“La pollution de l’air est un problème environnemental, ainsi que sanitaire, social, et économique. Une action collaborative est nécessaire pour que nos communautés et notre planète puissent prospérer de front.” — Meelan Thondoo, Anthropologist and Researcher, MRC Epidemiology Unit, University of Cambridge, United Kingdom.
Setelah menyelesaikan proses identifikasi titik koordinat dan koordinasi pemasangan sensor udara di Desa Krebet Senggrong, Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) langsung melanjutkan aktivitas serupa di desa tetangganya, yaitu Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, pada Senin (19/05).
Desa ini merupakan salah satu dari enam enumeration area (EA) dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), yang meneliti hubungan antara perubahan lingkungan dan penyakit tidak menular (PTM) di Kabubaten Malang.
Pekerjaan dimulai sejak siang sekitar pukul 14.15 WIB, dan berlangsung hingga malam hari sekitar 19.49 WIB. Totalnya selama lima jam lebih menjelajah desa, dari mentari masih bercahaya hingga malam menjelang.

Tim NIHR UB – Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop, Sekar Aqila Salsabilla, S.AP, M.AP, Dwi Sari Puspaningtyas, MSPH, dan saya – melakukan identifikasi dan koordinasi pemasangan sensor udara di enam titik koordinat yang tersebar di tiga dusun, yakni Bulupayung, Blambangan, dan Krajan.
Di Dusun Bulupayung, terdapat tiga titik: dua sensor rencana berada di RT 40 RW 07 dan satu sensor di RT 31 RW 07. Sementara itu. Di Dusun Blambangan, sensor udara akan dipasang di satu titik, yaitu RT 25 RW 06. Sedangkan, yang di Dusun Krajan, sensor udara akan ditempatkan di lokasi strategis dan publik, yaitu Ponkesdes Krebet (RT 16 RW 04) dan Kantor Desa Krebet (RT 08 RW 03).
Selama proses koordinasi di Desa Krebet, Tim NIHR UB didampingi oleh kader photovoice Lilik Ati, yang turut membantu komunikasi dengan warga setempat. Ketika malam menjelang, pendampingan dilanjutkan oleh staf Desa Kebet M. Halim.

Sempat terjadi kendala pada titik pemasangan paling selatan Desa Krebet. Lokasi yang semula direncanakan harus ditinjau ulang karena sempat diragukan keberadaan penghuninya di malam hari. Namun setelah dilakukan pengecekan langsung, ternyata lokasi tersebut memang berpenghuni, sehingga keputusan awal dipertahankan.
Usai menjelajah lima titik di Desa Krebet, Tim NIHR UB menyempatkan diri menyelesaikan satu titik sensor yang tertinggal di Desa Bakalan. Titik ini sempat tertunda sejak Sabtu (17/05) karena kepala keluarganya tidak berada di tempat.
“La pollution de l’air est un problème environnemental, ainsi que sanitaire, social, et économique. Une action collaborative est nécessaire pour que nos communautés et notre planète puissent prospérer de front.” – Meelan Thondoo, Anthropologist and Researcher, MRC Epidemiology Unit, University of Cambridge, United Kingdom. “Polusi udara merupakan masalah lingkungan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Aksi kolaboratif diperlukan agar masyarakat dan planet kita dapat berkembang bersama.”

Polusi udara tidak mengenal batas — bahkan di dalam tubuh Anda sendiri, kata pakar kesehatan masyarakat María Neira. Dikutip dari laman TED, dalam ceramahnya Neira menjelaskan bagaimana partikel mikroskopis dan bahan kimia yang Anda hirup memengaruhi semua organ utama Anda (termasuk otak Anda) dan menyerukan kepada masyarakat dan mereka yang berkuasa untuk mengambil tindakan guna menghentikan sumber polusi.
Dengan berakhirnya identifikasi dan koordinasi pemasangan sensor udara di enam titik koordinat di Desa Krebet dan ditambah satu titik koordinat di Desa Bakalan, berarti 47 identifikasi dan koordinasi pemasangan sensor udara di enam EA (Sumberejo, Tlogorejo, Pagak, Bakalan, Krebet Senggrong, Krebet) ditambah dengan satu alat sensor udara di Kepanjen, maka pada Senin (19/05) proses identifikasi dan koordinasi pemasangan sensor udara di Kabupaten Malang telah berhasil diselesaikan oleh Tim NIHR UB.
Langkah ini menjadi bagian penting dalam pemantauan kualitas udara untuk mendukung penelitian yang memiliki dampak terhadap kesehatan masyarakat. Tim NIHR UB terus bergerak, mengumpulkan data demi udara yang lebih sehat dan kehidupan yang lebih baik.
Karena, udara yang bersih adalah fondasi kesehatan manusia. Tanpa kualitas udara yang baik, upaya pencegahan penyakit tidak pernah akan optimal. *** [210525]
Oleh: Budiarto Eko Kusumo | Editor: Budiarto Eko Kusumo