Kunjungan Tim NIHR UB Ke Basecamp Tim Enumerator Di Desa Purwodadi

Perhatian adalah bentuk cinta yang paling langka dan murni.” — Simone Weil

Sebelum sowan ke kediaman Kepala Desa Wringinrejo di malam hari, Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) lebih dulu mengisi siang mereka dengan berkunjung ke basecamp Tim Enumerator Purwodadi yang terletak di Dusun Gembolo RT 06 RW 01, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Jaraknya dari basecamp Tamanagung, tempat transit seluruh Tim Enumerator ketika tiba di Kabubaten Banyuwangi, menuju Purwodadi sekitar 9,2 kilometer. Rutenya, dimulai dari basecamp Tamanagung menuju ke barat hingga Jalan Genteng lalu melaju ke Jalan Taman Agung dan Jalan Cemetuk.

Setelahnya, kendaraan diarahkan ke Jalan Banyuwangi atau yang juga dikenal sebagai jalur Genteng Kulon-Jajag-Benculuk. Perjalanan dilanjutkan menyusuri Jalan Panglima Besar Sudirman hingga tiba di Jalan Juanda. Dari perempatan, terus belok ke arah Jalan Gembolo.

Kunjungan Tim NIHR UB Ke Basecamp Tim Enumerator Di Desa Purwodadi
Basecamp Tim Enumerator Purwodadi di Dusun Gembolo RT 06 RW 01 Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi

Rumah kontrakan milik Heri yang digunakan sebagai basecamp ini terlihat nyaman dan luas. Bangunannya cocok sebagai tempat tinggal di lapangan bagi delapan personil Tim Enumerator, yang terdiri dari Mega Wrida Silvia, SKM; Yuli Sriwahyuni, S.T.; M. Wisnu Nafiri, S.E.; Iqbal Darmawan, S.Sos.; Naylil Nur Amalya Putri, S.Sos.; Anika Arum Sari, SKM; Winda Cahyani, S.Tr.Gz, Rd; dan Nur Muhammad Musyafak, S.Kep.Ners.

Selain memiliki ruangan yang lega di dalam, halaman basecamp pun tampak longgar. Di halaman belakang tumbuh tanaman markisa (Passiflora edulis) yang tengah berbuah, sementara halaman depannya dipenuhi deretan polibag pembibitan ubi yakon (Smallanthus sonchifolius).

Ubi yakon merupakan tanaman umbi-umbian dari Amerika Selatan yang kini mulai dibudidayakan karena manfaat kesehatannya, terutama sebagai sumber prebiotik alami. Harganya pun cukup baik: bibit dari umbi per kilogram bisa mencapai Rp250.000,- menjadikan halaman basecamp ini bukan sekadar tempat singgah, tetapi juga ruang hidup yang produktif.

Tim Enumerator Purwodadi berpose dengan Tim NIHR UB di serambi basecamp

Kehadiran Tim NIHR UB – Fildzah Cindra Yunita, S.Kep.Ners, Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop., Meutia Fildzah Sharfira, SKM, MPH, dan Fasilitator NIHR UB – di basecamp bukan tangan kosong belaka. Mereka datang membawa sejumlah kasur dan bantal yang baru dibeli dari KDS Genteng, pusat perbelanjaan milik Kurnia Damai Sejati. Bantuan ini menjadi simbol dukungan terhadap kenyamanan kerja Tim Enumerator, yang menjalankan tugas mereka di lapangan (field work).

Selama kurang lebih 20 menit, percakapan ringan namun bermakna terjadi. Canda, tanya jawab seputar proses pengumpulan data, hingga sekadar menanyakan kabar sehari-hari, menjadi bagian dari kunjungan yang membangun solidaritas ini. Setelah berpamitan, Tim NIHR UB melanjutkan agenda berikutnya.

Dalam dunia kerja lapangan, seperti Household (HH) Listing untuk penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) ini, terkadang perhatian sederhana justru menjadi fondasi moral yang kokoh. Seperti yang dikatakan filsuf Prancis, Simone Weil, “Attention is the rarest and purest form of generosity” (Perhatian adalah bentuk cinta yang paling langka dan murni).

Dan kunjungan singkat ini, dengan seluruh kerendahan hati dan ketulusannya, adalah perhatian dalam bentuk terbaik. *** [190625]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment