Tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan jika kita bekerja bersama. Dalam konteks pengelolaan sampah plastik dan peningkatan kesehatan masyarakat, kesadaran akan pentingnya kerja sama adalah langkah pertama yang sangat krusial.
Mengenali masalah bersama bukan hanya sekadar mengidentifikasi tantangan, tetapi juga membuka ruang untuk berbagi solusi. Setiap masalah yang kita hadapi memiliki dimensi yang lebih luas, dan dengan melibatkan berbagai pihak, kita dapat menggali lebih dalam potensi penyelesaian yang ada. Saat kita berbagi masalah, kita juga berbagi solusi.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan sampah plastik dan kesehatan masyarakat, penting untuk menyadari bahwa tantangan ini tidak bisa diselesaikan secara sendiri-sendiri. Kenapa kita harus bersama? Karena pengetahuan tentang kondisi lokal dan permasalahan sampah berada di tangan masyarakat itu sendiri. Masyarakat memiliki kearifan lokal. Solusi yang tepat dan berkelanjutan hanya bisa ditemukan apabila kita menggali solusi-solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan memberdayakan mereka dalam perencanaan dan implementasinya.

Workshop Kreasi Bersama yang diselenggarakan oleh Tim Peneliti NIHR Global Health Research Centre for Non Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) Universitas Brawijaya (UB) selama 2 hari di Aston Inn Batu ini bertujuan untuk merumuskan solusi bersama, memfasilitasi diskusi lintas sektoral, dan menyatukan berbagai pihak — mulai dari komunitas, tenaga kesehatan, pemerintah desa dan pemerintah kecamatan sebagai pemangku kepentingan utama — untuk bersama-sama menciptakan strategi yang efektif dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Melalui pendekatan ini, kita bisa memastikan bahwa solusi yang dihasilkan relevan, mudah diimplementasikan, dan dapat diterima oleh masyarakat.
Pada hari pertama workshop di hari Jumat (07/02), kegiatan difokuskan pada mengenali masalah bersama. Setiap peserta akan diajak untuk berbagi pandangan tentang tantangan yang dihadapi terkait dengan pengelolaan sampah plastik di daerah masing-masing.
Workshop di hari pertama ini sempat molor waktu mulainya. Acara ini dimulai pada pukul 09.21 WIB dengan diawali ucapan selamat datang kepada peserta workshop oleh Master of Ceremony (MC) Putrianti Adinda Salsabila, dan kemudian dilanjutkan dengan membacakan susunan acaranya.

Setelah itu, peserta workshop dipersilakan untuk berdiri guna menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh Dea Aginta Karina Br Tarigan, S.AP., dengan diiringi musiknya yang diputar dan disorotkan ke dalam layar besar yang berdampingan dengan mimbar.
Usai menyanyikan lagu kebangsaan, Centre Head NIHR-GHRC NCDs & EC Prof. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes., Sp.KKLP memberikan opening speech mengenai Workshop Kreasi Bersama: Membangun Strategi Lintas Sektoral Pengelolaan Sampah (Plastik) dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
Menurut Prof. Andarini, workshop ini merupakan kesempatan emas bagi kita semua untuk berbagi pengalaman, mendiskusikan tantangan, serta menemukan soslusi inovatif yang dapat diterapkan di tingkat komunitas.

Selesai opening speech, acara dilanjutkan dengan pemaparan Multi Sectoral Intervention (MSI) yang disampaikan oleh Research Program NIHR-GHRC NCDs & EC Sujarwoto, S.IP., M.Si., MPA, Ph.D. Pada kesempatan itu, Sujarwoto menjelaskan apa yang akan kita lakukan bersama-sama pada dua hari ini.
“Dua hari ini, kita akan merumuskan solusi bersama, dan kegiatan hari 1 ini kita akan mengenali masalah bersama,” jelas Sujarwoto di hadapan peserta workshop.
Pukul 09.46 WIB, Koordinator Tim CEI yang sekaligus Direktur Percik Salatiga Haryani Saptaningtyas, S.P., M.Sc., Ph.D dan Dr. phil. Anton Novenanto, S.Sos., M.A. secara bergantian memandu jalannya sesi perkenalan dan pembentukan tim perumus. Setelah itu, Sekar Aqila Salsabilla, S.AP., M.AP memandu para peserta workshop untuk menuliskan harapan dan tantangan.

Pukul 10.15 WIB Sujarwoto melanjutkan dengan paparan hasil kajian. Dalam pemaparannya itu, Sujarwoto menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan; rembug bersama di Hotel Tugu Malang (02/10/2024); serta usulan warga dan usulan pemerintah.
Selesai paparan hasil kajian, acara diisi ishoma (istirahat, sholat, makan) selama 2 jam, karena peserta laki-laki ada yang harus menunaikan sholat Jumat di masjid dan dilanjutkan dengan makan siang The Kitchen Aston Inn Lantai 8.
Pukul 13.10 WIB, peserta memasuki kembali Ruang Pertemuan Panderman 5 & 6 Lantai 2. Acara dilanjutkan dengan Diskusi Outcome/Impian dan Aktivitas Kunci: Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat yang disampaikan oleh Tim CEI yang juga Wakil Direktur Percik Salatiga Damar Waskitojati, S.Kom., M.Si.

Pada kesempatan itu, Damar menerangkan outcome/impian bersama, model pengelolaan sampah di Kabupaten Malang, pembelajaran dari beberapa praktik pengelolaan sampah, dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok (60 menit).
Diskusi kelompok ini, pembagiannya berdasarkan kecamatan. Kecamatan Pagak berada di Ruang Meeting Panderman 6, dan Kecamatan Bululawang berada di Ruang Meeting Panderman 5. Diskusi tersebut berdasarkan outcome/impian yang telah disepakati: bagaimana cara untuk mewujudkan masing-masing outcome/impian tersebut?; kenapa cara tersebut yang dipilih?; dan prasyarat kondisi seperti apa yang dibutuhkan agar cara tersebut berjalan?
Pada sesi “Mengenali Masalah Bersama” dalam workshop ini, kita akan membuka ruang untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan keberhasilan yang telah dialami oleh berbagai pihak. Diskusi ini bertujuan untuk menciptakan pemahaman bersama tentang isu sampah plastik dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab kolektif untuk mencari solusi yang saling mendukung. Dengan komitmen bersama, kita bisa merumuskan langkah-langkah strategis yang lebih tepat sasaran untuk masa depan yang lebih bersih dan sehat. *** [080225]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo