Pada tanggal 23 April 2023, Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Enviromental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur” pernah melakukan in-depth interview di Kantor Desa Sumberejo, yang kala itu masih berada di Jalan Pertukangan, Dusun Bandarangin.
Lalu, Kamis (02/05) pagi yang cerah dengan semilir angin sepoi-sepoi, Tim Penelitian NIHR kembali berkunjung ke Kantor Balai Desa Sumberejo untuk mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan anggota komunitas. Namun, ternyata Kantor Balai Desa Sumberejo telah pindah ke tempat yang baru, yang lebih luas dan lebih megah dari sebelumnya.
Menurut Kepala Desa Sumberejo, H. Amsori, sejak Senin (29/04) perangkat desa melakukan boyongan ke gedung yang baru yang berada di sebelah barat Lapangan Rajawali yang beralamatkan di Jalan Ganjaran, Dusun Bandarangin, Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Jaraknya dari Kantor Desa Sumberejo yang lama sekitar 1 kilometer.
Rombongan Tim Penelitian NIHR diterima oleh Kades dan Sekdes Sumberejo di Ruang Pertemuan sementara Balai Desa |
Selain itu, dalam rombongan Tim Penelitian NIHR dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) ini juga terlihat Tim Penelitian NIHR dari Yayasan Percik Salatiga (YPS), Christina Arief T. Mupuni, S.H., M.I.K., perawat Desa Sumberejo Hari Purnomo, S.Kep.Ners, dan 2 personil dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, yakni Imam Ghozali, S.Kep.Ners. dan Gatot Sujono, S.ST, M.Pd.
Rombongan Tim Penelitian NIHR tersebut dibagi tugasnya. Empat anggota Tim Penelitian NIHR bertugas menyelenggarakan FGD dengan anggota komunitas, dan 4 enumerator bertugas melakukan wawancara karakteristik masyarakat (Indonesia NIHR Formative Assessment 2024: Community Characteristics) dan pengamatan langsung (Indonesia NIHR Formative Assessment 2024: Direct Observations).
Peserta dipersilakan membaca informed consent terlebih dahulu sebelum FGD dimulai |
Setelah itu, mulailah rombongan mengerjakan tugasnya. Dalam FGD dengan anggota komunitas, bertindak sebagai moderator adalah Sujarwoto, penyimak urutan pertanyaan dilakukan oleh Serius Miliyani, perekam FGD dan dokumentasi adalah Meutia Fildzah, dan saya menjadi notulen FGD.
FGD ini diikuti oleh anggota komunitas yang terdiri dari 2 orang perangkat desa, 3 orang tokoh masyarakat, dan 2 orang pasien Penyakit Tidak Menular (PTM). Mereka berasal dari 3 dusun yang ada di Desa Sumberejo, yaitu Dusun Bendo, Bekur, dan Bandarangin.
Suasana FGD anggota komunitas di Balai Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak |
Berbeda dengan prosesi FGD anggota komunitas yang dilangsungkan di Ruang Pertemuan sementara Balai Desa Sumberejo, enumerator mewawancarai Sekretaris Desa Lutfi Asy’ari tentang kharakteristik masyarakat di ruang sebelahnya yang digunakan untuk kantoran staf Balai Desa Sumberejo.
Begitu FGD anggota komunitas selesai, mereka ingin ikut pengamatan langsung bersama enumerator dan 2 staf Dinkes Kabupaten Malang, keliling Desa Sumberejo untuk mengisi kuesioner pengamatan langsung, sementara saya ditinggal karena akan menjadi notulen untuk FGD berikutnya, yaitu FGD Photovoice bersama Christina Arief T. Mumpuni di Ruang Pertemuan sementara. *** [020524]
Oleh: Budiarto Eko KusumoEditor: Budiarto Eko Kusumo