Menyusuri Data di Desa Tamanagung: Tim NIHR UB Lakukan Observasi Terhadap Enumerator di Lapangan

Siang itu, Selasa (17/06), bakda Dhuhur, dua orang enumerator, yaitu Fahmi Ahmad Fauzan, S.Sos. dan Mochamad Sibaweh, S.Pd., memulai perjalanan mereka ke Dusun Krajan RT 03 RW 02, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi.

Lokasi yang cukup jauh dari basecamp tak menyurutkan semangat mereka untuk melanjutkan misi pengumpulan data Household Listing (HH Listing) dalam rangkaian kegiatan penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC).

Dua orang Tim NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB) – Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop. dan Fasilitator NIHR UB – turut serta dalam perjalanan HH Listing ini, menyaksikan langsung dinamika proses pengumpulan data dari rumah ke rumah. Tujuan kali ini adalah rumah Ketua RT setempat, Bambang Sukoco.

HH Listing di rumah Ketua RT

Setelah bertanya pada warga sekitar, Tim Enumerator menemukan rumah yang dimaksud. Sebuah rumah berhalaman luas, berada di lingkungan yang cukup teduh dan asri karena banyak tanaman yang menghiasinya.

Pintu rumah dibuka oleh seorang wanita muda berkacamata yang kemudian diketahui sebagai istri Ketua RT. Dengan ramah, ia mempersilakan Tim Enumerator masuk dan segera mengambil motor listrik untuk menjemput suaminya yang sedang berada di sawah.

Sambil menunggu Ketua RT tiba, Tim Enumerator dan Tim NIHR UB berbincang ringan dengan orangtua Ketua RT. Obrolan berlangsung santai dalam suasana semilir angin yang sepoi-sepoi. Rumah Ketua RT ini menghadap ke timur dalam lokasi tusuk sate. Halama depannya terlihat ada pohon durian (Durio zibethinus) yang rindang. Di samping rumah, tampak subur pohon cabe Jawa (Piper retrofractum), sebuah tanaman yang belakangan diketahui cukup potensial secara ekonomi di wilayah ini.

Begitu Ketua RT Bambang Sukoco tiba dan berganti pakaian, ia langsung menyambut kehadiran para enumerator dan Tim NIHR UB dengan ramah. Ia mengaku sudah mengetahui maksud kedatangan tim, berkat pemberitahuan yang disampaikan Kamituwo melalui grup WhatsApp Dusun Krajan.

Menyusuri Data di Desa Tamanagung: Tim NIHR UB Lakukan Observasi Terhadap Enumerator di Lapangan
Ketua RT selaku Kepala Rumah Tangga membaca dan menandatangani informed consent sebelum dilakukan wawancara

Proses pun berjalan lancar. Enumerator mengulangi maksud dan tujuan HH Listing, kemudian memulai wawancara sesuai protokol. Yang diwawancara pertama adalah Ketua RT selaku Kepala Rumah Tangga, baru kemudian menyusul istrinya dan anggota rumah tangga yang lainnya.

Tim NIHR UB mencermati dengan saksama bagaimana para enumerator menjalankan tugas mereka. Dari proses mencari rumah sasaran, memperkenalkan diri, membangun komunikasi, hingga masuk pada inti wawancara. Setiap langkah terlihat sistematis, namun tetap mengedepankan pendekatan yang sopan dan membumi.

Di sela-sela wawancara, obrolan ringan turut memperkaya pemahaman tentang karakteristik sosial-ekonomi Desa Tamanagung. Misalnya saja, diketahui bahwa pola tanam di Dusun Krajan mengikuti siklus padi – padi – tembakau dalam setahun.

Terdapat setidaknya 38 anggota Kelompok Tani Dewi Sri yang rutin menanam tembakau sebagai salah satu komoditas utama. Selain tembakau, cabe Jawa juga menjadi tanaman andalan warga. Harga jual cabe Jawa kering mencapai Rp100.000 per kilogram—nilai yang cukup menjanjikan bagi petani lokal.

Istri Kepala Rumah Tangga turut serta diwawancara

Pukul 13.32 WIB, setelah kurang lebih 44 menit berada di rumah Ketua RT, Tim NIHR UB berpamitan. Langkah demi langkah kembali ditapaki menuju basecamp, membawa serta catatan-catatan kecil dari lapangan – bukan hanya tentang data, tetapi juga tentang kehidupan yang menyertainya.

Observasi Tim NIHR UB di lapangan bukan sekadar pengawasan, tetapi investasi dalam kualitas data. Dengan memastikan enumerator bekerja sesuai prosedur, dapat meminimalkan kesalahan dan meningkatkan keandalan hasil penelitian. Proses ini juga memperkuat kapasitas enumerator melalui umpan balik konstruktif, sehingga meningkatkan efektivitas pengumpulan data di masa depan.

Dengan demikian, observasi terhadap enumerator di lapangan adalah langkah krusial yang tidak boleh diabaikan dalam setiap proyek penelitian berbasis survei atau wawancara. Seperti kata pepatah, “Data yang buruk lebih berbahaya ketimbang tidak ada data”, dan enumerator yang terlatih serta termotivasi adalah garda terdepan untuk mencegahnya. *** [210625]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment