Pelatihan Fisiologi Paru dan Penggunaan Alat Spirometri di RSSA: Kolaborasi Ilmiah untuk Penguatan Layanan Puskesmas

Selama dua hari, Rabu (23/04) dan Jumat (25/04), Ruang Kahuripan Gedung Graha Puspa Lantai 4 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang menjadi saksi penyelenggaraan “Pelatihan Fisiologi Paru dan Alat Kesehatan Spirometri” yang diselenggarakan oleh Tim Peneliti NIHR (National Institute for Health and Care Research) Universitas Brawijaya (UB).
Kegiatan ini dirancang sebagai bagian dari program penelitian kesehatan bertitel “NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC)” yang akan dijalankan di Kabupaten Malang.
Pelatihan ini secara khusus ditujukan bagi dokter dan perawat dari Puskesmas Kepanjen (diwakili dr. Erla Devita Sari dan Suliastiami, S.Kep.Ners), yang telah ditetapkan sebagai wilayah piloting dari program NIHR UB sebelum memasuki main survey di 6 desa yang ada di Kabupaten Malang, yaitu 3 desa di wilayah kerja Puskesmas Pagak (Sumberejo, Pagak, Tlogorejo) dan 3 desa di wilayah kerja Puskesmas Bululawang (Bakalan, Krebet Senggrong, Krebet).

Pelatihan Fisiologi Paru dan Penggunaan Alat Spirometri di RSSA: Kolaborasi Ilmiah untuk Penguatan Layanan Puskesmas
Peserta Pelatihan Fisiologi Paru dan Alat Kesehatan Spirometri berpose dengan narasumber dan Tim Peneliti NIHR UB


Tujuan utama pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas layanan kesehatan primer dalam mendeteksi dan menangani penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) secara dini, dengan dukungan alat spirometri untuk pencatatan kesehatan pasien.
Sebagai narasumber utama dalam pelatihan ini adalah dua orang dokter spesialis dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Divisi Asma, PPOK dan Penyakit Saluran Napas, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) – RSSA, yakni Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K) dan dr. Ilham Revan Ananda, Sp.P.
Keduanya merupakan praktisi dan akademisi berpengalaman yang aktif dalam pengembangan keilmuan dan pelayanan pulmonologi di RSSA, yang beralamatkan di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 2 Kota Malang ini dikenal sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama FKUB.

Dokter dan perawat dari Puskesmas Kepanjen mengisi pre-test sebelum materi


“Penggunaan spirometri secara tepat dapat menjadi kunci dalam skrining awal penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) maupun asma. Kami ingin memastikan bahwa tenaga kesehatan di lini pertama, yakni di puskesmas, memiliki kompetensi yang memadai dalam melakukan pemeriksaan dan interpretasinya, seperti dalam penelitian NIHR ini,” ujar Dr. Santhy dalam sambutannya.
Selain sebagai bagian dari implementasi penelitian, pelatihan ini juga menjadi wahana pembelajaran praktis bagi 2 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru UB – dr. Aditya Josua Elvon dan dr. Natalia Yobeanto , yang turut hadir dan terlibat dalam sesi pendampingan peserta pelatihan. Ini menjadi salah satu bentuk sinergi antara pendidikan, penelitian, dan pelayanan yang menjadi visi utama dari FKUB dan RSSA.
Fokus pelatihan di hari pertama adalah fisiologi paru dan penggunaan alat spirometri. Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.37 WIB tersebut diawali dengan pemaparan 6 materi yang disampaikan secara bergantian antara Dr. Santhy dan dr. Revan dihadapan dokter dan perawat Puskesmas Kepanjen, PPDS Paru UB maupun Tim Peneliti NIHR UB.

Tenaga kesehatan (dokter dan perawat) Puskesmas Kepanjen bersama PPDS Paru UB Ikuti Kuliah Perparuan dari Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K) di Ruang Pertemuan Kahuripan Gedung Graha Puspa Lantai 4 RSSA Malang


Keenam materi tersebut meliputi “Basic Anatomy and Physiology of the Lung and Respiratory System”, “Basic Principles of Lung Function Tests”, “Introduction and Interpretation of Spirometry Test”, “Obstruction, Restriction, and Mixed Disorder in Spirometry”, “Basic Principles of How to Maintain the Spirometer and its Equipment”, serta “Demo dan Pengenalan Alat Spirometri.”
Pada saat demo alat spirometri di hari pertama, dr. Revan mencoba mengenalkan spirometer dari ENDO yang sudah lebih canggih. Spirometer adalah alat untuk mengukur fungsi paru seperti kapasitas vital paksa (Forced Vital Capacity/FVC), volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (Forced Expiratory Volume in one second/FEV1), dan lain-lain menyangkut tes spirometri. Alat ini digunakan dalam diagnosis dan pemantauan penyakit paru seperti asma, PPOK, dan fibrosis paru.
Pada kesempatan itu, dr. Revan bersama Dr. Santhy mengajarkan dan mempraktekkan cara memasang, cara mengoperasikan, membaca grafik, dan cara melepas spirometer dan mengembalikannya ke dalam kardusnya seperti semula usai spirometri.

Tenaga kesehatan (dokter dan perawat) Puskesmas Kepanjen ikuti demo dan penggunaan alat spirometri yang dipandu oleh dr. Ilham Revan Ananda, Sp.P dengan pemeran pasien mahasiswa PPDS Paru UB


Penggunaan spirometer yang tepat dan interpretasi hasil yang akurat, diharapkan deteksi dini gangguan pernapasan di tingkat puskesmas dapat meningkat, sehingga intervensi medis dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Dengan semangat kolaborasi lintas sektor, pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan model layanan pernapasan berbasis komunitas yang aplikatif dan berkelanjutan.
Kegiatan pelatihan ini menjadi salah satu langkah awal dalam upaya integrasi riset dan pengabdian kepada masyarakat berbasis akademik, serta menjadi tonggak sinergi antara institusi pendidikan, rumah sakit rujukan, dan fasilitas kesehatan primer. *** [270425]

Oleh: Budiarto Eko Kusumo     |     Editor: Budiarto Eko Kusumo

Leave a Comment