekaligus berdiskusi perihal lansia, terutama menyangkut hasil penelitiannya di Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Peneliti Lansia berpose bersama Tim SMARThealth UB, Seksi PTM Keswa, dan Seksi Keehatan Keluarga dan Gizi |
Ia meneliti tentang dukungan keluarga antargenerasi; kerentanan di usia tua; hubungan keluarga, kekerabatan dan jaringan masyarakat dalam pemberian dukungan; jenis kelamin dan penuaan; pengasuhan dan dampak ketergantungan pada identitas sosial; peran tak memiliki anak dan stratifikasi sosial dalam membentuk akses ke dukungan dan perawatan di kemudian hari; serta dampak migrasi pada jaringan keluarga.
Dalam diskusi dengan Seksi PTM Keswa yang notabene Tim SMARThealth Dinkes dipandu oleh Team Leader SMARThealth UB Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D. Mengawali diskusi, Sujarwoto mengenalkan satu persatu staf PTM Keswa yang mengelola program replikasi SMARThealth di Kabupaten Malang, yaitu Candra Hernawan, S.Kom, Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners, Gatot Sujono, S.St., M.Pd, Kristina Dewi, A.Md.Keb, dan Bastamil Anwar Aziz, S.Kep. Ners. Sedangkan, Tim SMARThealth UB lainnya baru dikenalkan menjelang foto bersama di luar ruang pertemuan.
Staf Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi beri gambaran program Lansia |
Penelitian ini dimulai pada 2019 dengan menggunakan pendekatan etnografis dan kualitatif di lima provinsi, yakni Sumatera Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur (Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang), dan NTT (Alor). Waktunya tinggal tujuh bulan lagi dan terus melakukan diseminasi. Perlunya diseminasi adalah untuk memberi manfaat kepada masyarakat.
Selain membicarakan diseminasi, Elisabeth juga antusias ingin tahu kiprah kader dalam program SMARThealth. Karena ke depannya, penelitian lansia mengarah kepada penguatan caregiver. Ia ingin seperti program SMARThealth, agar supaya program lansia bisa berjalan dengan baik dan berkontribusi pada kesehatan.
Diskusi di Ruang Pertemuan Kadinkes |
Karena masalah Posyandu Lansia masuk dalam Bidang Kesehatan Masyarakat, maka dalam diskusi juga menghadirkan bagian Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Restu Meida, S.Kep. Ners. Diskusi ini adalah permulaan saja. Nanti selanjutnya akan diagendakan untuk formalitasnya agar bisa berkiprah dalam penelitian lansia di Kabupaten Malang.
Menurut rencana, Elisabeth akan ke Indonesia lagi sekitar bulan November. Agendanya selain mempersiapkan diseminasi juga akan melakukan pembahasan awal penelitian berikutnya di Indonesia. *** [070722]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo