Langit sedikit mendung menyambut Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brwaijaya (UB), ketika berada di rumah kader photovoice Lidya Mas’idah di Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, pada Senin (19/05) sekitar pukul 10.16 WIB.
Selain menjadi titik koordinat pertama yang dikunjungi oleh Tim NIHR UB – Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop., Sekar Aqula Salsabilla, S.AP, M.AP, Dwi Sari Puspaningtyas, MSPH, dan saya – pemilik rumahnya yang menjadi kader photovoice tersebut juga akan memandu perjalanan identifikasi titik koordinat dan koordinasi pemasangan sensor udara di titik koordinat lainnya yang telah ditentukan Tim Nafas Indonesia.

Lima titik koordinat yang ditentukan menyebar di empat dusun yang ada di wilayah administrasi Desa Krebet Senggrong, yang meliputi Trunajaya 2, Trunajaya 1, Krapyak Jaya, dan Demang Jaya 1.
Kunjungan pertama diawali di rumah kader photovoice Lidya Mas’idah yang berlokasi di Dusun Trunajaya 2 RT 23 RW 06. Dari sana, Tim NIHR UB bersama kader photovoice NIHR melanjutkan ke Dusun Trunajaya 1 (Sentulan) RT 20 RW 05, di mana TK Muslimat NU 10 Al-Khoiriyah tersebut masih memiliki sedikit ruang terbuka dan pepohonan masih cukup mendominasi, khususnya kebun tebu.

Titik ketiga dan keempat menyasar wilayah Dusun Krapyak Jaya, masing-masing di RT 17 RW 04 dan RT 13 RW 03, kawasan yang berada lebih dekat dengan pusat pemerintahan Desa Krebet Senggrong dan aktivitas harian warga.
Terakhir, Tim NIHR UB menyelesaikan misi pemetaan di Dusun Demang Jaya 1 RT 09 RW 02, titik strategis yang berada di keramaian. Selain dekat dengan Jalan Raya Bululawang – Gondanglegi juga merupakan kawasan pesantren dengan pemandangan hilir mudik para santri.
Seluruh aktivitas pemetaan titik koordinat ini berlangsung bersamaan dengan koordinasi pemasangan perangkat sensor udara oleh Tim NIHR UB. Tujuannya agar dalam pemasangan nantinya, teknisi Nafas Indonesia tinggal melakukan pemasangan saja, sehingga fokus pada instalasi alatnya.

Proses identifikasi, konfirmasi lokasi hingga dokumentasi dilakukan secara teliti demi menjamin bahwa sensor benar-benar dapat merekam data kualitas udara secara akurat dan berkelanjutan. Tepat pada pukul 13.17 WIB, tugas dalam identifikasi titik koordinat dan koordinasi pemasangan sensor udara telah rampung.
Namun cerita belum berhenti. Sebelum melanjutkan agenda ke desa tetangga, yaitu Desa Krebet, Tim NIHR UB mendapat sajian hidangan makan siang di rumah kader photovoice Lidya Mas’udah. Di rumahnya yang luas, tersedia hidangan makan siang yang mengguncang perut.

Ada sop segar yang pas kala disantap di siang hari, ayam goreng beraroma rempah, tempe goreng dan perkedel hangat, serta sambal pedas yang menuntaskan rasa. Hidangan sederhana, tapi penuh makna – mengisi kembali energi yang terkuras oleh cuaca gerah (sumuk) dan langkah-langkah panjang.
Sembari menyantap makan siang, suasana akrab terbangun. Sumuk yang terasa seakan menguap bersama gelak tawa kecil yang hadir di meja makan. Hal ini seperti konsep solidaritas sosial milik Émile Durkheim (1858 – 1917), sosiolog Prancis, bahwa kekuatan sebuah masyarakat terletak pada kemampuannya membangun solidaritas, bahkan dari hal-hal yang tampak sederhana sekalipun. *** [200525]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo