Mengurai Analisis Kebijakan dan Jendela Pengaruh pada Hari Kedua Writing Workshop

Setelah pada hari pertama Writing Workshop peserta dibekali keterampilan praktis menulis lay summary, summary box, dan policy brief untuk advokasi oleh Laura Downey, Ph.D dari The George Institute for Global Health (TGI) Australia, hari kedua workshop berlanjut dengan materi yang tak kalah strategis. Pada Jumat (12/12), Laura memfokuskan sesi pelatihan pada Policy Analysis – actors, processes, importance, dan window of influence.

Acara dimulai pukul 09.20 IST di Renaissance Hall Lantai 2, The Golkonda Resorts & Spa, Hyderabad, India. Dalam paparannya, Laura menjelaskan bahwa analisis kebijakan merupakan proses pemeriksaan dan evaluasi berbagai pilihan untuk mengatasi persoalan publik.

Mengurai Analisis Kebijakan dan Jendela Pengaruh pada Hari Kedua Writing Workshop
Peserta Writing Workshop hari kedua dari NIHR UB Malang bertanya dalam sesi Policy Analysis – actors, processes, importance, dan window of influence

Proses ini melibatkan interaksi kompleks antara beragam aktor dan mekanisme pengambilan keputusan, serta menjadi fondasi penting dalam merumuskan kebijakan pemerintah yang efektif, efisien, dan berkeadilan.

Salah satu konsep kunci yang ditekankan adalah “jendela pengaruh” (window of influence) atau “jendela kebijakan” (policy window), yakni momentum singkat ketika sebuah gagasan, bukti ilmiah, atau rekomendasi kebijakan memiliki peluang besar untuk mendapatkan perhatian dan diterima oleh para pengambil keputusan. Pada sesi ini, Laura secara khusus menyoroti policy analysis dalam konteks kebijakan kesehatan (health policy).

“Bagaimana cara diseminasi health policy agar dapat diterima oleh policy maker?” menjadi pertanyaan sentral yang dibahas. Diskusi pun berlangsung dinamis dengan sejumlah penanya, di antaranya Dr. Chris Mary Kurian (TGI India), Raissa Manika Puspaningtias, S.Keb.Bd., M.Sc. (NIHR Universitas Brawijaya), serta Alexandra Olid Stepanhuk (Imperial College London).

Peserta Writing Workshop Hari Kedua (Jumat, 12/12) di Renaissance Hall, The Golkonda Resorts & Spa, Hyderabad, India

Pukul 10.01 IST, peserta menikmati tea break, sebelum sesi dilanjutkan pada 10.15 IST dengan topik Developing Infographic Summaries. Sesi ini dibuka oleh Sarah Iqbal dari TGI India dengan presentasi berjudul “Communicating Research through Infographics.” Rangkaian materinya mencakup tinjauan ulang pembelajaran sesi sebelumnya, pengembangan infografik untuk berbagai audiens, pemaparan infografik hasil kerja tim, hingga diskusi dan penutup.

Presentasi berikutnya disampaikan oleh Raja Maarthi dari Sri Ramachandra Institute of Higher Education and Research (SRIHER), Chennai, dengan topik “Heat Action Plan: Insights from Andhra Pradesh.” Sesi kemudian dilanjutkan oleh Srilakhsmi (SRIHER) melalui presentasi “Digital Capacity Assessment – Andhra Pradesh.”

Dalam paparannya, field facilitator NIHR Universitas Brawijaya baru mengetahui bahwa ASHA (Accredited Social Health Activists) merupakan istilah bagi kader kesehatan di India – peran yang setara dengan kader kesehatan di Indonesia.

Presentasi peserta dari TGI India

Menariknya, setiap presentasi dari ketiga institusi tersebut selalu diawali dengan komentar dan umpan balik dari Laura Downey sebelum sesi tanya jawab dibuka, menjadikan diskusi semakin reflektif dan aplikatif.

Pukul 11.05 IST, rangkaian Writing Workshop di dalam ruangan resmi berakhir dan dilanjutkan dengan sesi mentoring. Para mentor yang terlibat pada hari kedua ini antara lain Dr. Christopher Millett (Imperial College London), Dr. Asri Maharani (University of Manchester), Dr. Vidhya Venugopla (TGI India), Laura Downey (TGI Australia), serta Alexandra Olid (Imperial College London).

Di penghujung agenda akademik, pukul 13.20 IST, field facilitator NIHR UB bersama Ismiarta Aknuranda, S.T., M.Sc., Ph.D – akrab disapa Pak Tatang – menunaikan salat Jumat.

Presentasi peserta dari SRIHER Chennai, India

Karena masjid terdekat dari The Golkonda Resorts & Spa belum dibuka, keduanya menuju Jama Masjid Golkonda Fort. Usai salat Jumat, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Golkonda Fort yang berdiri megah di seberang masjid – sebuah heritage journey yang menutup hari kedua Writing Workshop dengan refleksi sejarah di tengah rampungnya agenda ilmiah.

Hari kedua Writing Workshop pun menjadi ruang penting untuk tidak hanya mengasah kemampuan analisis dan komunikasi kebijakan, tetapi juga memahami kapan dan bagaimana ilmu pengetahuan dapat bertransformasi menjadi kebijakan yang berdampak nyata. *** [161225]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment